Seiring bertambahnya usia, psikis dan fisik manusia akan mengalami penurunan. Penurunan psisis ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengatur emosi, lebih sensitif, cemas, dan sebagainya.
Sementara itu, penurunan fisik ditandai dengan penurunan fisik anggota badan serta organ di dalamnya. Salah satunya adalah mata.
Akan tetapi, usia bukan satu-satunya hal yang dapat menyebabkan menurunnya fungsi mata, melainkan dipicu juga oleh penyakit mata yang mempengaruhi penglihatan.
Sebut saja, glaukoma. Tahukah kalian apa itu glaukoma? Glaukoma adalah penyakit mata yang sering disebut juga sebagai si pencuri penglihatan.
Namun, ketahuilah bahwa glaukoma tidak hanya terjadi pada lansia lho! Anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa juga dapat menderitanya.
Jadi, pengetahuan tentang glaukoma rasanya penting untuk diulas guna menjadi upaya preventif. Ingin tahu lebih lanjut tentang glaucoma? Kita bahas bersama, yuk!
Apa Itu Glaukoma?
Glaukoma adalah suatu penyakit atau gangguan mata yang diakibatkan oleh matinya saraf optik pada bagian belakang mata.
Menurut American Academy of Ophthalmology, glaukoma terjadi karena adanya penumpukan cairan pada mata bagian depan sehingga cairan ini menimbulkan tekanan pada mata dan merusak saraf optik.
Penumpukan cairan tersebut adalah hasil dari tersumbatnya saluran drainase (untuk menyerap aqueous humor) sehingga cairan menumpuk dan menenkan bola mata. Penyakit mata ini akan mempengaruhi fungsi penglihatan secara perlahan.
Tidak hanya itu, glaucoma yang terlambat terdeteksi mungkin akan menyebabkan hilangnya penglihatan secara permanen sebab gejalanya tidak menimbulkan nyeri.
Oleh karenanya, melakukan pemeriksaan mata secara berkala dapat membantu mencegah mata kita kehilangan penglihatan.
Jenis Glaukoma
Glaukoma menjadi ancaman serius bagi mata kita, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, sebanyakn 1,8 juta penduduk Indonesia mengalami kebutaan akibat gangguan mata glaukoma.
Di samping itu, gangguan mata ini merupakan penyebab kebutaan terbesar nomor dua di dunia setelah katarak dengan persentase sekitar 2,78%.
Akan tetapi, dari banyaknya jumlah penderitanya, ada dua jenis glaukoma yang biasa diderita, di antaranya adalah:
1. Glaukoma Open-Angel
Cairan mata yang seharusnya dialirkan melalui saluran drainase, justru tersumbat dan menyebabkan penumpukan cairan atau aqueous humor pada mata bagian depan.
Kemudian, penumpukan ini meningkatkan tekanan pada bola mata hingga menekan saraf optik pada bagian belakang mata.
Sebenarnya, tekanan pada saraf optik tidak langsung mematikan saraf tersebut melainkan membuatnya perlahan-lahan melemah hingga benar-benar mati.
Akan tetapi, hal tersebut tidak menimbulkan rasa nyeri atau tidak nyaman pada mata sehingga seringkali terdeteksi ketika sudah parah.
Meskipun tidak menimbulkan gejala, penglihatan mungkin akan terganggu dengan dimulainya hilangnya penglihatan tepi atau peripheral vision hingga ke bagian penglihatan pusat atau central. Perlu diketahui juga bahwa glaucoma open-angel merupakan jenis glaukoma yang paling sering terjadi.
2. Glaukoma Angel-Closure atau Close-Angel
Berbeda dari jenis sebelumnya, glaukoma angel-closure terjadi karena posisi iris mata mendekati saluran drainase sehingga cairan mata menumpuk secara tiba-tiba. Nahasmya, apabila saluran tersebut tertutup seluruhnya, maka akan meningkatkan tekanan mata dengan cepat.
Jenis glaucoma yang satu ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kebutaan secara tiba-tiba dan tergolong keadaan gawat darurat sehingga disebut juga sebagai acute attack atau serangan akut.
Pertolongan oleh dokter mata sangat dibutuhkan sesegera mungkin sebab dapat mengakibatkan kebutaan permanen.
Selain itu, adapun beberapa gejala yang menyertai angel-closure glaucoma antara lain seperti:
- Penglihatan buram secara tiba-tiba
- Nyeri mata yang teramat sangat
- Sakit kepala
- Mual
- Muntah
- Melihat cincin pelangi pada saat melihat cahaya
Faktor Risiko Glaukoma
Setiap orang dapat mengalami gangguan mata, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Namun, ada sebuah istilah faktor risiko atau faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan suatu penyakit untuk berkembang, termasuk glaukoma.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ada bebrapa faktor risiko glaukoma, seperti:
- Berusia 40 tahun ke atas
- Memiliki anggota keluarga yang menderita glaukoma
- Berasal dari ras Asia dan Afrika
- Tekanan mata cenderung tinggi
- Pernah mengalami trauma pada mata
- Mendrita rabun jauh atau rabun dekat parah
- Menjalani pengobatan steroid dalam jangka waktu yang lama
- Kornea mata bagian tengan cenderung lebih tipis
- Penyempitan pembuluh darah atau vasospasme
- Kondisi kesehatan tertentu seperti hipertensi, hipotensi, diabetes, dan kelaianan kardiovasular.
Apakah Glaukoma Dapat Disembuhkan?
Mungkin banyak dari kita yang bertanya-tanya apakah glaukoma dapat disembuhkan layaknya katarak.
Sayangnya, glaukoma tidak dapat disembuhkan bahkan melalui tindak bedah operasi sekalipun bahkan dapat menyebabkan hilangnya penglihatan secara permanen.
Hal ini disebabkan karena gangguan mata ini langsung menyerang saraf optik atau saraf mata bagian belakang mata.
Tekanan yang ditimbulkan oleh mata bagian depan membuat saraf tersebut lemah dan lama kelamaan mati apabila tidak ditangani dengan segera.
Oleh karenanya, penderita glaukoma hanya bisa mencegah perkembangannya saja supaya tidak bertambah parah dan mempertahankan fungsi pengihatan yang masih bekerja dengan baik.
Adapun tindakan yang biasanya dilakukan untuk mencegah perkembangan glaucoma, di antaranya adalah:
- Pemberian obat-obatan
Dokter mata mungkin akan memberikan obat-obatan untuk mencegah glaucoma berkembang lebih lanjut.
Umumnya, obat-obatan ini berfungsi untuk mengurangi produksi cairan pada bola mata atau melancarkan drainase cairan tersebut guna menghindari penumpukan cairan.
Penderita harus menjalani pengobatan ini dalam jangka waktu yang lama untuk mencegah glaucoma berkembang di kemudian hari. Sehingga, penderitanya harus rutin melalukan kontrol dan pemeriksaan mata oleh dokter mata.
- Laser
Tindakan ini dilakukan apabila pemberian obat tidak berefek apapun pada glaucoma yang diderita. Ada dua jenis tindakan laser yang biasanya dilakukan, yaitu trabeculoplasty (untuk open-angel glaucoma)dan iriotomy. (untuk angel-closure glaucoma).
- Operasi
Operasi dilakukan untuk mengurangi tekanan pada bola mata apabila pencegahan melalui obat-obatan dan laser tidak membuahkan hasil.
Selain itu, penderita glaukoma dengan tekanan bola mata yang parah atau sangat tinggi disertai dengan kerusakan mata progresif mungkin akan disarankan untuk menjalani tindak bedah operasi.
Cara Mencegah Glaukoma
Tingginya persentase angka terjadinya glaucoma menjadi pengingat bersama bahwa penyakit mata yang satu ini perlu diwaspadai, terutama bagi orang-orang yang masuk ke dalam faktor risiko glaukoma. Namun, rasa waspada juga harus diikuti dengan tindakan pencegahannya.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjadi salah satu institusi yang selalu menghimbau masyarakat Indonesia pada khususnya tentang bahaya glaukoma yang dapat menyebabkan kebutaan permanen. Menurutnya, ada beberapa cara mencegah glaukoma yang dapat kita lakukan, seperti:
1. Pemeriksaan Mata Secara Berkala
Glaukoma kerap kali disebut juga dengan silent thief of sight atau pencuri pengihatan. Mengapa demikian?
Sebab, glaucoma biasanya muncul tanpa gejala pada tahap awal. Sehingga, pemeriksaan mata secara rutin dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya glaukoma.
Skrining atau pemeriksaan harus dilakukan secara rutin supaya glaucoma dapat segera ditangani andaikan pada hasilnya terdeteksi penyakit mata tersebut.
Bagaimanapun, ada beberapa pemeriksaan yang direkomendasikan berdasarkan usia, yaitu:
- Di bawah 40 tahun. Untuk kelompok usia di bawah 40 tahun disarankan utuk emlakukan skrining atau pemeriskaan mata setidaknya setiap 2-4 tahun sekali.
- Di atas 40 tahun. Orang-orang yang berusia lebih dari 40 tahun direkomendasikan untuk memeriksakan mata setiap 2 tahun sekali.
- Keluarga dengan riwayat glaukoma. Apabila memiliki anggota keluarga yang menderita glaukoma, sebaiknya skrining dilakukan setiap 1 tahun sekali.
2. Mengonsumsi Makanan Bergizi
Mencegah glaukoma juga harus dilakukan dari dalam tubuh. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi untuk mata seperti vitamin A, C, lutein, zeaxanthin, omega-3, dan sebagainya.
Kandungan tersebut dapat dengan mudah kita temukan pada sayuran berdaun hijau tua misalnya kale dan bayam, brokoli, wortel, paprika, jeruk, blueberry, bilberry, ikan salmon, telur, dan jenis kacang-kacangan.
3. Mengonsumsi Vitamin Mata
Vitamin mata diformulasikan untuk membantu kita memenuhi asupan nutrisi yang baik untuk mata. Salah satunya adalah vitamin mata Eyebost.
Diperkaya dengan bahan-bahan alami tinggi akan kandungan lutein seperti bunga marigold, wortel, dan bilberry, membuat Eyebost berperan dalam memelihara kesehatan mata.
Eyebost juga disertai dengan flavour blueberry yang menjadikannya lebih segar. Selain itu, madu asli digunakan sebagai pemanis alami sehingga aman dikonsumsi secara rutin bahkan untuk anak-anak dan penderita diabetes sekalipun.
4. Ketahui Riwayat Kesehatan Keluarga
Memiliki keluarga yang menderita glaucoma adalah salah satu faktor risiko glaucoma. Dengan mengetahuinya, kita dapat meningkatkan kewaspadaan kita terhadap gangguan mata yang satu ini. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk menanyakan riwayat kesehatan keluarga.
Terlebih lagi apabila keluarga menderita penyakit yang diturunkan dalam keluarga, sebab penyakit turunan seperti diabetes mellitus tipe-1 dan kelainan kardiovaskular dapat meningkatkan risiko seseorang terkena glaucoma.
5. Berolahraga
Berolahraga secara rutin dapat mencegah terjadinya penumpukan lemak yang dapat memicu terjadinya penyakit seperti kelainan kardiovaskular.
Selain itu, berat badan akan lebih terjaga sehingga terhindar dari diabetes yang dapat menyebabkan glaucoma.
Kita harus mulai berolahraga rutin, dimulai dari olahraga ringan seperti jalan cepat atau jogging selama 30 menit sehari.
Lakukan secara rutin atau setidaknya 3x dalam seminggu di pagi atau sore hari saat matahari tidak terlalu panas.
Glaukoma memang tidak dapat disembuhkan. Meskipun demikian, kita dapat mencegahnya agar mata kita selalu sehat dan penglihatan berfungsi dengan baik sebab menjaga mata adalah salah satu bentuk rasa syukur kita terhadap pemberian Tuhan.
Selain cara-cara di atas, jangan lupa untuk selalu memenuhi asupan cairan harian, istirahat cukup, serta mengelola stress.
Hal ini seringkali terlupakan, padahal di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat seperti pada sebuah kutipan “mens sana in corpore sano”.
Tinggalkan komentar