Apabila kita mendengar istilah kelainan refraksi mungkin akan menimbulkan pertanyaan apa itu kelainan refraksi sebab istilah ini jarang sekali digunakan oleh orang awam.
Akan tetapi, sebenarnya kelainan refraksi adalah kelainan yang disebabkan oleh tidak tepatnya titik fokus cahaya yang jatuh di belakang mata.
Alih-alih jatuh tepat di retina, cahaya yang seharusnya difokuskan tepat di atas mata justru jatuh di depan atau belakang retina.
Hal tersebut menyebabkan penglihatan menjadi kabur sehingga penderitanya harus dibantu menggunakan kacamata. Namun, tahukah kalian bahwa kelainan refraksi dapat disembuhkan melalui operasi lasik?
Operasi ini dilakukan agar penderita mata minus atau plus dapat memiliki pengihatan nomal kembali. Namun, belum banyak masyarakat yang tahu apa itu operasi lasik berikut biaya, persiapan hingga pemulihan pasca operasi. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, kita ulas bersama, ya!
Untuk Para Wanita, Menjaga Mata Tetap Sehat Juga Harus Dilakukan!
Sejarah Operasi Lasik
Operasi lasik makin banyak dikenal oleh masyarakat terutama di kalangan penderita kelainan refraksi. Namun, tahukah kalian apa itu operasi lasik?
Jadi, operasi lasik adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk memperbaiki refraksi. yang mengalami keabnormalan.
Operasi lasik dilakukan dengan cara membuat sayatan pada selaput atau kornea mata agar sinar laser dapat menembus hingga ke dalam mata.
Setelah itu, selaput ditutup kembali dan dilakukan perawatan khusus untuk mempercepat proses pemulihan.
Namun, perlu diketahui bahwa operasi lasik telah berkembang pesat dari saat pertama kali lasik dilakukan.
Perkembangan ini lebih merujuk pada penggunan alat yang semakin canggih dan minim risiko. Dilansir dari laman WebMD, adapun sejarah operasi lasik yang perlu kita ketahui, yaitu:
1. Tahun 1948
Operasi lasik pertama kali dilegalkan pada taun 1999 oleh Food an Drug Administration (FDA) Amerika yang setara dengan Ddepartemen Kesehatan di Indonesia. Meskipun demkian, praktik operasi ini sudah dilakukan jauh sebelumnya.
Pada tahun 1948, seorang dokter mata asal Spanyol bernama Jose Barraquer Moner mencoba untuk meningkatkan kualitas penglihatan pasiennya dengan cara menyayat kornea mata pasiennya menggunakan scalpel (semacam pisau bedah).
Penggunaan scalpel kemudian mulai tergatikan oleh mikrokeratome yang merupakan jenis pisau yang digunakan untuk mengiris kornea mata, namun sudah lebih canggih daripada scalpel. Alat ini masih kerap digunakan leh dokter mata dalam operasi lasik kontemporer
2. Tahun 1980-an
Pada sekitar awal tahun 1980an, seorang dokter mata asla Rusia bernama Svyatioslov Fyodorov membuat terobosan baru operasi lasik bernama radial keratomy.
Apa itu radial keratomy? Teknik ini dilakuka dengan membuat sayatan tipis untuk memperbaiii bentuk kornea dan memperbaiki rabun jauh.
Sayangnya, hamoir setengah orang yang menjalani prosedur radial keratomy mengalami perubahan pada penglihatan 6 bulan hingga 10 tahun setelah melakukan prosedur tersebut. Hal ini mengakibatkan radial keratomy mulai ditinggalkan.
Selanjutnya, pada akhir tahun 1980an, akhirnya peneliti mednapatkan hak paten untuk melakukan operasi laser.
Seorang dokter mata yang juga dikenal sebagai ahli bedah retina mematenkan laser untuk membentuk kembali kornea mata di tahun 1989.
Untuk mengembangkannya, butuh berkali-kali percobaan beragam jenis laser termasuk teknik femtosecond dan excimer dimana laser femtosecond digunakan untuk membuka lapisan kornea tanpa pisau bedah, kemudian laser excimer ditembakkan untuk memperbaiki kelainan refraksi.
3. Tahun 1998
Akhirnya, pada tahun 1998, Food and Drug Administration (FDA) Amerika melegalkan operasi lasik untuk yang pertama kali.
Apa itu lasik?
Laser In-Situ Keratomileus atau yang disingkat dengan lasik adalah prosedur operasi yang dilakukan untuk mengoreksi kelainan refraksi dengan memanfaatkan sinar laser.
Pada saat itu, prosedur lasik masih menggunakan mikrokeratome untuk membuat sayatar kornea mata pada prosedur awal.
Seiring dengan perkembangan teknologi, lasik mulai dilakukan dengan membuat sayatan tanpa pisau yang masa pemulihannya lebih cepat.
4. Tahun 2015
Pada tahun 2015 terdapat sebuah studi berjudul Comparison of the Femtsecond Laser and Mechanica Microkeratome for Flap Cutting in LASIK yang menyebutkan bahwa operasi lasik dengan menggunakan pisau dan tanpa pisau tidak ada perbedaan yang berarti.
Meskipun demikian, prosedur lasik tanpa pisau teruji dapat mengontrol kornea dengan lebih baik daripada prosedur yang menggunakan pisau. Hal ini tentu dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi pada saat atau setelah operasi dilakukan.
Syarat Melakukan Operasi Lasik
Operasi lasik adalah prosedur yang dilakukan dengan membuka lapisan kornea lalu menembakkan sinar laser ke dalam mata guna mengoreksi kelainan refraksi seperti mata minus, plus, dan astigmatisma. Operasi ini membutuhkan waktu setidaknya 30 menit setiap tindakan.
Sejak pertama kali prosedur lasik dilgalkan oleh FDA Amerika, sudah begitu banyak orang yang melakukan prosedur ini dan memiliki penglihatan yang sehat seperti sedia kala.
Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua orang bisa melakukannya. Adapun beberapa syarat melakukan operasi lasik, anatara lain seperti:
- Berusia 18 tahun atau lebih (lebih baik berusia 21 tahun ke atas sebab penglihatan cenderung sudah tidak mengalami perubahan)
- Tidak ada perubahan yang signifikan pada hasil pemeriksaan mata pada beberapa tahun terakhir
- Memiliki kelainan refraksi yang dapat ditangani dengan lasik
- Memiliki kornea yang sehat dan tebal
- Mata sehat secara keseluruhan
- Minus mata tidak boleh lebih dari -12 dioptri
Sementara itu, adapun beberapa kondisi yang tidak memperbolehkan seseorang untuk melakukan operasi lasik. Dilansir dari American Academy of Ophthalmology, beberapa kondisi yang tidak memungkinkan seorang calon pasien untuk menjalani prosedur lasik adalah:
- Perubahan refraksi yang tidak stabil
- Mata minus lebih dari -12 dioptri bagi penderita rabun jauh
- Mengalami mata kering akut
- Memiliki lapisan kornea yang tipis
- Terdapat luka atau trauma pada kornea
- Terdapat penyakit mata yang menyerang kornea
- Keratoconus atau kornea berbentuk kerucut
- Glaukoma parah
- Mengalami katarak hingga mempengaruhi penglihatan
- Memiliki riwayat infeksi mata tertentu
- Diabetes yang tidak terkontrol
Tips Persiapan Operasi Lasik
Memiliki penglihatan yang sehat dan normal merupakan impian semua orangterutam apara pengguna kacamata yang mengalami kelaianan refraksi.
Sayangnya, satu-satunya cara menyembuhkan kelainan refraksi adalah dengan melakukan operasi lasik.
Prosedur lasik sudah banyak tersedia di berbagai rumah sakit mata, umum, maupun swasta. Hanya saja, mungkin banyak dari kita yang masih maju-mundur untuk melakukan lasik.
Namun, sebenarnya apa saja sih yang harus kita persiapkan? Adapun tips persiapan operasi lasik, yaitu:
1. Menyiapkan Budget
Budget tentu menjadi langkah awal apakah kita dapat melakukan operasi lasik. Untuk biayanya, kita perlu merogoh kantong lumayan dalam.
Alih-alih memikirkan memikirkan tentang biayanya, kita seharusnya lebih fokus pada hasil operasi tersebut.
For your information, biaya lasik di setiap rumah sakit berbeda-beda tergantung berapa jumlah mata yang akan dikoreksi dan pelayanan yang diberikan.
Adapun beberapa daftar biaya lasik di berbagai daerah, di antaranya adalah:
- RS Bhayangkara Polda DIY: Rp 10.500.000
- RS Dr. YAP Yogyakarta: Rp9.000.000/mata atau Rp17.000.000/dua mata
- Jogja Lasik Center: Rp17.000.000
- Ciputra SMG Eye Clinic Jakarta: Rp 12.500.000
- Ciputra SMG Laasik Center Surabaya: Rp16.000.000
- KMN EyeCare Semarang: Rp 14.000.000
- KMN EyeCare Kebon Jeruk Jakarta: Rp14.000.000
- KMN EyeCare Kemayoran Jakarta: Rp14.000.000
- KMN EyeCare Jakarta Selatan: Rp14.000.000
- Rumah Sakit Mata Bandung Eye Care: Rp19.000.000
- Surabaya Eye Clinic: Rp11.000.000
- SILC Lasik Center Jakarta: Rp12.000.000
2. Mengatur Tentang Perjalanan Pulang
Setelah tindakan lasik dilakukan, mata kita akan dibiarkan tertutup selama beberapa hari untuk menghindari terjadinya infeksi dan rasa tidak nyaman pada mata. Dengan mata tertutup, otomatis kita tidak dapat melakuka semuanya seorang diri
Salah satunya adalah perjalanan pulang. Sebelum melakukan operasi lasik, kita harus mengatur kepulangan dan meminta seseorang untuk membantu mengantarkan kita ke rumah karena kita tidak dapat mengendarai kendaraan sendiri.
3. Meminta Bantuan Orang Lain
Sebelum melakukan operasi lasik, pasien disarankan untuk membawa wali atau orang yang dapat membantunya melakukan aktivitas dikarenakan dokter akan menutup mata proses pemulihan pasca operasi dan menghindari terjadinya infeksi.
Bantuan sangat dibutuhkan oleh pasien lasik meskipun hanya sekedar mengambil minum, makan, dan menunjukkan jalan menuju toilet. Bantuan ini mungkin dibutuhkan pada 24 jam pertama setelah tindakan dilakukan.
4. Tidak Boleh Mengonsumsi Alkohol
Bagi para pengonsumsi minuman beralkohol, sangat tidak disarankan untuk mengonsumsinya 24 jam sebelum operasi lasik dilakukan dan 48 jam setelah operasi dilakukan karena dapat memicu terjadinya mata kering.
Di samping itu, hindari juga penggunaan parfum, hair spray, dan barang lain yang mengandung alkohol.
Sebelu, dan setelah operasi lasik dilakukan, pasien disarankan untuk banyak mengonsumsi air putih guna memastikan mata terhidrasi dengan baik sehingga mengurangi risiko terjadinya mata kering yang dapat mengganggu proses operasi.
5. Dilarang Menggunakan Make-Up Mata
Karena operasi lasik dilakukan pada area mata, maka penggunaan make-up mata tidak direkomendasikan untuk menghindari terjadinya kontaminasi terhadap partikel atau zat pada bahan make-up tersebut.
Selain itu, kita juga tidak boleh menggunakan krim, lotion, dan parfum sehari sebelum dan pada hari-H tindakan lasik dilakukan.
Dokter mungkin juga akan menginstruksikan untuk rutin membersihkan bulu mata beberapa hari menjelang operasi dilakukan untuk menghilangkan debu yang dapat menginfeksi mata.
6. Mengatur Cuti
Pemulihan post-op atau pasca operasi mungkin akan membutuhkan waktu mulai dari 24 jam hingga beberapa hari. Apabila kita bekerja di perusahaan, sebaiknya ajukan izin atau cuti kepada atasan kita guna mengindari terjadinya miskomunikasi.
Kita perlu mengambil waktu untuk memulihkan luka pada kornea mata sehingga mata dapat digunakan seperti sedia kala untuk beraktivitas. Pemulihan juga akan lebih cepat apabila kita menjaga kebersihan mata dengan baik.
7. Menggunakan Pakaian Yang Nyaman
Perihal pakaian juga harus dipersiapkan dengan baik menjelang operasi lasik dilakukan. Disarankan untuk memakai pakaian yang nyaman dan hindari pakaian yang berasal dari kain wol seperti scarf atau sweater.
Pakaian yang mengandung serat seperti wool mungkin tidak disarankan karena serat benang dapat mempengaruhi energi sinar laser.
Sebaiknya, gunakan pakaian dari bahan katun yang cenderung lebih nyaman, halus, menyerap keringat, dan tentunya bebas serat.
Begitulah kiranya ulasan tentang tindakan lasik. Mungkin hal di atas dapat menjadi bahan pertimbangan apabila kita berniat melakukan operasi lasik.
Namun, selain disembuhkan, kelainan refraksi seperti mata minus juga dapat dikontrol agar kekuatan refraksi tidak semakin memburuk.
Adapun cara yang dapat dilakukan untuk menjaga mata bagi penderita kelainan refraksi. Salah satunya adalah mengonsumsi vitamin mata seperti Eyebost.
Madu herbal Eyebost merupakan madu yang diformulasikan dengan ekstrak wortel, bunga marigold, bilberry, serta flavour blueberry.
Madu Eyebost sangat kaya akan kandungan lutein, vitamin A, C, dan beta-karoten yang dapat memelihara kesehatan mata agar mata selalu jernih, tajam, dan fokus, serta terhidar dari berbagai penyakit mata serius. Ingat mata, ingat Eyebost!