Kebutaan menjadi momok mengerikan bagi setiap orang. Seluruh dunia gelap tanpa cahaya seolah-olah dunia hancur seketika. Mungkin itulah yang dirasakan oleh orang yang mengalami kebutaan secara tiba-tiba. Ada begitu banyak alasan kebutaan terjadi, salah satunya adalah katarak.
Katarak adalah akibat dari munculnya gumpalan putih seperti awan yang membuat pandangan menjadi keruh.
Sesaat setelah katarak terdeteksi, biasanya dokter akan langsung menyarankan untuk melakukan tindakan operasi.
Apabila tidak lekas diatasi, resiko yang akan dihadapi tidak main-main, yaitu kebutaan atau vision loss.
Pada sebuah studi berjudul Pengaruh Faktor Risiko Terjadinya Katarak Terhadap Katarak Senil Pada Petani di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember disebutkan bahwa katarak adalah penyebab dari kasus kebutaan yang terjadi pada hampir 18 juta orang dari populasi dunia.
Yang lebih mengejutkan adalah bahwa Indonesia menjadi negara dengan angkat kebutaan tertinggi kedua di dunia dengan prevalensi di atas 1%. Hal tersebut menjadikan katarak menjadi penyakit yang wajib untuk diwaspadai.
Waspada di sini dalam artian bahwa kita harus mengenal lebih jauh tentang penyakit katarak, mulai dari pengertian, gejala, penyebab, faktor risiko, hingga pengobatannya. Mari kita ulas bersama satu per satu!
Apa itu katarak?
Katarak adalah penyakit mata yang ditandai dengan kekeruhan lensa mata sehingga hal tersebut akan menyebabkan terganggunya proses masuknya cahaya ke mata.
Kekeruhan pada mata terlihat seperti gumpalan putih yang menyerupai awan dan akan nampak jelas apabila dibandingkan dengan mata yang sehat.
Ada dua jenis katarak yaitu katarak kongenital dan katarak senilis. Kongenital katarak adalah katarak yang terjadi sejak bayi lahir.
katarak jenis ini berpotensi menghambat perkembangan sistem pengelihatan anak hingga kebutaan sehingga penting untuk dilakukan deteksi dini supaya dokter dapat segera melakukan tindakan yang tepat.
Sementara itu, Senilis katarak adalah katarak yang berkembang seiring dengan bertambahnya umur.
Hal ini disebabkan oleh penebalan, kekeruhan, penurunan daya akomodasi lensa, atau denaturasi (kerusakan protein pada lensa mata). Biasanya katarak jenis ini menyerang orang-orang di atas usia 50 tahun atau berusia lanjut.
Gejala Katarak
Di antara dua jenis katarak, senilis katarak adalah yang paling jelas menunjukkan gejalanya. Hal tersebut dikarenakan kongenital katarak akan lebih cepat terdeteksi pada saat bayi baru lahir karena terdapat kekeruhan pada lensa matanya.
Berbeda halnya dengan senilis katarak, senilis katarak adalah katarak yang timbul seiring dengan bertambahnya usia.
Penglihatan yang pada awalnya terlihat jelas tanpa masalah akan mulai terganggu saat katarak muncul.
Biasanya beberapa gejala muncul sebelum pada akhirnya berkonsultasi ke dokter mata dan terdiagnosis katarak. Para penderita katarak biasanya mengeluhkan hal-hal seperti berikut:
- Pengelihatan buram, terlebih lagi saat malam hari
- Adanya gumpalan putih pada lensa mata
- Warna lensa berubah menjadi kuning atau cokelat secara progresif
- Sulit membedakan corak warna
- Silau jika melihat ke arah sumber cahaya
- Penglihatan buruk pada tempat terang
- Penglihatan dekat lebih terganggu daripada penglihatan jauh
Penyebab Katarak
Mengingat tingginya kasus katarak di Indonesia, pemerintah memiliki beberapa program yang bertujuan untuk menurunkan angka kebutaan yang terjadi sebagai resiko dari katarak.
Kemudian, peran kita sebagai masyarakat dan sebagai individu yang bertanggung jawab atas kesehatan diri sendiri, perlu memperkaya pengetahuan akan katarak, salah satunya adalah mengetahui penyebab katarak.
Perlu diketahui bahwa lensa mata mengandung air dan protein. Seiring dengan bertambahnya usia, protein yang ada di dalam lensa mata lama kelamaan akan menggumpal, dan gumpalan inilah yang kemudian menjadi cikal bakal katarak pada mata.
Maka dari itu, katarak biasanya menyerang orang yang berusia di atas 40 tahun. Adapun penyebab lainnya yaitu penderita katarak mengalami masalah-masalah kesehatan.
Beberapa di antaranya adalah hipertensi, diabetes, mengonsumsi obat yang mengandung steroid, menjalani tindakan radiasi untuk mengobati kanker, atau setelah menjalani operasi glaukoma.
Faktor Risiko Katarak
Lensa mata mengandung air dan protein. Seiring dengan bertambahnya usia, protein yang ada di dalam lensa mata lama kelamaan akan menggumpal, dan gumpalan inilah yang kemudian menjadi cikal bakal katarak pada mata.
Maka dari itu, katarak biasanya menyerang orang yang berusia di atas 40 tahun. Selain itu, ternyata katarak juga berpotensi terjadi pada orang-orang yang:
- Berusia di atas 40 tahun
- Berjenis kelamin perempuan
- Memiliki riwayat keturunan katarak
- Merokok
- Sering mengonsumsi minuman beralkohol
- Matanya sering terpapar sinar matahari
- Menderita masalah kesehatan: hipertensi, diabetes, masalah serius pada mata, operasi glaukoma.
- Mengonsumsi obat yang mengandung steroid
Pengobatan Katarak
Katarak adalah penyakit mata yang serius. Apabila keluhan ketidaknyamanan pada mata terasa seperti gejala katarak, maka sebaiknya segera datang ke fasker terdekat atau dokter spesialis mata guna mendapatkan diagnosis yang tepat.
Setelah itu, dokter yang akan mempertimbangkan tindakan apa yang tepat untuk menyembuhkan katarak.
Dalam sebuah studi berjudul Katarak: Klasifikasi, Tatalaksana, dan Komplikasi Operasi disebutkan bahwa beberapa studi menyebutkan bahwa pemberian vitamin C dan E dapat membantu memperlambat perkembangan katarak, tetapi cara tersebut belum efektif untuk mengobati katarak.
Satu-satunya pengobatan katarak dapat dilakukan adalah dengan cara melakukan operasi. Tujuan dari operasi katarak adalah untuk mengoprimalkan fungsi penglihatan.
Pandangan yang semula keruh dan tidak jelas, setelah menjalani operasi diharapkan pandangannya menjadi jelas dan bersih kembali.
Sebelum melakukan tindakan operasi, salah satu hal yang menjadi indikasi atau bahan pertimbangan oleh dokter adalah seberapa besar penurunan penglihatan tersebut mengganggu aktivitas pasien atau penderitanya.
Adapun empat jenis operasi katarak yang biasa dilakukan, yaitu Ektraksi Katarak Intrakapsuler (EKIK), Ektraksi Katarak Ekstrakapsuler (EKEK), Small Incision Cataract Surgery (SICS), dan Fakoemulsifikasi.
Keempatnya memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri yang kemudian dapat dijadikan bahan pertimbangan lebih lanjut berdasarkan kondisi masing-masing pasien.
Apakah operasi katarak ditanggung BPJS?
BPJS atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial adalah badan pemerintah yang memiliki tugas untuk menyelenggarakan jaminan sosial bagi masyarakat, salah satunya adalah tentang kesehatan. Tidak semua jenis penyakit dapat dicover oleh pemerintah menggunakan BPJS.
Untungnya, operasi katarak adalah salah satu dari sekian penyakit yang biayanya dapat diringankan oleh BPJS.
Namun, pemilik BPJS yang akan menjalani operasi katarak harus terdaftar dalam JKN-KIS (Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat), dimana JKN-KIS merupakan bantuan yang sasarannya merupakan orang-orang fakir miskin.
Sehingga, untuk masyarakat umum yang tergolong mampu, akan dikenakan biaya untuk tindakan operasi katarak.
Biaya operasi nya pun beragam di setiap klinik mata atau rumah sakit. Rata-rata biayanya dimulai dari Rp 6.500.000 hingga Rp 16.000.000 per mata.
Kemudian, syarat-syarat yang lain yang harus dipenuhi adalah kartu BPJS yang aktif, tidak ada tunggakan iuran, dan mendapatkan rujukan dari fasilitas kesehatan pertama (faskes 1).
Bagaimana pun, katarak adalah penyakit yang dapat diobati dengan melakukan tindakan bedah atau operasi. Namun, alangkah baiknya apabila katarak dicegah sebaik mungkin.
Cara-cara yang bisa dilakukan antara lain dengan mengurangi konsumsi minuman beralkohol, berhenti merokok, makan makanan yang baik untuk tubuh seperti buah dan sayur, dan memakai kacamata apabila beraktivitas di luar ruangan.
Satu hal yang tidak kalah penting adalah melakukan pemeriksaan mata atau eye exam secara berkala.
Pemeriksaan ini dapat membantu mengontrol kesehatan mata serta mendeteksi secara dini apabila terjadi gangguan pada mata. Idealnya, pemeriksaan mata dilakukan setidaknya 1-2 tahun sekali.
Tinggalkan komentar