5 Cara Hindari Potensi Rabun Jauh pada Anak, Kunci Masa Depan Anak Cerah

Generasi masa kini merupakan generasi yang paling banyak terpapar kecanggihan teknologi. Di satu sisi, fenomena ini memiliki sisi positif dari segi kemajuan ilmu dan pengetahuan serta kemudahan dalam beraktivitas, namun di sisi lain, kecanggihan teknologi berkaitan erat dengan kenaikan terjadinya rabun jauh pada anak.

Potensi rabun jauh pada anak kian meningkat tajam. Apabila dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini bisa mempengaruhi pendidikan anak-anak di sekolah. Nantinya, masa depan bangsa pun dipertaruhkan.

Oleh karenanya, artikel ini akan mencoba untuk membahas secara tuntas mengenai potensi rabun jauh pada anak, termasuk bagaimana pencegahan dan pengobatan rabun jauh atau mata minus pada anak.

Penasaran bagaimana potensi rabun jauh pada anak di Indonesia? Simak selengkapnya pada pembahasan artikel ini ya, teman mata!

Rabun Jauh pada Anak

Rabun jauh atau yang dalam istilah medis disebut dengan myopia adalah sebuah gangguan penglihatan yang masuk ke dalam kelompok kelainan refraksi, di mana penderitanya tidak mampu melihat benda jarak jauh dengan jelas.

Kondisi ini dipicu oleh kesalahan tempat jatuhnya cahaya yang masuk dan dibiaskan di dalam mata. Agar bisa melihat dengan jelas, cahaya harus jatuh tepat di atas retina, namun rabun jauh terjadi ketika cahaya tersebut jatuh di depan retina.

Penderitanya mengeluhkan penglihatan buram terutama ketika melihat benda jauh. Penglihatan semacam ini bisa dikoreksi dengan bantuan lensa koreksi berupa kacamata atau lensa kontak.

Awalnya, penderita rabun jauh didominasi oleh kalangan remaja hingga dewasa. Kendati demikian, kini kita bisa dengan mudah menemukan anak usia sekolah khususnya anak di bangku Sekolah Dasar sudah memakai kacamata.

What kind of phenomenon is this?

Pada tahun 2021, International Agency for the Prevention of Blindness merilis data terkait fenomena rabun jauh pada anak. Mereka mengungkapkan bahwa setidaknya rabun jauh dialami oleh setidaknya 165 juta anak di seluruh dunia dan diproyeksikan akan terus mengalami peningkatan menjadi 275 juta anak di tahun 2050.

Sementara itu, setidaknya 3,6 juta anak di Indonesia mengalami kelainan refraksi. Adapun 3 dari 4 anak mengalami kelainan refraksi yang belum terkoreksi, baik itu dengan kacamata maupun lensa kontak.

Angka ini lumayan fantastis sekaligus mencengangkan. Bagaimana tidak, data tersebut membuktikan bahwa potensi rabun jauh pada anak tidak bisa diabaikan, terutama bagi kita yang tinggal di negara berkembang.

Di samping itu, risiko kemunduran prestasi akademik dan non-akademik merupakan ancaman bagi anak-anak dengan kelainan refraksi yang belum terkoreksi sebab gangguan penglihatan mengancam perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak.

Tidak jarang para orang tua baru menyadari kondisi penglihatan anaknya memburuk sesaat setelah penerimaan rapor. Nilai dan prestasi yang menurun terjadi salah satunya karena anak-anak tidak mampu melihat materi atau penjelasan dengan jelas di papan tulis maupun media pembelajaran lainnya.

Dalam sebuah pidato pada Hari Penglihatan Sedunia, Prof. Dante Harbuwono selaku Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengatakan bahwa melindungi kesehatan mata sejak dini merupakan salah satu bentuk investasi masa depan.

Pemeriksaan mata sejak dini sangat penting guna mendeteksi adanya gangguan penglihatan sedini mungkin. Harapannya, penanganan bisa dilakukan sesegera mungkin untuk menghindari komplikasi serius, misalnya kebutaan.

Buta? Lebay ah!

Jangan salah, gangguan penglihatan seperti kelainan refraksi (rabun jauh, rabun dekat, astigmatisme, dan presbiopi) yang tidak dikoreksi berisiko mengakibatkan kebutaan, bahkan pada anak-anak sekalipun.

Karenanya, kita harus meningkatkan awareness dan kepedulian terhadap kesehatan mata khususnya pada anak-anak dengan harapan membentuk generasi emas di masa depan.

Hindari Potensi Rabun Jauh pada Anak

Setelah mengetahui potensi rabun jauh pada anak, kita juga wajib tahu mengenai langkah pengobatan dan pencegahan mata minus pada anak.

Pertama, kita akan membahas mengenai cara mencegah atau menghindari potensi rabun jauh pada anak. Melansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention, ada beberapa cara untuk menghindari potensi rabun jauh pada anak, di antaranya yaitu:

1. Konsumsi Makanan Bergizi

Sudah menjadi rahasia umum bahwa manusia membutuhkan nutrisi-nutrisi tertentu untuk melindungi kesehatan mata secara umum dan menghindari potensi rabun jauh pada anak secara khusus.

Sejumlah penelitian membuktikan bahwa tubuh memerlukan vitamin, mineral, dan antioksidan seperti vitamin A, C, E, lutein, antosianin, omega-3, dan masih banyak lagi.

Adapun pemenuhannya bisa dilakukan melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari maupun dengan jalan suplementasi. Oleh sebab itu, para orang tua sebaiknya lebih memperhatikan asupan makanan untuk anak.

2. Batasi Screen Time

Screen time merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan mengenai seberapa lama waktu yang dihabiskan untuk menggunakan gawai, seperti smartphone, TV, tablet, laptop, dan sejenisnya.

Sebagai orang tua, kita tidak harus melarang anak sepenuhnya, kok, sebab bagaimanapun kita telah menyaksikan kemajuan teknologi dan berusaha untuk hidup berdampingan, bukan?

Ada cara yang lebih bijak untuk menghindari potensi rabun jauh pada anak yaitu dengan membatasi screen time selama 1-2 jam per hari. Selain itu, berilah jeda istirahat setiap 20 menit dengan melakukan berbagai kegiatan bermanfaat, misalnya menulis, membaca, menggambar, dan masih banyak lagi.

3. Tidur Cukup

Kurang tidur sedikit banyak mengancam kesehatan mata anak. Kenapa demikian?

Basically, tidur merupakan salah satu cara anak untuk mengistirahatkan otot mata setelah seharian beraktivitas. Perlu kamu tahu, otot mata tegang menyebabkan terjadinya mata lelah, yang cepat atau lambat mempengaruhi berkembangnya rabun jauh.

Jadi, pastikan anak untuk tidur cukup selama 9-11 jam per hari. Oh iya, bukan hanya kuantitas, tetapi juga usahakan anak-anak memiliki tidur yang berkualitas, ya.

4. Banyak Melakukan Kegiatan Outdoor

Bukan hanya disukai anak-anak, melakukan kegiatan di luar ruangan (outdoor) bisa menghindari potensi rabun jauh pada anak. Hal ini sudah dibuktikan oleh beberapa penelitian, salah satunya adalah Outdoor Activity and Myopia Progression in Children: A Follow-up Study Using Mixed-Effects Model.

Melakukan kegiatan di luar ruangan melibatkan aktivitas dengan melihat benda-benda berjarak jauh. Hal ini membuat otot mata lebih rileks sehingga terhindar dari mata lelah penyebab rabun jauh.

Tidak sampai di situ, melakukan kegiatan semacam ini juga membawa dampak positif terhadap beberapa kondisi medis tertentu, seperti asma, gangguan hiperaktif, hingga stress.

Bisa disimpulkan bahwa kegiatan outdoor bukan hanya mencegah dan memperlambat perkembangan rabun jauh pada anak, melainkan juga baik untuk kesehatan mental anak secara umum. BONUSNYA, anak akan memperoleh asupan vitamin D secara gratis, lho!

5. Periksa Mata Rutin

Selama ini, banyak dari kita yang kurang menyadari bahwa memeriksakan mata anak secara rutin merupakan investasi yang paling tepat untuk masa depan mereka.

Idealnya, pemeriksaan mata anak dilakukan setiap 1-2 tahun sekali. Prosedur ini semakin krusial saat anak memasuki usia siap sekolah sebab kita harus memastikan bahwa mata anak sehat agar mereka bisa mengikuti pembelajaran di kelas dengan baik.

Agaknya, merogoh kantong agak dalam tidak masalah asalkan melihat anak bertumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya kan, Mom and Dad?

Hurray! Akhirnya sampai juga kita pada sesi penutup artikel ini. Semoga artikel ini semakin membuka pengetahuan kita akan kesehatan mata anak, terutama terhindar dari potensi rabun jauh pada anak.

Seringkali orang tua khawatir bahwa makanan yang anak-anak mereka konsumsi tidak memenuhi asupan nutrisi harian. Bagaimanapun, pemberian suplemen adalah jalan ninja untuk menyudahinya.

Pada kasus ini, orang tua boleh memberikan suplemen tambahan untuk menjaga kesehatan mata anak secara keseluruhan, misalnya suplemen mata Eyebost.

Eyebost adalah suplemen mata herbal yang diformulasikan secara khusus untuk menjaga kesehatan mata agar penglihatan senantiasa fokus, tajam, jernih, dan bebas dari gangguan mata seperti rabun jauh.

Suplemen herbal Eyebost terbuat dari 100% bahan-bahan alami, mulai dari madu asli, ekstrak bunga marigold, wortel, dan buah bilberry yang mengandung vitamin A, C, E, serta antioksidan lutein, antosianin, flavonoid, dan polifenol.

Anak-anak mulai dari usia 2 tahun boleh mengonsumsi Eyebost setiap hari tanpa harus takut akan efek samping dan ketergantungan sebab semua bahan yang digunakan dijamin alami. Selain itu, Eyebost telah mengantongi izin edar BPOM dan HALAL MUI.

Mari jaga masa depan anak dengan minum Eyebost setiap hari!

Ingat mata, ingat Eyebost!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Yuk pesan eyebost sekarang di eyebost.id agar mata makin sehat dan jernih
//
CS Anggie
Online
|
//
Konsultasi