Fakta menarik, mata disebut sebagai sebaik-baiknya kamera. Bukan tanpa alasan, mekanisme atau cara kerja mata sebagai indera penglihatan nyaris sama dengan kamera. Bedanya, mata melibatkan otak sebagai interpreter gambar yang ditangkap oleh mata.
Fungsi mata tidak jauh dari peran setiap bagian mata, misalnya pupil. Bagian mata yang satu ini berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata. Bagaimanapun, fungsi pupil tidak akan berjalan dengan baik apabila gejala Horner’s Syndrome muncul.
Sebenarnya, gejala Horner’s Syndrome apakah yang dimaksud? Dan, apa itu Horner’s Syndrome?
Yuk, temukan jawabannya pada artikel berikut!
Apa Itu Horner’s Syndrome?

Pernahkah kamu mendengar tentang Horner’s Syndrome?
Di dalam dunia medis, sindrom Horner atau Horner’s Syndrome adalah sindrom neurologis langka yang mempengaruhi jaringan pada area salah satu sisi wajah dan mata.
Horner’s Syndrome disebut juga dengan Bernard-Horner Syndrome atau oculosympathetic palsy (kelumpuhan okular simpatis).
Ahli medis mengungkapkan bahwa kondisi ini merupakan gejala adanya kerusakan saraf dan memiliki beberapa kemungkinan penyebab, mulai dari tumor paru apikal (tumor paru langka yang dimulai dari bagian atas paru) hingga diseksi arteri karotis (robekan pada pembuluh darah arteri karotis).
Kendati demikian, seringkali Horner’s Syndrome terjadi akibat gangguan pada jalur saraf simpatik yang menjembatani antara batang otak dengan wajah dan masa. Fungsi saraf tersebut berkaitan dengan penyempitan dan pelebaran pupil mata, serta keluarnya keringat (perspiran).
Kondisi ini tidak boleh diabaikan begitu saja. Meskipun gejala Horner’s Syndrome tidak menimbulkan efek samping yang berarti, bisa jadi gejala tersebut merujuk kepada masalah kesehatan serius.
Maka dari itu, ahli medis menyarankan untuk segera mencari bantuan medis apabila muncul gejala Horner’s Syndrome guna mengetahui penyebabnya.
Bisa dikatakan bahwa Horner’s Syndrome tidak lazim terjadi. Setidaknya, kondisi ini menyerang 1:6000 orang di dunia. Tetapi, perlu diingat bahwa penyakit ini bisa menyerang semua kalangan usia, di mana 5% di antaranya telah mengalaminya sejak mereka dilahirkan.
Penyebab dan Gejala Horner’s Syndrome

Mengetahui sekaligus menyadari akan gejala penyakit membantu mencegah penyakit tersebut berkembang lebih parah sehingga pengobatan pun bisa segera dilakukan. Dalam kaitannya dengan Horner’s Syndrome, gejala yang ditimbulkan biasanya hanya mempengaruhi salah satu sisi wajah saja.
Melansir dari laman Cleveland Clinic, adapun beberapa gejala Horner’s Syndrome yang patut kita waspadai, di antaranya adalah:
- Penyempitan pupil pada salah satu mata yang terdampak (miosis)
- Kelopak mata menurun (ptosis)
- Sedikit berkeringat dibandingkan dengan sisi wajah yang tidak terdampak (anhidrosis)
Ketika membicarakan gejala suatu penyakit, umumnya kita juga membicarakan mengenai penyebab yang melatarbelakangi munculnya suatu penyakit. Begitu pun juga pada Horner’s Syndrome.
Pada kasus ini, penyebab yang paling sering terjadi adalah adanya kerusakan atau penyumbatan pada saraf simpatis yang letaknya menuju ke mata. Kerusakan tersebut bisa diakibatkan oleh beberapa kondisi, seperti tumor dada apikal, diseksi karotis, ataupun infeksi telinga tengah.
Dalam kasus langka, sindrom Horner kemungkinan diderita sejak lahir sebagai penyakit bawaan yang disebabkan adanya cedera saraf atau arteri karotis saat melahirkan.
Belum dibuktikan gen spesifik yang berhubungan dengan kondisi ini, kasus yang lebih langka menunjukkan bahwa sindrom ini berpotensi diwariskan dalam keluarga, terutama dari orang tua ke anak-anaknya.
Jenis Horner’s Syndrome

Setelah mengupas tentang penyebab dan gejala Horner’s Syndrome, jenis Horner’s Syndrome adalah another high priority issue to be discussed.
Ilmu medis membuktikan bahwa Horner’s Syndrome melibatkan tiga jalur saraf yang berbeda. Perlu diketahui bersama, saraf dari otak tidak berjalan atau bekerja langsung menuju ke wajah dan mata, melainkan ada tiga jalur yang terlibat dalam proses ini.
Masing-masing dari ketiga jalur tersebut memiliki saraf yang sangat mungkin untuk terjadi gangguan. Oleh karenanya, setidaknya ada tiga jenis Horner’s Syndrome yang dibedakan berdasarkan penyebab yang berbeda, yaitu:
1. Horner’s Syndrome Tingkat Pertama
Penyebab Horner’s Syndrome tingkat pertama atau sentral adalah kerusakan saraf yang bermula dari hipotalamus dan menuju ke sumsum tulang belakang dan batang otak.
Penyumbatan atau kerusakan pada jalur ini kemungkinan terjadi akibat beberapa masalah kesehatan, misalnya:
- Multiple sclerosis
- Meningitis
- Encephalitis
- Siringomielia
- Malformasi Chiari
- Sindrom Wallenberg
- Tumor pada hipotalamus
- Gangguan aliran darah ke batang otak yang tiba-tiba
2. Horner’s Syndrome Tingkat Kedua
Horner’s Syndrome tingkat kedua atau preganglionik disebabkan oleh adanya kerusakan jalur saraf yang berawal dari dada ke bagian atas paru-paru dan sepanjang arteri karotis pada bagian leher.
Adapun kondisi yang berpotensi memicu sumbatan dan kerusakan pada jalur saraf ini, di antaranya adalah:
- Gigi bernanah
- Tumor pada rongga dada dan bagian atas paru-paru
- Cedera pleksus brakialis
- Trauma akibat kecelakaan atau operasi pada rongga dada atau leher
3. Horner’s Syndrome Tingkat Ketiga
Asal mula Horner’s Syndrome pascaganglion atau tingkat ketiga adalah kerusakan yang terjadi pada jalur saraf yang membentang dari mata ke telinga tengah.
Kamu wajib mewaspadai apabila muncul gejala Horner’s Syndrome, terutama apabila pada saat yang bersamaan, kamu sedang mengalami masalah kesehatan, seperti:
- Infeksi telinga tengah
- Herpes Zoster
- Lesi pada arteri karotis
- Migrain, arteritis temporal
- Sindrom paratrigeminal Raeder
- Cedera dasar tengkorak,
- Diseksi arteri karotis interna (aneurisma arteri karotis)
However, ada istilah yang disebut dengan Horner’s Syndrome idiopatik, yang berarti bahwa penderitanya mungkin tidak memiliki penyebab yang memicu kemunculan gejala Horner’s Syndrome. Namun, kasus semacam ini terbilang langka.
Cara Mengobati Horner’s Syndrome

Seperti yang sudah kita ulas sebelumnya, gejala Horner’s Syndrome muncul sebagai tanda adanya permasalahan kesehatan tertentu. Kemudian, hal ini berpengaruh pada perawatan seperti apakah yang harus diambil untuk mengatasinya.
Thus, dokter akan menganalisis terlebih dahulu mengenai kondisi yang melatarbelakanginya sebelum memberikan diagnosis dan perawatan. Penderitanya diharuskan untuk melakukan serangkaian pemeriksaan, meliputi pemeriksaan radiologi dan darah.
Kendati demikian, Horner’s Syndrome tidak memerlukan perawatan apabila penderitanya tidak merasakan nyeri atau ketidaknyamanan, misalnya gejala Horner’s Syndrome pada kelopak mata berupa ptosis atau jatuhnya salah satu kelopak mata.
Ada baiknya, kondisi semacam ini harus diimbangi dengan menjaga kesehatan mata untuk mencegah adanya komplikasi lebih jauh, terutama bagi kamu yang melakukan berbagai aktivitas berisiko.
Ahli medis menyarankan untuk mengenakan pelindung mata serta memenuhi nutrisi yang baik untuk kesehatan mata. Eyebost, misalnya.
Eyebost adalah vitamin mata terbaik yang dirancang secara khusus untuk memastikan kualitas penglihatan senantiasa jernih, tajam, dan fokus, serta terbebas dari berbagai jenis gangguan mata.
Kebaikan Eyebost diperoleh dari bahan-bahan alami dan berkualitas yang terkandung di dalamnya, mulai dari madu asli, ekstrak buah bilberry, wortel, dan bunga marigold sehingga tidak heran Eyebost mengandung vitamin A, C, E, serta antioksidan lutein, antosianin, flavonoid, dan polifenol.
Terlebih, Eyebost aman dikonsumsi setiap hari oleh semua kalangan usia bahkan penderita diabetes sekalipun sebab vitamin mata yang satu ini tidak mengandung bahan pengawet yang menimbulkan efek samping dan ketergantungan. Pun, izin edar resmi dari BPOM dan sertifikat HALAL MUI sudah berhasil dikantongi.
Yuk, jaga kesehatan mata dengan minum Eyebost setiap hari!
Ingat mata, ingat Eyebost!
Tinggalkan komentar