Polusi, maraknya gadget, dan pola hidup yang tidak sehat merupakan penyebab terjadinya gangguan mata yang paling umum seperti mata merah.
Kalau kamu mengalami mata merah, kamu akan mengalami beberapa gejala, salah satunya adalah mata gatal.
Duh, kalau mata terasa gatal pasti tangan kita otomatis ingin menguceknya kan?
Eitsss ternyata kita tidak boleh terlalu sering mengucek mata lho, terlebih lagi kalau mengucek mata berlebihan. Sebab, hal tersebut disinyalir menjadi salah satu penyebab gangguan mata keratoconus.
Tahukah kalian apa itu keratoconus? Buat kalian yang belum tahu, jangan khawatir. Kali ini, kita akan mencoba untuk mengulas bersama apa itu keratoconus beserta gejala, penyebab, dan cara mengobatinya. Okay, let’s jump to the definition!
Keratoconus Itu Apa?
Mata kita terdiri dari beberapa bagian yang masing-masing memegang fungsinya tersendiri. Misalnya, kornea.
Bagian mata kornea termasuk ke dalam bagian mata luar yang memiliki karakteristik berupa bentuk menyerupai kubah transparan.
Baca Eyeducation Lainnya: 4 Cara Puasa Dopamin Untuk Mencegah Kecanduan Gadget, Sehingga Mata Tetap Sehat
Karena letaknya berada di bagian mata terluar, kornea sangat rentan tmengalami gangguan mata yang disebabkan oleh banyak faktor, contohnya adalah mengucek mata berlebihan.
Kebiasaan ini bisa mengubah bentuk korena mata menyerupai kerucut yang dinamakan keratoconus atau keratokonus.
Pada dasarnya, kornea berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya. Sehingga, dengan terjadinya keratoconus, mata akan kesulitan untuk memfokukan cahaya tersebut.
Akibatnya, kamu akan mengalami penglihatan buram yang menyulitkanmu untuk membaca, berkendara, dan lain-lain.
Umumnya, kondisi ini terdeteksi mulai fase remaja hingga usia 20-an, tapi tidak menutup kemungkinan kalau gejalanya bisa muncul pada masa kanak-kanak.
Sebenarnya, gejalanya berkembang relatif lambat yaitu sekitar beberapa tahun. Akan tetapi, pada pasien dengan usia muda, perkembangan gejalanya cenderung lebih cepat, sehingga kondisi ini perlu diatasi segera oleh ahli medis.
Penyebab Keratoconus
Kalau ada pertanyaan siapa yanbg ingin mengalami ekratoconus, pasti semua menjawab dengan serentak bahwa tidak ingin mengalaminya seumur hidupnya.
Tetapi, kita perlu menggali nih, sebenarnya apa sih penyebab keratoconus?
Dilansir dari laman Healthline, penyebabnya memang belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang bisa kita jadikan acuan dalam pencegahan terjadinya keratoconus, di antaranya adalah:
1. Genetik
Kamu bisa saja mengalami keratoconus apabila salah satu atau kedua orangtuamu mengalami keratoconus. Dalam sebuah studi berjudul The Genetic and Environment Factors for Keratoconus disebutkan kalau keratoconus berpotensi diturunkan dalam keluarga.
Oleh sebab itu, kamu harus lebih meningkatkan awareness tentang apa saja sih penyakit yang kemungkinan diturunkan oleh orangtua ke anak-anaknya sebagai upaya preventif dalam mencegah penyakit tersebut muncul.
2. Mengucek Mata Berlebihan
Kalau mata terasa gatal, tangan kita seolah-olah memiliki refleks untuk langsung mengucek mata. Sebenranya, hal ini merupakan hal yang wajar, akan tetapi akan menjadi ‘bencana’ kalau kamu mengucek mata berlebihan.
Kebiasaan ini bisa menjadi cikal bakal perubahan bentuk kornea mata seperti halnya pada keratoconus. Tidak hanya itu, mengucek mata berlebihan pun berisiko mempercepat perkembangan keratoconus bagi para penderitanya.
3. Penyakit Tertentu
Perubahan bentuk pada kornea seringkali dikaitkan dengan adanya penyakit tertentu pada tubuh penderitanya. Namun, penyebab langsung dan efeknya belum diteliti lebih jauh.
Adapun beberapa kondisi eksehatan yang memicu terjadinya keratoconus, seperti gangguan tidur, asma, Down syndrome, retinitis pigmentosa, Ehlers-Danlos sydnrome, Marfan syndrome, dan lain sebagainya.
Gejala Keratoconus
Keratoconus adalah suatu kondisi saat kornea mata yang seharusnya berbentuk setengah liungkara layaknya kubah, justru mengalami perubahan bentuk menyerupai kerucut. Kondisi ini memiliki gejala yang paling umum yaitu penipisan kornea.
Pada tahap awal, kondisi ini mungkin tidak terlalu menunjukkan banyak gejala. Tetapi, seiring perkembangannya, kamu akan menemukan bentuk kornea matamu tidak asimetris yang memicu penglihatan buram dan rusaknya penglihatan.
Perlu kamu tahu kalau ada beberapa tanda pada tahap awal keratoconus yang patut kamu waspadai, seperti:
- Tanda Rizzuti. Pantulan yang dapat dilihat dengan cara memancarkan cahaya ke sisi kornea dari area mendekati pelipis.
- Cincin Fleischer. Enndapan tembaga yang nampak seperti cincin berwarna coklat di area sisi kornea. Cincin ini paling terlihat menggunakan teknologi bernama cobalt blue filter.
- Vogt’s striae. Gejala ini berupa sebuah garis vertikal yang berada di stroma bagian dalam dan membran Descemet (bagian kornea).
Di samping itu, bagi kamu yang menderita keratoconus, kamu mungkin aka mnegalami bebera gejala seperti:
- Fotofobia atau sensitif terhadap cahaya
- Mata lelah
- Mata iritasi
- Buruknya penglihatan pada malam hari
- Mata minus
- Pembengkakan kornea
- Adanya cahaya berbentuk cincin pada penglihatan
- Keinginan untuk mengucek mata
- Bentuk kornea mata tidak beraturan
Cara Mengobati Keratoconus
Tujuan pengobatan keratocopnus difokuskan pada dua hal, yaitu menjaga ketajaman penglihatan dan menghentikan perubahan bentuk kornea.
Di samping itu, ada berbagai macam metode pengobatan yang disesuaikan dengan tingkat keparahan dan seberapa cepat perkembangannya.
Adapaun beberapa cara pengobatan perubahan bentuk kornea melansir dari laman Healthline, di antaranya adalah:
1. Lensa Kontak
Lensa kontak atau yang seringkali disebut juga dengan softlens merupakan salah satu pengobatan untuk menangani kondisi ini. Metode ini dilakukan untuk mengobati keratoconus dengan derajat keparahan rendah.
Dokter akan meresepkan lensa kontak yang brtujuan untuk menignkatkan ketajamn penglihatan, namun amu mungkin membutuhkan perubahan resep secara berkala kalau perkembangan keratoconus terbuilang cepat.
Ada beberapa tipe atau jenis lensa kontak yang isesuaikan dengan kondisi setiap pasien, seperti:
- Lensa hybrid
- Lensa sklera
- Lensa RGP (Rigid Gas Permeable Lense)
2 Operasi
Beberapa penderita keratoconus mungkin tidak cocok menggubakan lensa kontak karena bentuk kornea yang tidak pas dengan bentuk lensa tersebut.
Selain itu, lensa kontak bisa menimubulkan penipisan kornea parah yang memicu adanay luka atau jaringan parut.
Dokter akan menyarankan metode lain yaitu operasi untuk memperbaiki penglihatanmu. Ada dua jenis operasi yang dilakukan, yaitu:
- Intracoreal ring segments. Metode operasi ini adlaah dengn cara memasukkan suatu alat berbentuk seperti cincin bernama INTACTS ke dalam kornea untuk mengatasi perubahan bentuk kornea.
- Keratoplasty
Transplantasi kornea atau yang dalam istilah medis disebut dengan kereatoplasty adalah metode operasi yang dilakuakn dengan mengganti kornea yang rusak dengan kornea baru yang sehat.
Metode ini biasanya dilakukan hanya pada kasus keratoconus parah saja.
3. Collagen Cross-Linking (CXL)
Collagen Cross-Linking adalah sebuah metiode yang betujuan untuk menghentikan perkembangan keratoconus. CXL dilakukan dengan cara meneteskan tetes mata khusus yang mengandung riboflavin (vitamin B2), kemudian sinar UV akan menguatkan serat kolagen pada kornea.
Meskipun pemberian CXL sudah disetujui oleh American Food and Drug Administration, efektivitas metode ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Sebenarnya, pengobatan secanggih apapun tidak menjamin kamu sembuh atau terhindar dari keratoconus apabila kita tidak mengimbanginya dngan pola hidup sehat.
Cara yang bisa kamu lakukan di antaranya makan makanan bergizi, stay hydrated, istirahat cukup, dan bijak menggunakan gadget.
Pertanyaan Seputar Keratoconus Yang Sering Ditanyakan
Apa yang Dimaksud Keratokonus?
Keratokunus adalah kelainan ekstasia kornea yang digambarkan sebagai progresifitas penipisan pada lapisan stroma, penonjolan bentuk kornea seperti kerucut yang mengakibatkan astigmatisma ireguler.
Ketika Mengalami Keratokonus Apa Gejala Awalnya?
Pada saat mengalami hal ini, mata tidak akan bisa memusatkan pandangan terhadap gambar secara baik.
Ada satu cara menjaga mata yang seringkali terlupa yaitu mengonsumsi vitamin mata seperti Eyebost. Vitamin mata ini dibuat khusus untuk menjaga kesehatan mata agar selalu tajam, fokus, jernih, dan terhindar dari gangguan mata.
Dengan kandungan alaminya seperti ekstrak bilberry, bunga marigold, wortel, dan madu asli yang mengandung vitamin A, C, E, antioksdian dan senyawa lutein, Eyebost sangat tepat diukonsumsi untuk senantiasa menjaga kesehatan matamu.
Tunggu apalagi, yuk konsumsi Eyebost sekarang juga! Ingat mata, ingat Eyebost!