Sebagian orang lebih memilih untuk mengendarai kendaraan pribadi daripada harus menaiki transportasi umum, terlebih apabila menetap di daerah minim fasilitas umum. Efektivitas, efisiensi, dan kenyamanan lah yang melatarbelakanginya.
Bukan hanya aturan lalu lintas, ada aturan-aturan tak tertulis lainnya yang harus dipatuhi agar aman dan nyaman selama berkendara, misalnya mengetahui titik buta atau blind spot.
Eh, kamu tau nggak sih, ada salah satu gangguan penglihatan yang berhubungan dengan blind spot nih, kondisi ini dikenal dengan istilah skotoma.
Istilah ini masih terdengar asing di telinga orang awam seperti kita yang tidak memiliki latar belakang medis.
Meski begitu, menggali lebih jauh mengenai scotoma akan menjadi value tambahan bagi diri kita sendiri, pun wawasan tersebut diharapkan membawa kebermanfaatan bagi orang-orang di sekitar kita.
Ceileh…
Nggak perlu kebanyakan introduction, bagaimana kalau kita langsung memulai pembahasan mengenai serba-serbi scotoma? Setuju?
Let’s go!
Apa Itu Skotoma?

Skotoma adalah sebuah istilah medis yang merujuk pada ketidaknormalan pada bidang penglihatan berupa titik buta atau blind spot. Umumnya, kondisi ini hanya menyerang salah satu mata, namun tidak menutup kemungkinan menyerang kedua mata sekaligus.
Skotoma bisa muncul sebagai bintik pada retina, yang mana retina merupakan bagian mata yang berfungsi untuk mengubah cahaya menjadi sinyal elektrik (berisi informasi visual) dan saraf optik lah yang bertugas untuk meneruskan sinyal tersebut ke otak.
Nah, adanya bintik pada retina membuat saraf optik tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik sehingga sinyal berupa informasi visual tidak bisa sampai ke otak.
Keabnormalan pada bidang penglihatan semacam ini mengakibatkan seseorang tidak bisa melihat dengan baik, entah itu terjadi sementara maupun permanen. Penderitanya juga mungkin mengalami gangguan penglihatan pada lokasi bidang penglihatan tertentu.
Perlu kita ketahui bersama, scotoma berpotensi mempengaruhi masalah kesehatan yang mempengaruhi area tertentu pada otak maupun saraf optik itu sendiri.
Secara etimologi, skotoma atau scotoma berasal dari bahasa Latin yang berarti “kegelapan”. Sementara itu, istilah bidang penglihatan merujuk pada seluruh area pada penglihatanmu.
For your information, skotoma dibedakan menjadi beberapa jenis. Melansir dari laman Cleveland Clinic, ada empat jenis scotoma, di antaranya meliputi:
Baca Juga: 5 Prosedur Tes Glaukoma, Penting Untuk Mencegah Kebutaan Akibat Glaukoma
1. Sentral
Skotoma sentral merupakan jenis skotoma yang menghasilkan titik buta pada bagian tengah bidang penglihatan. Titik buta pada jenis scotoma yang satu ini nampak seperti titik gelap di depan mereka.
Bagaimanapun, sebagian yang lain tidak mengeluhkan titik gelap pada penglihatan di depan mereka, melainkan hanya ada area tertentu yang buram atau tidak jelas.
2. Scintillating
Jenis skotoma yang satu ini nampak seperti bergelombang atau bergerigi yang bisa berubah dari terang ke gelap, dan begitu pula sebaliknya. Gangguan ini terjadi pada sinyal listrik atau elektrik pada retina.
Penderita migrain dengan aura lebih sering mengalami skotoma scintillating. Kendati demikian, umumnya kondisi ini hanya terjadi sementara alias tidak bertahan lama, kok.
3. Parasentral
Skotoma parasentral adalah titik buta yang muncul di antara 10 derajat fiksasi. Ahli medis menyebutkan bahwa kondisi ini membuat kamu memiliki area titik buta yang sedikit melenceng dari penglihatan sentral atau pusat.
Oh iya, kamu bisa mengalami lebih dari scotoma parasentral sehingga akan ada beberapa bintik hitam atau titik buta pada bidang penglihatanmu.
4. Junctional
Skotoma junctional terjadi akibat adanya kerusakan pada area bertemunya kiasma optikum dan saraf optik. For your information, kiasma optikum adalah struktur berbentuk X di mana persilangan saraf optik di otak terjadi.
Kiasma optikum merupakan bagian otak yang berperan dalam proses penggambaran informasi visual di otak. Kerusakan pada kiasma optikum berisiko mengakibatkan kebutaan separuh atau seluruhnya.
Gejala Dan Penyebab Skotoma

Gangguan penglihatan berupa skotoma tidak boleh disepelekan sama sekali. Meskipun kasus ini terbilang umum, namun seringkali tidak terdeteksi dan berpotensi menyebabkan kebutaan.
Oleh karenanya, penting bagi kita untuk mengetahui gejala skotoma agar kita menjadi pribadi yang lebih mawas diri, terlebih pada kesehatan diri sendiri. Adapun beberapa gejala scotoma yang biasanya muncul, yaitu:
- Terdapat titik di mana penglihatan terganggu atau tertutup
- Membutuhkan cahaya terang agar dapat melihat dengan jelas
- Kesulitan untuk melihat warna-warna tertentu
- Munculnya floaters dan kilat pada penglihatan
Tidak hanya itu, beberapa orang mungkin penasaran apa penyebab munculnya skotoma pada penglihatan. Apakah kondisi ini disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat? Atau seperti apa?
Tenang, ahli medis berhasil mendeteksi penyebab scotoma, yang mana kondisi ini didominasi oleh adanya gangguan pada otak, retina, ataupun saraf optik, misalnya kanker, glaukoma, stroke, diabetes, multiple sclerosis, cedera pada retina, degenerasi makula akibat usia, dan efek samping obat-obatan.
Secara lebih rinci, ahli medis dan peneliti telah mengelompokkan gejalanya berdasarkan jenis skotoma yang telah disebutkan pada sub-bab sebelumnya.
- Sentral: stroke, tumor degenerasi makula, goresan akibat cedera pada mata, dan cedera otak traumatis.
- Junctional: tumor kelenjar pituitari, kanker berupa craniopharyngioma, aneurisme, infeksi (tuberkulosis dan sifilis), dan multiple sclerosis.
- Parasentral: glaukoma, robekan retina, ablasio retina, dan retinopati diabetik.
- Scintillating: migrain, hipertensi atau tekanan darah tinggi, retinitis pigmentosa, gangguan pada pembekuan darah, perubahan kadar hormon, dan retinopati yang berhubungan dengan kanker.
Cara Mengatasi Skotoma

Selanjutnya, kita akan membahas mengenai cara mengatasi skotoma itu sendiri. Tenang saja, kondisi ini bisa disembuhkan kok, asalkan pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab yang melatarbelakangi munculnya kondisi tersebut, terutama stroke, kanker, degenerasi makula, dan glaukoma.
Meski begitu, ahli medis mengungkapkan bahwa beberapa kasus skotoma tidak memerlukan pengobatan khusus. Kondisi ini bisa membaik dengan sendirinya hanya dengan beristirahat, berbaring, maupun memenuhi asupan cairan saja.
Obat-obatan juga bisa membantu mengatasi skotoma yang kamu alami, terlebih apabila kamu mengalami migrain atau scotoma scintillating, contohnya obat anti kejang, triptan, maupun obat pereda nyeri yang terjual bebas di pasaran (over-the-counter/OTC).
However, “mencegah lebih baik daripada mengobati” mungkin ada benarnya. Kamu tidak akan benar-benar memahami dan mensyukuri apa itu kesehatan sampai kamu ditimpa musibah berupa penyakit.
Secara umum, belum ada penelitian yang membuktikan tentang bagaimana cara mencegah skotoma. Pencegahan pada scotoma lebih fokus pada mencegah penyakit yang melatarbelakanginya, misalnya migrain.
Selain itu, alangkah baiknya lakukan pemeriksaan mata secara berkala dan jagalah kesehatan, terutama ketika kamu mengalami kondisi yang berkaitan dengan penyebab skotoma.
Sebagai contoh, para penderita diabetes disarankan untuk senantiasa menjaga kadar gula darah agar selalu stabil. Kasus yang sama berlaku bagi penderita hipertensi, yang mana mereka harus selalu menjaga tekanan darah.

Kesimpulannya, menjaga kesehatan adalah kunci mencegah penyakit. Mungkin hal ini terdengar sedikit klise, namun kita semua bisa membuktikannya sendiri.
Dalam kasus menjaga kesehatan mata, ada banyak cara yang bisa kita lakukan agar mata selalu dalam kondisi optimal dan maksimal, baik secara fisik maupun fungsinya. Salah satunya adalah dengan minum vitamin mata Eyebost.
Eyebost adalah vitamin mata herbal terbaik yang membantu menjaga kesehatan mata, memastikan penglihatan tetap jernih, fokus, dan tajam, serta membantu meringankan gejala iritasi mata ringan.
Dijamin 100% alami, Eyebost terbuat dari bahan-bahan unggulan, mulai dari madu asli, ekstrak wortel, bunga marigold, dan buah bilberry yang mengandung vitamin A, C, E, serta antioksidan antosianin, lutein, polifenol, dan flavonoid.
Vitamin mata yang satu ini memiliki rasa yang manis dan segar, namun aman dikonsumsi setiap hari oleh semua kalangan usia bahkan penderita diabetes sekalipun. Terlebih, Eyebost tidak menyebabkan ketergantungan dan bebas dari efek samping.
Yuk, maksimalkan fungsi penglihatan dengan minum Eyebost setiap hari!
Ingat mata, ingat Eyebost!
Tinggalkan komentar