Pada saat kita belajar tentang anatomi mata, kita akan mengupas satu per satu bagian mata berikut fungsinya. Misalnya, sklera mata.
Bagian mata sklera merupakan bagian mata yang berwarna putih dan berfungsi untuk menjaga bentuk mata dan melindunginya dari trauma mata.
Akibat posisinya yang berada di permukaan mata, gangguan mata yang terjadi pada skelra tidak terelakkan. Salah satu contohnya adalah skleritis.
Pernahkah kalian mendengar tentang skleritis? Ketahuilah bahwa gangguan mata ini adalah suatu kondisi ketika sklera mengalami peradangan atau inflamasi.
Gangguan mata yang satu ini mungkin akan menimbulkan rasa nyeri atau perih pada mata penderitanya.
Oleh sebab itu, kita akan membahas serba-serbi skleritis mulai dari pengertian, penyebab, gejala, serta cara mengobatinya. Let’s jump to the explanation!
Apa Itu Skleritis?
Setiap bagian mata tidak terlepas dari ancaman terjangkit gangguan mata. Kendati demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa bagian mata terluar memiliki risiko yang lebih besar untuk terinfeksi, baik oleh zat kimia, sinar biru, maupun berbagai jenis mikroorganisme.
Seperti halnya, sklera mata. Bagian mata yang memiliki ciri khas berwarna putih susu ini berisiko terkena skelritis.
Apa itu skleritis?
Secara etimologi, skleritis berasal dari dua kata yaitu “sclera” yang berarti bagian mata sklera, dan “-itis” yang berarti peradangan atau inflamasi.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa skleritis adalah peradangan yang terjadi pada bagian mata sklera, baik pada salah satu atau kedua mata sekaligus.
Gangguan mata ini dapat menjadi sangat menyakitkan bagi penderitanya tergantung tingkat keparahannya.
Baca Juga: Perkembangan Trakoma Menurut WHO, Ketahui!
Oleh karenanya, kondisi ini harus segera ditangani oleh ahli medis atau dokter spesialis mata untuk menghentikan peradangan yang dapat memicu terjadinya kehilangan penglihatan atau vision loss secara keseluruhan dan permanen.
Tipe Skleritis
Dalam pembahasan tentang skleritis, para dokter menggunakan sebuah teori tentang pengklasifikasian skleritis untuk membedakan jenis atau tipe skleritis.
Pengklasifikasian ini berdasarkan pada apakah gangguan mata ini menyerang skelra bagian depan atau belakang.
Teori yang digunakan adalah teori oleh Watson dan Hayre yang mencoba untuk mengklasifikasikan skleritis menjadi dua tipe, yaitu:
1. Anterior
Skleritis anterior adalah peradangan yang terjadi pada sklera bagian depan. Biasanya, gangguan mata jenis ini kemungkinan besar memiliki penyakit yang menyertainya sebagai bagian dari penyebabnya.
Gangguan mata jenis ini merupakan jenis yang paling umum terjadi yaitu setidaknya 98% dari keseluruhan kasus. Di samping itu, skleritis anterior memiliki beberapa sub-tipe, di antaranya adalah:
- Nodular anterior scleritis. Gangguan ini merupakan jenis kedua terbanyak yang sering dialami oleh pasien skleritis.
- Necrotizing anterior scleritis (dengan peradangan). Jenis skelritis yang sangat berbahaya.
- Necrotizing anterior scleritis (tanpa peradangan). Jenis anterior scleritis yang paling langka.
2. Posterior
Jenis skleritis posterior merupakan peradangan yang terjadi pada sklera bagian belakang. Gangguan mata yang satu ini lebih sulit untuk dideteksi dan didiagnosis karena memiliki beberapa gejala yang menyerupai gangguan mata jenis lainnya.
Termasuk kasus yang langka, posterior scleritis terjadi pada 2% dari keseluruhan jumlah kasus scleritis. Selain itu, posterior scleritis dapat terjadi bersamaan dengan anterior scleritis yang dapat mengacu pada penyakti mata serius seperti ablasio retina dan glaukoma.
Penyebab Skleritis
Apabila membicarakan tentang penyebab skleritis, gangguan mata yang satu ini dapat dikategorikan menjadi idiopatik atau penyakit yang belum diketahui penyebabnya.
Kendati demikian, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh kondisi menular dan tidak menular seperti yang dilansir dari laman National Institutes of Health, antara lain seperti:
1. Infeksi mikroorganisme
Mikroorganisme menjadi salah satu penyebab yang paling umum pada kebanyakan kasus gangguan mata, tidak terkecuali skleritis.
Gangguan mata skleritis yang diakibatkan oleh infeksi berbagai jenis mikroorganisme seperti jamur, bakteri, dan parasit digolongkan menjadi scleritis menular.
Kasus ini lumayan banyak terjadi yaitu sekitar 4-10% dari jumlah keseluruhan kasus. Oleh karenanya, pastikan untuk selalu memlihara kebersihan area mata dan hindari untuk menyentuh area mata sebelum mencuci tangan dengan sabun.
2. Penyakit autoimun
Di dalam tubuh kita, terdapat jenis sel imun bernama sel T yang berperan bak prajurit yang bertugas menyerang bakteri, virus, jamur, dan lain-lain yang masuk dan akan menginfeksi mata. Namun, ada suatu kondisi bernama autoimun yang menghancurkan kinerja sistem imun tubuh.
Autoimun adalah sebuah kondisi di mana sel imun yang seharusnya menjaga tuuh dari berbagai jenis infektan justru menyerang sel tubuh yang sehat. Hal ini mengakibatkan bakteri dan virus berhasil masuk dan menginfeksi tubuh.
Dalam sebuah studi berjudul Treatment and Management of Scleral Disorders disebutkan bahwa setidaknya pada 50% penderita skleritis menderita penyakit auoimun yang seringkali tidak terdiagnosa saat scleritis muncul, seperti rheumatoid arthritis dan kondisi vascular sistemik.
Gejala Skeleritis
Scleritis memiliki beberapa tipe atau jenis yang masing-masing memiliki gejala yang berbeda. Gejala bisa kian memburuk apabila tidak segera diobati, bahkan pada beberapa kasus scleritis dapat menyebabkan nyeri mata yang teramat sangat dan tidak merespon dengan baik terhadap obat penawar rasa sakit.
Parahnya, nyeri tersebut tidak hanya terasa oleh mata saja, namun juga dapat terasa di seluruh wajah. Dilansir dari laman Helathline, ada beberapa gejala scleritis yang penting untuk kita ketahui supaya tidak bertambah parah, antara lain seperti:
- Mata berair
- Penurunan fungsi penglihatan
- Penglihatan buram
- Sensitif terhadap cahaya atau fotofobia
- Sklera berwarna kemerahan
- Sakit kepala
- Nyeri mata ketika mata bergerak
- Iritasi mata
- Pengliatan ganda
Cara Mengobati Skleritis
Generally, skeritis bukan penyakit mata serius, namun bukan berarti bisa diabaikan begitu saja. Kebanyakan kasus ini disebabkan oleh adanya infeksi bakteri yang menimbulkan inflamasi atau peradangan.
Apabila tidak segera diatasi, maka dapat memperparah kondisi penderita dan berdampak pada kehilangan penglihatan.
Oleh sebab itu, penanganannya harus dilakukan sesegera mungkin sebelum skleritis mencapai tingkat keparahan tinggi.
Bagaimanapun, ada berbagai jenis pengobatan scleritis yang mungkin akan dilakukan oleh dokter spesialis mata, antara lain seperti:
1. Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug (NSAID)
NSAID adalah jenis obat yang biasa digunakan untuk membantu meringankan sakit dan demam. Obat ini dapat digunakan juga untuk meringankan nyeri yang timbul pada mata akibat scleritis dan ummnya digunakan untuk mengobati nodular anterior scleritis.
Perlu diketahui bahwa obat jenis ini tidak membutuhkan resep dokter dan terjual bebas di pasaran. Adapun beberapa contohnya seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen sodium.
2. Pil kortikosteroid
Kortikosteroid adalah jenis obat yang biasanya digunakan untuk membantu mengurangi inflamasi atau peradangan. Obat jenis ini membantu menekan sistemibum, sehingga dapat membantu mengontrol kondisi ketika sistem imun tubuh justru menyerang jaringan sehat.
Pil kortikosteroid biasanya digunakan saat NSAID tidak dapat mengurangi peradangan yang terjadi. Akan tetapi, pil kortikosteroid dengan dengan dosis tinggi harus ditebus menggunakan resep dokter.
3. Glucocorticoid
Obat glucocorticoid merupakan obat yang dinilai efektif untuk menghentikan kerusakan peradangan yang disebabkan oleh penyakit autoimun.
Obat jenis ini tidak boleh digunakan dalam jangka waktu yang panjang sebab dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Dalam pengobatan skleritis, khususnya posterior scleritis, dokter mata mungkin akan meresepkan obat glucocorticoid untuk menghentikan peradangan.
4. Obat immunosuppresant dengan glucocorticoid
Immunosuppressant adalah jenis obat yang berfungsi untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. Pada kasus skleritis, salah satu penyebabnya adalah penderitanya mengalmai masalah pada sistem kekebalan tubuhnya di mana sel imun menyerang jaringan yang sehat.
Obat jenis ini termasuk obat keras yang umumnya digunakan untuk mengatasi tipe skleritis yang paling parah seperti pada necrotizing scleritis.
Adapun contoh immunisuppressant seperti prednisone, tacrolimus, cyclosporine, imuran, rapamune, dan sebagainya.
5. Antibiotik
Pasti banyak dari kita yang sudah sering mendengar tentang obat ini ya. Jadi, antibiotik adalah jenis obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi akibat bakteri dan tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi akibat virus.
Seperti halnya pada kasus skleritis yang dapat disebabkan juga oleh bakteri, pengobatannya pun dapat dilakukan dengan memberikan antibiotik. Akan tetapi, obat antibiotik hanya dapat dikonsumsi dengan resep dokter, ya!
6. Obat antifungal atau antijamur
Biasnya, obat antijamur digunakan untuk mengatasi infeksi sklera yang disebabkan oleh sindrom Sjogren yang dikenal menyebabkan mata menjadi kering sehingga menyebabkan mata menjadi gatal dan sensasi panas serta berpasir.
Adapun beberapa jenis obat yang termasuk ke dalam obat antifungal seperti clotrimazole, econazole, miconazole, fluconazole, ketoconazole, nystatin, dan amphotericin.
7. Operasi
Prosedur operasi mungkin harus dilakukan apabila skleritis tidak dapat diatasi dengan menggunakan obat-obatan. Biasanya, operasi juga dilakukan untuk mengobati kasus skleritis dengan tingkat keparahan tinggi.
Dalam prosesnya, dokter akan memperbaiki jaringan yang ada pada sklera untuk meningkatkan fungsi serta mencegah terjadinya kehilangan penglihatan atau vision loss.
Kesimpulannya, skleritis merupakan peradangan yang terjadi pada sklera (bagian mata yang berwarna putih).
Kondisi ini dapat disebabkan oleh dua hal yaitu oleh mikroorganisme (infeksius) dan gangguan pada sistem kekebalan tubuh (noninfeksius).
Gejala yang ditimbulkan pun hampir mirip dengan gejala gangguan mata yang lain. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk senantiasa menjaga kesehatan mata agar penglihatan tetap maksimal dan terhindar dari ancaman penyakit mata.
Salah satu cara menjaga mata adalah dengan mengonsumsi vitamin mata seperti Eyebost. Vitamin mata ini menggunakan madu asli sebagai bahan utamanya, dan diformulasikan dengan ektrak wortel, bilberry, bunga marigold, serta flavour blueberry.
Vitamin mata Eyebost mengandung berbagai nutrisi seperti vitamin A, C, lutein, betakaroten, dan antioksidan yang berfungsi untuk menjaga penglihatan selalu tajam, fokus, jernih, serta terhindar dari berbagai penyakit mata serius seperti katarak dan glaukoma. Ingin mata selalu sehat? Ingat mata, ingat Eyebost!