Kalau kamu perhatikan, kamera memiliki titik hitam pada bagian lensa yang berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya sehingga gambar dapat ditangkap dengan jelas. Sebetulnya, cara kerjanya serupa dengan mata manusia.
Mata manusia terdiri dari banyak bagian, salah satunya adalah pupil. Seperti halnya pada bagian lensa kamera di atas, pupil berfungsi memasukkan cahaya ke dalam mata. Ngomong-ngomong soal pupil, ada salah satu kelainan pada pupil bernama polycoria nih, teman mata.
Tahukah kalian apa itu polycoria?
Pada kenyataannya, masih banyak dari kita yang belum tau bahkan baru pertama kali mendengar istilah tersebut. Padahal, kasus ini lumayan unik dan menarik untuk dibahas.
Eitsss jangan khawatir! Isu mengenai polycoria akan menjadi topik utama dalam artikel ini, termasuk di dalamnya pengertian, penyebab, gejala, dan pengobatan polycoria itu sendiri.
Yaudah yuk, langsung aja kita masuk ke pembahasan yang pertama!
Apa Itu Polycoria?
Pada dasarnya, pupil adalah bagian mata yang dapat berubah ukuran untuk memungkinkan banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata. Pupil dikelilingi oleh otot yang akan membuatnya membesar ketika ketika cahaya redup dan mengecil ketika cahaya terang.
Meskipun bentuknya sangat kecil, pupil merupakan bagian yang sangat penting untuk mata. Pupil akan membuatmu melihat benda dengan jelas dan mengurangi silau pada pagi dan malam hari dengan memastikan jumlah cahaya yang masuk ke dalam retina.
Baca Juga: Pentingnya Melindungi Kesehatan Mata dan 8 Cara Merawat Mata Tetap Sehat
Melansir dari laman Healthline, polycoria dapat terjadi pada salah satu atau kedua mata sekaligus dan umumnya mulai muncul pada masa kanak-kanak. Bagaimanapun, ada dua jenis polikoria, yaitu:
1. Polikoria Sejati
Polikoria sejati atau yang disebut juga dengan true polycoria adalah suatu kondisi di mana ada dua atau lebih pupil yang terpisah dalam satu mata.
Setiap pupil memiliki otot sfingter sendiri sehingga masing-masing pupil memiliki kemampuan untuk menyempit dan melebar. Hal ini tentu dapat mempengaruhi penglihatan penderitanya. Untungnya, kasus ini sangat jarang terjadi.
2. Polikoria Palsu
Polikoria palsu disebut juga dengan false polycoria atau pseudopolycoria. Kondisi ini memungkinkan kamu untuk memiliki pupil berjumlah dua atau lebih di dalam mata.
Pada kasus pseudopolycoria, lingkaran pada iris menyerupai pupil tambahan, akan tetapi lingkaran atau lubang tersebut hanyalah kelainan iris saja dan tidak menimbulkan masalah penglihatan apapun.
Penyebab Polycoria
Ketika kita membicarakan suatu penyakit atau masalah kesehatan, hal penting yang harus kita ketahui adalah penyebabnya. Dalam dunia medis, mengetahui penyebab suatu penyakit dapat membantu memutuskan pengobatan seperti apakah yang tepat untuk mengatasinya. Pun, sama halnya dengan pencegahan.
Dalam kasus ini, penyebab polycoria belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, sebagian peneliti mengatakan bahwa kemungkinan polycoria disebabkan oleh adanya kendala dalam perkembangan mata sebelum ia dilahirkan.
Melansir dari laman All About Vision, setidaknya ada dua masalah mata yang dihubungkan dengan terjadinya polycoria, di antaranya yaitu:
1. Sindrom Axenfeld-Rieger
Sindrom Axenfeld-Rieger adalah penyakit genetik yang menyerang mata. Kondisi ini kemungkinan diturunkan oleh orang tua kepada anak-anaknya.
Seseorang yang mengalami sindrom tersebut mungkin memiliki polycoria palsu yang berupa lubang tambahan pada iris yang menyerupai banyak pupil atau satu pupil yang posisinya tidak berada di tengah.
2. Sindrom Iridocorneal Endothelial
Sindrom Iridocorneal Endothelial adalah gangguan mata yang mengarah pada distorsi pupil dan iris, termasuk di dalamnya polycoria.
Orang yang mengalami kondisi ini juga seringkali mengalami glaukoma sekunder atau glaukoma yang diakibatkan oleh penyakit mata tertentu. Gangguan mata yang satu ini lebih lazim terjadi pada kaum hawa dan usianya sekitar 20-50 tahun.
Kendati demikian, ada beberapa masalah mata lainnya yang seringkali dihubungkan dengan terjadinya polycoria, seperti glaukoma, ablasio retina, katarak, serta perkembangan mata dan batas pupil yang abnormal.
Sebagian orang tidak menyadari memiliki polycoria sampai mereka melakukan konsultasi dan pemeriksaan mata menyeluruh dengan ahli medis atau dokter spesialis mata.
Selama menjalani pemeriksaan, dokter mungkin akan melakukan tes mata menggunakan slit-lamp di mana mikroskop dan cahaya khusus digunakan untuk memeriksa bagian depan dan belakang mata. Di samping itu, pemeriksaan mata ini juga dapat digunakan untuk mengetahui ketidaknormalan pada pupil.
Gejala Polycoria
Gejala polikoria dikaitkan dengan adanya lebih dari satu set otot iris. Bagian mata bernama iris merupakan otot berbentuk cincin berwarna yang berada di sekitar pupil di mana pupil bertugas mengontrol sedikit banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata.
Pupil pada mata penderita polycoria cenderung berukuran lebih kecil dari pupil pada umumnya dan seringkali dipisahkan oleh bagian iris tertentu. Hal ini mengakibatkan cahaya yang masuk ke dalam mata berkurang dan berisiko penglihatan menjadi lebih redup.
Di samping itu, penderitanya mungkin akan mengalami kesulitan untuk memfokuskan penglihatan sebab fungsi pupil yang tidak maksimal dan optimal.
Untuk lebih memahami tentang polikoria, Healthline telah merangkum beberapa gejala yang mungkin muncul ketika kamu mengalami polikoria, di antaranya seperti:
- Memiliki dua buah pupil
- Penglihatan kabur pada mata yang terdampak
- Penglihatan buruk, ganda, maupun redup pada mata yang terdampak
- Muncul masalah pada silaunya cahaya
- Terdapat jembatan jaringan iris di antara pupil
- Bentuk pupil cenderung lonjong
Pengobatan Polycoria
To be honest, polycoria tidak membutuhkan perawatan atau pengobatan khusus selama tidak mempengaruhi kualitas penglihatan penderitanya. Akan tetapi, ahli medis mungkin merekomendasikan untuk melakukan pembedahan guna membenahi penglihatan buruk pada polikoria sejati. Pupilloplasty adalah salah satunya.
Pupilloplasty dilakukan dengan cara menghilangkan atau membuang bagian iris yang memisahkan kedua pupil sehingga keduanya dapat menyatu dengan baik.
Dalam sebuah jurnal penelitian berjudul Pupilloplasty in a Patient with True Polycoria: A Case Report disebutkan bahwa prosedur pupilloplasty terbukti efektif dapat mengatasi polycoria. Pasien menyatakan adanya peningkatan ketajaman penglihatan setelah operasi berlangsung dan merasakan kepuasan akan hasil tersebut.
In conclusion, pemeriksaan mata tidak hanya diwajibkan bagi kamu yang menderita penyakit mata. Pemeriksaan mata harus dilakukan secara rutin setiap 1-2 tahun sekali guna memantau kesehatan mata secara menyeluruh.
Tidak sampai di situ, menjaga kesehatan mata juga dapat diupayakan dengan berbagai cara, misalnya minum vitamin mata Eyebost. Vitamin mata yang satu ini merupakan vitamin mata yang diformulasikan secara khusus untuk menjaga kualitas penglihatan senantiasa jernih fokus, tajam, serta terbebas dari ancaman penyakit mata.
Berkat bahan-bahan alaminya seperti ekstrak buah blueberry, wortel, bunga marigold, dan madu asli, vitamin mata Eyebost memberikan kebaikan mata berupa nutrisi penting, di antaranya antioksidan lutein, polifenol, antosianin, flavonoid, serta vitamin A, C, dan E.
Apakah Eyebost aman dikonsumsi?
Kabar baik, Eyebost aman dikonsumsi oleh semua kalangan usia tanpa efek samping dan ketergantungan meski diminum setiap hari karena semua bahan-bahannya terbukti 100% alami tanpa pengawet buatan sedikitpun.
Nah, Eyebost merupakan pilihan yang tepat untuk kamu yang ingin memastikan kesehatan mata setiap saat.
Yuk, pesan Eyebost asli sekarang juga di website resminya!
Ingat mata, ingat Eyebost!