Mata merupakan indera penglihatan yang tidak luput dari kerusakan, baik itu ringan, sedang, maupun berat. Tentu, kerusakan atau gangguan sekecil apapun harus ditangani dengan tepat dan tanggap untuk mencegahnya bertambah parah.
Dalam dunia medis, ada sebuah prosedur penanganan gangguan pada mata yang dinamakan pneumatic retinopexy. Istilah ini terdengar asing dan masih belum banyak diketahui sebab kasus penyakit mata yang melatarbelakanginya pun terbilang jarang.
Namun, tahukah kamu apa itu pneumatic retinopexy?
Pada artikel kali ini, kita akan membahas secara singkat, padat, dan jelas tentang apa itu pneumatic retinopexy, berikut prosedur dan risiko yang dihadapi setelah prosedur dilaksanakan.
Kalau kamu penasaran, jangan lewatkan ulasan yang satu ini ya, teman mata!
Apa Itu Pneumatic Retinopexy?

Di antara begitu banyak prosedur penanganan gangguan mata, mungkin kita jarang bahkan tidak pernah mendengar istilah pneumatic retinopexy.
Baca Juga: Fenomena Unik Heterochromia, Dua Warna Mata Berbeda! Ini 3 Penyebabnya
Jadi, pneumatic retinopexy adalah prosedur yang dilakukan untuk memperbaiki retina yang terlepas dari lapisan dasarnya serta memperbaiki kembali penglihatan seperti sedia kala.
Prosedur ini merupakan penanganan pada gangguan mata ablasio retina atau yang disebut juga dengan retinal detachment. Gangguan mata ini termasuk ke dalam kegawatdaruratan mata
yang memerlukan penanganan sesegera mungkin untuk mencegah kebutaan.
Perlu kita ketahui bersama, retina berlokasi di bagian belakang mata. Retina terdiri dari sel-sel yang menggunakan cahaya untuk mengirimkan sinyal berupa informasi visual ke otak.
Nah, ablasio retina terjadi ketika bagian dari retina terlepas dari dinding mata bagian dalam. Ketika fenomena ini terjadi, fungsi retina akan terganggu.
Melansir dari laman John Hopkins Medicine, ada beberapa faktor yang memungkinkan seseorang terkena ablasio retina, di antaranya adalah:
- Rabun dekat atau miopi
- Penuaan
- Pernah menjalani operasi katarak
- Mengalami gangguan mata, misalnya uveitis (peradangan uvea)
Ahli medis menuturkan bahwa ablasio retina seringkali terjadi secara spontan. Kendati demikian, cedera pada mata juga berisiko menyebabkan gangguan retina yang satu ini.
Hadirnya floaters yang menyerupai sarang laba-laba atau bintik kecil melayang pada penglihatan dialami oleh penderitanya. Gangguan semacam ini sangat mempengaruhi kualitas penglihatan.
Bagaimanapun, beberapa di antaranya mengalami gangguan penglihatan semacam tirai yang menutupi sebagian bidang penglihatan dan kilatan cahaya pada mata.
Nah, gejala semacam itu menjadi indikasi bahwa penanganan ablasio retina seperti pneumatic retinopexy harus segera dilakukan untuk menempatkan kembali retina pada posisi asalnya. Prosedur tersebut memiliki kemungkinan besar untuk mengembalikan penglihatan serta memulihkan aliran darah menuju retina.
For your information, pneumatic retinopexy memiliki risiko komplikasi yang terbilang rendah apabila dibandingkan dengan penanganan ablasio retina lainnya, misalnya vitrektomi, scleral buckling, atau kombinasi keduanya.
Di lain sisi, robekan retina yang terdapat pada bagian bawah mata dan masuk ke dalam kategori rumit mungkin kurang cocok ditangani menggunakan prosedur pneumatic retinopexy. Kembali lagi, konsultasikan dengan ahli medis tentang kondisi dan penanganan yang tepat berikut risiko yang akan dihadapi.
Prosedur Pneumatic Retinopexy

Prosedur pneumatic retinopexy tidak semenakutkan yang dibayangkan lho, teman mata. Umumnya, prosedur ini tidak perlu dilakukan di meja operasi, melainkan cukup di kantor dokter spesialis mata.
Meskipun begitu, kamu penasaran nggak sih seperti apa prosedur pneumatic retinopexy?
Berikut di bawah ini merupakan tahapan prosedur pemulihan retina mata yang dilakukan oleh dokter spesialis mata. Simak baik-baik, ya!
- Pemberian obat yang bersifat menenangkan, tetapi tubuh masih dalam kondisi terjaga
- Pemberian obat tetes untuk melebarkan pupil mata, dan obat tetes anestesi yang bertujuan agar area mata mati rasa
- Dokter mungkin memberikan anestesi tambahan yang disuntikkan langsung ke mata
- Dokter akan menghilangkan cairan di dalam mata menggunakan suntikan khusus
- Dokter akan menyuntikkan gelembung ke area retina mata. Pada prosedur ini, dokter memastikan gelembung pada area yang tepat menggunakan ophthalmoscope
- Dokter menggunakan alat pembeku khusus untuk “mengunci” retina pada lapisan dasarnya atau dinding mata
- Pemberian salep antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi setelah prosedur dilakukan
- Pemberian penutup mata untuk melindungi mata
Setelah prosedur pneumatic retinopexy selesai, dokter mungkin akan memberikan beberapa instruksi atau arahan untuk merawat mata, mulai dari pemberian antibiotik, pengonsumsian obat pereda nyeri, maupun penggunaan penutup mata.
Di samping itu, dokter akan memberikan rekomendasi mengenai cara memposisikan kepala setelah prosedur dilakukan serta menghindari perjalanan via udara untuk sementara waktu. Sebetulnya, arahan seperti ini bersifat wajib guna mencegah komplikasi, nih.
However, pneumatic retinopexy bukanlah akhir dari segalanya. Kamu harus tetap melakukan janji temu dengan dokter untuk memantau apakah prosedur tersebut efektif dalam mengatasi ablasio retina yang kamu alami.
Oh iya, segera konsultasikan dengan dokter apabila kamu mengalami nyeri, bengkak, maupun penurunan kualitas penglihatan setelahnya, ya. Operasi mungkin diperlukan apabila prosedur ini tidak berhasil.
Risiko Pneumatic Retinopexy

Semua orang, baik dokter maupun pasien pasti mengharapkan prosedur medis berhasil tanpa adanya risiko komplikasi, bukan?
Akan tetapi, komplikasi bisa tetap terjadi tanpa adanya unsur kesengajaan. Risiko yang dihadapi pun tergantung pada kondisi kesehatan, usia, dan seberapa parah ablasio retina yang dialami.
Melansir dari laman Cedars Sinai, ada beberapa risiko pneumatic retinopexy yang mungkin dialami oleh sebagian pasien, di antaranya meliputi:
- Retina tidak berhasil ditangani atau bahkan terlepas kembali
- Udara yang terjebak di dalam mata
- Proliferative vitreoretinopathy atau luka pada retina saat prosedur dilakukan yang menyebabkan ablasio retina terjadi lagi
- Peradangan mata
- Perdarahan mata
- Peningkatan tekanan di dalam mata
- Lipatan pada retina
- Luka retina baru
- Terlepasnya koroid atau lapisan di bawah retina
Ketika komplikasi pneumatic retinopexy terjadi, kemungkinan retina terlepas kembali sangat tinggi. Hal ini mengharuskan kamu menjalani prosedur tersebut untuk kedua kalinya atau bahkan harus menjalani operasi mata.
Keuntungan Pneumatic Retinopexy Dibandingkan Bakel Sklera

Sudah menjadi rahasia umum di kalangan ahli medis bahwa pneumatic retinopexy lebih unggul apabila dibandingkan dengan prosedur lain, seperti halnya bakel sklera atau scleral buckling.
Namun, tahukah kamu apa saja keuntungannya?
Dalam sebuah studi berjudul Tindakan Pneumatic Retinopexy pada Ablasio Retina yang dimuat dalam BULETIN SEMINAR RETINA Vol. I No.4 pada Desember 2006 disebutkan bahwa pneumatic retinopexy minim rasa sakit, lebih ekonomis, mencegah gangguan pergerakan bola mata (terjadi pada bakel sklera), mencegah perubahan refraksi, serta bisa dilakukan dengan rawat jalan meski dianjurkan untuk rawat inap.
Kendati demikian, penelitian menunjukkan bahwa efektivitas bakel sklera cenderung lebih tinggi daripada pneumatic retinopexy dengan perbandingan 82% dan 73%.

Finally, sampailah kita pada penghujung artikel kali ini. Melalui pembahasan ini, diharapkan wawasan dan kesadaran kita akan kesehatan mata semakin luas dan meningkat. Bagaimanapun juga, terjadinya ablasio retina juga dipengaruhi oleh beberapa gangguan mata, salah satunya mata minus.
Bukan menakut-nakuti, mata minus tidak boleh dibiarkan begitu saja tanpa penanganan. Bahkan, ketika alat koreksi berupa kacamata atau lensa kontak sudah digunakan, menjaga kesehatan mata merupakan hal yang krusial.
Beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk mencegah perkembangan mata minus, di antaranya membatasi penggunaan gawai, banyak melakukan aktivitas outdoor, serta memperhatikan asupan nutrisi yang baik untuk mata.
Ngomong-ngomong soal nutrisi untuk mata, ada salah satu vitamin mata yang tidak boleh kamu lewatkan, nih. Yup, apalagi kalau bukan Eyebost!
Eyebost adalah vitamin mata herbal yang terbuat dari bahan-bahan 100% alami tanpa pengawet buatan, seperti madu asli, ekstrak bunga marigold, wortel, dan buah bilberry yang mengandung vitamin A, C, E, serta antioksidan lutein, antosianin, flavonoid, dan polifenol.
Vitamin mata Eyebost aman dikonsumsi setiap hari oleh semua kalangan usia sebab telah mengantongi sertifikat HALAL MUI dan izin edar yang dikeluarkan oleh BPOM.
Bukan hanya menjaga mata minus kamu, Eyebost juga membantu meringankan gejala iritasi mata ringan serta memastikan penglihatan selalu jernih, fokus, dan tajam setiap saat.
Sudah banyak yang membuktikan manfaat Eyebost, sekarang giliran kamu, nih!
Yuk, pesan Eyebost yang asli di website resminya sekarang juga!
Ingat mata, ingat Eyebost!