Mata minus, apakah bisa disembuhkan? Mata adalah salah satu organ tubuh yang terus mengalami penyempurnaan seiring berjalannya waktu.
Sesaat setelah dilahirkan, seorang bayi sudah bisa melihat sekelilingnya termasuk orangtuanya, tetapi pandangannya masih samar-samar.
Pada usia 12 bulan, pandangannya sudah mulai jelas dan akan terus melakukan penyempurnaan hingga usia 3 sampai 5 tahun.
Fase penyempurnaan ini harus diperhatikan dan diawasi betul oleh kedua orangtua supaya anak-anak tidak mengalami kelainan-kelainan pada mata, misalnya kelainan refraksi.
Kelainan refraksi adalah suatu kelainan mata dimana bayangan yang dihasilkan dari pembiasan cahaya jatuh tidak tepat di retina.
Bayangan tidak jatuh dengan sempurna di retina sehingga hal tersebut mengakibatkan benda yang dilihat menjadi samar-samar.
Kelainan refraksi ada beberapa jenis, salah satunya adalah rabun jauh atau nearsightedness. Rabun jauh atau nearsightedness yang dalam istilah medis disebut dengan myopia adalah suatu kelainan refraksi dimana bayangan dari cahaya yang telah dibiaskan jatuh di depan retina.
Dalam salah satu studi berjudul Akupuntur Titik Chengqi, Tongziliao dan Yintang dalam Memperbaiki Visus Kasus Myopia disebutkan bahwa di Indonesia, prevalensi kelainan refraksi menempati urutan pertama dari penyakit mata, meliputi 25% penduduk atau sekitar 55 juta jiwa, dan prevalensi untuk kasus myopia di Indonesia lebih dari -0,50D pada usia muda di atas 21 tahun adalah 48,1%.
Di kalangan masyarakat, mata dengan myopia biasa disebut dengan mata minus. Hal tersebut dikarenakan pada resep hasil pemeriksaan mata untuk mata rabun jauh, diberikan tanda minus (-) di depan angka dengan satuan dioptri (D).
Misalnya, arti dari hasil pemeriksaan mata kanan -1,00D dan mata kiri -2,00 D adalah mata kanan minus 1 dioptri dan mata kiri minus 2 dioptri. Berdasarkan tingkat keparahannya, myopia atau miopi dibagi menjadi tiga, yaitu miopi rendah (< -3D), miopi sedang (-3D sampai -6D), dan miopi berat (> -6D) .
Penyebab Mata Minus
Pada mata normal, bayangan dari hasil cahaya yang telah dibiaskan akan jatuh tepat di retina kemudian saraf retina akan mengirimkan sinyal ke otak dan menafsirkan benda yang kita lihat. Namun, pada mata rabun jauh, bayangan jatuh di depan retina sehingga benda yang jauh terlihat blur atau samar-samar. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
Baca Juga Yuk: Mengenal Sindrom Mata Kering, Yang Mengganggu Aktivitas
1. Keturunan
Dalam sebuah studi yang berjudul Hubungan Lama Aktivitas Membaca dengan Derajat Miopia pada Mahasiswa Pendidikan Dokter FK Unand Angkatan 2010, seorang anak yang memiliki ayah dan ibu dengan mata myopia memiliki prevalensi sebesar 33-60%, anak dengan salah satu orangtua mengalami myopia memiliki prevalensi sebesar 23-40%, sedangkan anak yang orangtua tanpa myopia memiliki prevalensi sebesar 6%.
2. Membaca terlalu dekat
Idealnya, jarak mata dengan medium baca adalah 30cm. Membaca yang terlalu dekat akan membuat saraf mata tegang dan mata cepat lelah. Hal ini dapat menyebabkan mata minus atau mata minus bertambah parah. Hindari juga membaca sambil tiduran karena kita akan cenderung sulit untuk mengatur jarak mata dengan medium baca.
3. Menatap layar gawai atau laptop terlalu lama
Otot mata akan lelah karena harus menatap layar gawai atau laptop dalam waktu yang lama. Untuk menghindarinya, istirahatkan mata setiap 20 menit dengan melihat benda yang jauh dan usahakan membaca atau menapat layar komputer dengan pencahayaan yang cukup.
Gejala Mata Minus
Mata terus-terusan menatap laptop untuk waktu yang lama akan membuat otot mata tegang dan mengakibatkan mata minus. Hal tersebut berpotensi menyerang orang-orang yang belajar atau bekerja di depan laptop atau komputer seperti akuntan, graphic designer, atau anak kecil dengan screen time tinggi. Patut diwaspadai apabila kita mengalami gejala-gejala sebagai berikut
- Pusing atau sakit kepala
- Benda jauh terlihat blur atau samar-samar
- Memicingkan mata untuk melihat benda jauh
- Bagi siswa, mereka memilih untuk duduk di bangku depan supaya lebih dekat dengan papan tulis
Resiko Mata Minus
Sebuah mata sudah bisa dikatakan minus ketika hasil pemeriksaan mata menunjukkan hasil minus 0,25 dioptri (-0,25D). Apabila minus tersebut membuat tidak nyaman dan mengganggu aktivitas, maka disarankan untuk menggunakan kacamata sesuai dengan hasil pemeriksaan tersebut.
Ada kalanya hasil menunjukkan bahwa mata memiliki minus 0,00 dioptri (mata normal), tetapi mata terasa tidak nyaman, maka kunjungilah dokter spesialis mata untuk pemeriksaan lebih lanjut. Bisa jadi hasil tersebut tidak akurat atau mungkin ditimbulkan oleh penyakit aau kelainan lain.
Menggunakan kacamata minus bukan akhir dari segalanya. Minus pada mata dapat terus bertambah seiring berjalannya waktu yang dipengaruhi juga oleh berbagai faktor. Dilansir dari dari Kaskus, mata minus tertinggi di dunia dipegang oleh seorang laki-laki berkewarganegaraan Rusia yang memiliki mata dengan minus 108 dioptri (-0,108D).
Mata minus yang terlalu tinggi dengan nilai minus lebih dari -6D dapat memiliki resiko yang lebih besar ke depannya. Hal tersebut menimbulkan penyakit lain seperti
1. Katarak
Katarak biasanya menyerang orang-orang di usia lanjut. Seiring bertambahnya usia, protein yang ada di lensa mata dapat menggumpal berawarna putih menyerupai awan yang kemudian membuat pandangan keruh. Katarak menjadi salah satu penyebab tertinggi seseorang mengalami kebutaan.
2. Glaukoma
Glaukoma adalah suatu kondisi dimana saraf mata mengalami kerusakan karena adanya tekanan yang tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah dimana cairan mata yang bernama aqueous humour yang terjebak karena tidak bisa keluar melalui sebuah lubang kecil bernama trabecular meshwork dan menyebabkan tekanan pada mata. Tekanan tersebut kemudian akan merusak saraf mata. Glaukoma tidak bisa disembuhkan karena saraf mata telah rusak.
Anisometropia
Mata minus tidak selalu menyerang kedua mata. Pada beberapa kasus, ada pula mata minus sebelah atau yang dalam istilah medis disebut anisometropia. Kelainan ini adalah kelainan refraksi dimana salah satu normal dan yang lain mata minus, atau adanya perbedaan kekuatan refraksi antara kedua mata setidaknya 1 dioptri.
Contohnya, apabila mata kanan dengan kekuatan refraksi -1,50D dan mata kiri dengan kekuatan refraksi -3,50D maka perbedaan kekuatan refraksinya sebesar 2 dioptri. Hasil tersebut diperoleh dari hasil selisih antara kedua kekuatan refraksi.
Kelainan refraksi yang dapat terjadi pada penderitanya adalah mata kanan miopi dengan minus berat dan mata kiri normal, atau mata kanan menderita hipermetropi atau hyperopia dan mata kiri miopi. Adapaun penyebab anisometropia, antara lain
1. Genetik
Faktor generik atau keturunan turut menjadi penyebab seseorang menderita anisometropia. Perlu dilakukan deteksi dini apabila kedua orangtua atau salah satunya menderita kelainan ini.
2. Kongenital
Seiring dengan bertambahnya umur diserbai beberapa faktor, ada perbedaan yang berarti pada kekuatan refraksi kedua mata.
3. Diperoleh dari tindakan medis
Operasi katarak atau operasi lensa mata yang lain dapat juga menjadi penyebab terjadinya aanisometropia pada mata seseorang.
Cara Mengobati Mata Minus
Sampai saat ini, belum ada pengobatan yang dapat digunakan untuk mengurangi minus pada mata. Kacamata dan kontak lensa hanya digunakan sebagai alat koreksi bagi cahaya yang masuk ke dalam mata sehingga dapat terfokuskan tepat di retina. Satu-satunya cara untuk menyembuhkan mata minus adalah dengan menjalani operasi LASIK.
LASIK atau Laser-Assisted In-Situ Keratomileusis adalah prosedur yang dilakukan untuk mengoreksi kelainan refraksi yang diderita dengan cara membuka atau membuat flap/bukaan pada lapisan kornea.
Lapisan yang menyerupai selaput tersebut kemudian dilipat supaya sinar laser dapat menembus lapisan stroma. Setelah tindakan ini selesai, flap akan ditutup kembali dan diberikan tetes mata steroid atau obat-obatan lain yang telah diresepkan oleh dokter umtuk proses pemulihan.
Pemulihan pasca operasi LASIK tergantung dari metode yang digunakan. Biasanya mata akan kembali normal setelah 1-3 bulan.
Adapun metode terbaru seperti ReLex Smile dan FemtoLASIK banyak dipilih oleh pasien karena lebih akurat, lebih cepat waktu operasinya, dan lebih cepat pemulihannya.
Yang perlu diingat adalah bahwa harus selalu memakai obat-obat yang telah diresepkan oleh dokter serta menggunakan kacamata hitam setiap beraktivitas di luar ruangan agar terhindar dari sinar ultraviolet (UV), debu, angin, dll.
Untuk biaya operasi, kita sepertinya perlu merogoh kantong lumayan dalam. Setiap klinik atau rumah sakit mungkin memiliki rincian biaya yang berbeda-beda, tetapi rata-rata operasi LASIK berkisar sebesar Rp10.000.000 hingga Rp25.000.000 per mata.
Operasi LASIK bisa ditanggung BPJS tidak? Mungkin itu yang ada di benak teman-teman. Jawabannya adalah tidak. Operasi LASIK merupakan operasi yang memiliki tujuan estetika dan kosmetik. Operasi ini bukan termasuk operasi vital, sehingga pemerintah tidak bisa mengcover biayanya dengan BPJS.
Bagaimanapun, ujaran yang mengatakan bahwa mata minus dapat disembuhkan adalah fakta. Tetapi, satu-satunya cara yang dapat digunakan adalah dengan menjalani operasi LASIK.
Pasalnya, obat-obat mata yang beredar di masyarakat hanya digunakan dalam rangka merawat mata minus saja.
Untuk menjaga mata minus agar tetap sehat dan tidak mengalami masalah mata lainnya, maka disarankan untuk mengonsumsi eyebost.
Eyebost
Menjernihkan dan merawat mata, menjaga mata dari sinar UV dan radikal bebas, membantu memelihara kesehatan mata.
Terlepas dari itu semua, kesadaran akan deteksi dini dan senantiasa menjaga kesehatan mata menjadi tugas kita bersama demi tehindar dari kelainan atau penyakit pada mata, termasuk kebutaan.
Tinggalkan komentar