Online Store Eyebost: Online 24 Jam

Patut Diwaspadai, Konjungtivitis pada Anak

Shaffi Kareem

konjungtivitis

Mata adalah organ yang sangat rentan terkena gangguan. Bagaimana tidak? Mata selalu terbuka dan terpapar beragam partikel dan mikroorganisme. Oleh karenanya, mata terancam terkena beberapa gangguan mata, salah satunya adalah kongjungtivis.

Pernahkan kalian mengalami mata belek?

Mata kemerahan yang disertai dengan keluarnya kotoran mata. For your information, konjungtivitis merupakan istilah medis dari mata belek. Gangguan mata ini tergolong iritasi mata ringan dan akan sembuh dengan sendirinya.

Meskipun tidak berbahaya, kita harus mengetahui lebih jauh tentang konjungitivis supaya kita dapat memastikan konjungtivitis tidak bertambah parah berikut cara mengatasinya agar aktivitas tidak terganggu.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang serba serbi konjungtivitis, kamu bisa membaca ulasan berikut hingga akhir yaa….

Apa itu Konjungtivitis?

Secara etimologi, istilah medis conjunctivitis merupakan istilah latin yang terdiri dari dua kata, yaitu conjunctiva yang berarti bagian mata konjungtiva dan itis yang berarti peradangan atau inflamasi.

Konjungtivitis (conjunctivitis) adalah peradangan mata yang terjadi pada bagian mata konjungtiva, yang mana konjungtiva merupakan selaput yang menyelimuti bagian putih mata atau yang disebut dengan sklera.

Peradangan ini membuat mata berwarna merah muda sehingga disebut juga dengan julukan pink eye.

Kamu juga harus tahu nih istilah ablasio retina, penyebab kebutaan tanpa rasa nyeri

Di Indonesia, konjungtivitis seringkali disebut dengan mata belek atau mata belekan. Hal ini disebabkan karena selain mata merah, peradangan mata yang satu ini disertai juga dengan keluranya belek atau kotoran mata, yang mana fungsi belek adalah untuk membersihkan kotoran mata.

Pada umumnya, konjungtivitis tidak berbahaya dan akan sembuh dalam beberapa hari. Namun, pada beberapa kasus, mata belek atau konjungtivitis menular.

Sehingga, seringkali penderitanya disarankan untuk menggunakan kacamata saat beraktivitas.

Gejala Konjungtivitis

Konjungtivitis merupakan peradangan yang terjadi pada konjungtiva yang menyebabkan mata berwarna merah muda hingga merah.

Hal ini disebabkan oleh pembuluh darah pada mata yang melebar sehingga menimbulkan warna merah pada mata.

Kendati demikian, mata pink atau merah bukan sau-satunya gejala yang ditimbulkan saat seseorang tekena kongjungtivitis atau mata belek.

Dilansir dari laman United Kingdom National Health Service disebutkan bahwa gejala kongjungtivitis antara lain sebagai berikut:

  • Mata merah
  • Sensasi terbakar pada mata
  • Terasa seperti mata berpasir
  • Mata gatal
  • Mata berair
  • Terdapat belek atau kotoran mata yang nempel pada bulu mata

Jenis Jenis Konjungtivis

Gangguan mata kojungtivitis dapat terjadi pada siapapun baik anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga orang berusia lanjut.

Alih-alih mencari penyebabnya, banyak dari masyarakat kita yang lebih terfokuskan pada cara mengobati mata belek saja.

Padahal, mengetahui penyebab atau jenis konjungtivitis juga sangat diperlukan sebab dapat membantu kita untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Adapun jenis-jenis conjunctivitis yang biasanya menjangkit mata kita antara lain seperti:

1. Konjungtivitis alergi

Pada musim semi di negara berilim tropis, bunga-bunga bermekaran sehingga banyak ditemukan kasus hay fever atau yang sering disebut dengan alergi serbuk sari (pollen allergi). Hal ini mempengaruhi kesehatan pada sebagian orang.

Salah satunya adalah konjungtivitis yang dapat membuat mata penderitanya memerah serta sedikit membengkak.

Bagaimanapun, kongjungtivitis alergi terutama pollen allergy biasanya hanya menyerang mata pada saat musim tertentu datang.

2. Konjungtivitis infeksi

Konjungtivitis jenis ini terjadi karena adanya infeksi pada mata. Infectious allergy dibedakan menjadi dua jenis.

Pertama adalah merah seban bakteri, yang mana kongjungtivitis ini disebabkan oleh bakteri staphylococcal atau streptococcal.

Umumnya, konjungtivitis bakteri disebabkan karena menyentuh mata dengan tangan dan benda yang tidak higienis, dan atau melakukan kontak fisik dengan penderita conjunctivitis.

Kedua adalah mata merah viral. Mata belek viral disebabkan oleh virus penyakit selesma yang mana selesma merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan atas atau disebut dengan common cold. Biasanya, penderita selesma menunjukkan beberapa gejala, salah satunya adalah bersin.

Saat ada penderita selesma di sekitar kita bersin terlalu kuat tanpa penghalang, virus ikut tersebar ke sekitarnya dan hal tersebut memungkinkan virus tersebut masuk ke dalam mata dan dapat menyebabkan kita terkena konjungtivitis.

3. Konjungtivitis oleh bahan kimia

Selain disebabkan oleh virus dan berbagai partikel penyebab alergi, konjungtivitis juga dapat disebabkan oleh iritan berupa bahan-bahan kimia.

Apabila zat kimia tersebut masuk ke dalam mata, conjunctivis dapat mengancam kesehatan mata kita.

Polusi salah satunya. Para pengendara motor dna pekerja pabrik memiliki risiko yang lebih tinggi karena terpapar polusi udara berupa asap yang mengandung berbagai zat kimia berbahaya.

Selain itu, zat klorin yang biasanya terkandung di dalam air kolam renang menjadi penyebab lain kongjungtivitis oleh bahan kimia.

Tes Mata untuk Konjungtivitis

Conjunctivitis merupakan salah satu penyakit mata yang tergolong tidak berbahaya. Pasalnya, gejala yang ditimbulkan akan mereda dengan sendirinya. Akan tetapi, bukan berarti kita dapat menyepelekan penyakit mata yang satu ini.

Apabila gejala konjungivitis semakin parah, sangat disarankan untuk mengunjungi dokter, terutama ophthalmologist atau dokter mata guna mendapatkan diagnosa serta pengobatan yang akurat.

Guna mendiagnosis penyakit ini, dokter biasanya akan mengajukan pertanyaan serta melakukan beberapa tes mata seperti:

  • Tes penglihatan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui apakah penglihatan kita terpengaruh oleh konjungtivitis.
  • Tes jaringan mata bagian luar. Tes ini dilakukan pada bagian luar mata, termasuk konjungtiva dengan menggunakan sinar serta kaca pembesar.
  • Tes mata bagian dalam. Tes mata ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada jaringan lain yang terpengaruh.
  • Conjunctial tissue smear. Apabila konjungtivitas sudah mencapai derajat kronis atau parah, maka dokter akan melakukan tindakan ini. Dokter akan mengoles cairan yang ada di konjungtiva dengan menggunakan cotton bud untuk melakukan tes guna mengetahui penyebab konjungtivis.

Konjungtivis pada Anak

Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, konjungtivis juga terjadi pada anak-anak terutama pada anak berusia kurang dari lima tahun.

Dari segi gejalanya, tidak ada perbedaan dengan gejala yang ditimbulkan pada orang dewasa, seperti mata merah, berair, gatal, sensasi terbakar dan berpasir, serta keluarnya belek atau mucus.

Normally, gejala konjungtivis pada anak akan berkembang dalam waktu 24-72 jam dan dapat sembuh dalam dua hari hingga tiga minggu dengan sendirinya.

Kendati demikian, penyakit mata ini harus diatasi guna mempercepat waktu penyembuhan dan mencegahnya semakin parah.

Cara mengatasi konjungtivis pada anak di rumah antara lain seperti:

1. Rajin Membersihkan Mata Anak

Mata berair yang disertai dengan keluarnya belek berwarna kuning kehijauan yang menempel pada bulu mata dapat membuat anak merasa tidak nyaman.

Selain itu, kotoran mata yang tidak dibersihkan akan membuat bakteri, virus, dan partikel yang lain menumpuk pada mata.

Untuk menurunkan risiko kongjungtivis berkembang lebih parah, maka para orangtua disarankan untuk membersihkan mata anak secara berkala dengan menggunakan kapas yang dicelupkan air hangat, dan bersihkan mata anak dengan gerakan searah dari mata bagian dalam ke luar.

Selain itu, gunakan dua kapas yang berbeda untuk masing-masing mata.

2. Gunakan Air Mata Buatan

Selain membersihkan mata anak, pemberian air mata buatan atau artificial tears dapat membantu meringankan gejala yang timbul pada mata. Air mata buatan akan membantu meredakan gejala konjungtivitis pada anak.

Meskipun cenderung aman digunakan oleh anak-anak, air mata buatan tidak disarankan untuk diberikan terlalu sering.

Dalam batas normal, pemberian artificial tears untuk anak tidak boleh lebih dari empat kali. Hal ini diharapkan dapat turut membantu membersihkan permukaan mata anak.

3. Pemberian Antihistamin

Terdapat setidaknya tiga jenis konjungtivis, salah satunya adalah konjungtivis alergi. Dalam pengobatannya, diperlukan obat anti alergi yaitu obat jenis antihistamin. Obat ini diharapkan dapat membantu meredakan gejala yang timbul pada mata anak.

Kendati demikian, pemberia antihistamin pada anak tidak boleh sembarangan. Sebaiknya, konsultasikan pada dokter anak terlebih dahulu untuk mengetahui dosis serta efek samping yang ditimbulkan akibat pemberian obat anti alergi pada anak.

Mitos dan Fakta Konjungtivis pada Anak

Mata belek pada anak tidak berbahaya dan cenderung akan sembuh dengan sendirinya apabila disertai dengan penanganan mandiri yang tepat.

Meskipun demikian, ada beberapa mitos serta fakta yang beredar di masyarakat terkait konjungtivis pada anak.

Pembahasan tentang mitos dan fakta menjadi salah satu topik yang menarik sebab dapat meluruskan pemahaman yang salah dilihat dari kacamata medis.

Hal ini dilakukan supaya tidak ada lagi kesalahan dalam penanganan mata belek pada anak yang antara lain seperti:

1. “Konjungtivis pada anak dapat disembuhkan dengan mengoleskan air susu ibu (ASI).”

Jawabannya adalah mitos. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena sejauh ini tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa ASI dapat menyembuhkan belek dengan cara mengoleskan susu pada mata anak yang lengket.

Meskipun tidak bermanfaat menyembuhkan, namun hal tersebut tidak berbahaya.

2. “Konjungtivis menular.”

Jawabannya adalah fakta. Mata belek yang disertai dengan keluarnya kotoran mataatau belek merupakan konjungtivis menular.

Dengan mengetahui hal ini, kita dapat membatasi kegiatan yang melibatkan banyak orang sehingga tidak menularkan ke orang lain.

3. “Anak yang menderita mata belek tidak boleh keluar rumah.”

Jawabannya adalah fakta. Anak-anak yang mengalami konjungtivitis atau mata belek tidak disarankan untuk beraktivitas keluar rumah.

Hal ini disebabkan karena aktivitas anak-anak seringkali melibatkan banyak anak, sehingga dikhawatirkan akan menularkan mata belek.

Mata belek merupakan fenomena yang sangat sering terjadi. Tidak heran apabila masyarakat tidak terlalu menganggapnya serius, namun satu hal yang perlu diingat bahwa mata belek atau conjunctivitis dapat terhindar apabila kita menjaga mata dengan baik.

Adapun beberapa cara menjaga mata dari konjungtivitis yang dapat kita lakukan antara lain adalah mengonsumsi sayur dan buah yang mengandung lutein, zeaxanthin, vitamin A, C, serta omega-3. Semua nutrisi tersebut dapat membantu memelihara kesehatan mata.

Kendati demikian, seringkali nutrisi tersebut tidak terpenuhi dari asupan makanan yang kita makan sehari-hari. Oleh karenanya, disarankan untuk mengonsumsi vitamin mata, salah satunya adalah Eyebost.

Dengan meminum Eyebost, dapat mencegah serta meringankan gejala gangguan mata termasuk konjungtivitis. Ingat mata, ingat Eyebost!

Bagikan:

Tags

Shaffi Kareem

ISFJ type of human.

Related Post

Tinggalkan komentar

Yuk pesan eyebost sekarang di eyebost.id agar mata makin sehat dan jernih
//
CS Anggie
Online
|
//
Konsultasi