Hampir semua orang di dunia pasti pernah mengalami mata merah. Timbulnya rasa tidak nyaman pada mata hingga terganggunya aktivitas sehari-hari menjadi dampak terjadinya gangguan mata merah. Tapi, tahukah kalian kalau mata merah hanyalah suatu gejala gangguan mata?
Layaknya mata berair, mata merah adalah suatu gejala pada berbagai jenis gangguan mata. Salah satunya adalah uveitis. Tidak se-populer konjungtivitis atau mata belekan, uveitis merupakan gangguan mata yang disebabkan oleh peradangan pada bagian mata uvea.
Istilah medis ini memang tidak terlalu familiar di telinga masyaakat awam seperti kita, namun membekali diri dengan pengetahuan perihal uveitis tidak ada ruginya sama sekali untuk hidup kita, justru akan membawa banyak manfaat untuk diri sendiri dan sekitar.
In this article, kita akan mengulas secara singkat, padat, dan jelas mengenai apa itu uveitis, gejala, penyebab, cara mengobati, dan lain sebagainya. Gak perlu berlama-lama lagi, kita mulai saja, yuk!
Apa Itu Uveitis?
Saat belajar tenang anatomi mata, kamu akan memahami lapisan dan bagian-bagian mata. Misalnya saja, lapisan tengah mata yang bernama uvea.
Baca Juga: Tips Diet Sehat Saat Puasa, Ampuh!
Lapisan tengah mata atau yang disebut dengan uvea adalah sebua lapisan yang terdiri dari bagain-bagian mata seperti iris, badan siliar, dan koroid. Meskipun berada di tengah mata, lapisan ini bisa mengalami peradangan atau yang disebut dengan uveitis.
Meskipun angka terjadinya uveitis tidak sebanyak kasus katarak dan glaukoma, gangguan mata yang satu ini patut diwaspadai sebab ia muncul secara tiba-tiba dan memburuk dengan cepat, bahkan peradangan pada uvea bisa menyebabkan kehilangan penglihatan permanen.
Terlebih lagi, peradangan uvea bisa menyerang siapapun di segala usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Agar tidak berkembang lebih parah, pengobatan harus segera dilakukan oleh ahli medis sesegera mungkin setelah terdiagnosis.
Penyebab Uveitis
Uveitis tidak selamanya memiliki penyebab yang jelas. Menurut sebuah studi berjudul Diagnosis and Treatment of Anterior Uveitis: Optometric Management disebutkan bahwa setidaknya 48-70% kasus peradangan uvea tidak ditemukan penyebab pasti atau disebut juga dengan idiopatik.
Kendati demikian, sebagian kasus yang lain telah teruji secara klinis memiliki keterkaitan dengan beberapa hal, di antaranya adalah:
1. Gangguan peradangan sistemik
Istilah systemic imflammatory disorder agak asik bagi sebagian masyarakat. Namum, sebenarnya masalah kesehatan yang satu ini seringkali disebut dengan penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh justru menyerang tubuh itu sendiri.
Basically, sistem kekebalan atau imun tubuh bertugas sebagai prajurit yang siap memerangi benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Biasanya, ancaman ini berupa virus, bakteri, jamur, dan lain sebagainya.
Sayangnya, adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh menjadi penyebab terjadinya peradangan uvea. Beberapa contoh di antaranya adalah:
- Juvenile idiopatic arthritis
- Gangguan radang usus
- Sakroidosis
- Penyakit Behcet atau Behcet’s disease
- Tubulo-interstitial nephritis (TINU)
- Lupus
- Multiple sclerosis
- Leukimia
- Sindrom Vogt-Kayonagi-Harada
2. Infeksi
Banyak jenis gangguan mata yang diakibatkan oleh infeksi mikroorganisme, sama halnya dengan uveitis.
Dalam sebuah studi berjudul Implifications of the Pacific Ocular Inflammation Uveitis Epidemiology Study disebutkan bahwa sekitar 20% kasus peradangan uvea disebabkan leh infeksi, tapi infektan bisa berbeda pada masing-masing daerah.
Adapun beberapa penyebab infeksi atau infektan yang mengakibatkan seseorang terkena uveitis, di antaranya adalah:
- Virus, seperti Herpes Simplex Virus, Varicella Zoster Virus, Cytomegalovirus
- Bakteri, misalnya endophthalmitis, sifilis, tuberculosis, dan lain-lain
- Parasit atau cacing, contohnya toxoplasmosis, penyakit Lyme, toxocara, Bartonella sp., dan lain sebagainya
3. Luka pada mata
Cedera atau luka pada mata menjadi salah satu penyebab terjadinya peradangan atau inflamasi pada uvea. Cedera mata umumnya terjadi akibat benturan benda tajam atau tumpul pada mata yang kemudian menyebabkan luka.
Selain itu, luka yang disebabkan oleh bekas operasi mata yang tidak terjaga kebersihannya juga bisa menjadi tempat masuknya beragam jenis mikroorganisme. Pada akhirnya, terjadilah uveitis.
Gejala Uveitis
Menganali gejala suatu penyakit bisa menjadi salah satu usaha kita dalam mnecegah terjadinya suatu penyakit. Kalaupun tidak bisa mencegah, kita bisa mencegah penyakit tersebut bertambah parah. Pun sama halnya dengan uveitis.
Kalau kita mengenali gejala inflamasi uvea, kita bisa lebih cepat berkonsultasi ke dokter dan proses penyembuhan pun bisa segera dilakukan. However, menurut American Academy of Ophthalmology, gejala-gejala uveitis meliputi:
- Mata merah tanpa nyeri
- Fotofobia atau mata sensitif terhadap cahahaya
- Penglihatan kabur
- Muncul floaters, seperti benda berupa kabut yang ada di bidang penglihatan
Jenis-jenis Uveitis
Uveitis atau peradangan yang terjadi pada lapisan uvea mata dibagi menjadi empat jenis berdasarkan letak terjadinya pembengkakan atau peradangan. Untuk lebih memahaminya, perhatikan penjelasan di bawah ini, ya.
1. Anterior
Istilah “anterior” berarti depan, sehingga definisi dari anterior uveitis adalah peradangan uvea yang terjadi pada bagian depan mata. Kalau peradangan masih dalam derajat ringan, ia muncul secara tiba-tiba dan akan sembuh dengan sendirinya.
Kendati demikian, ada sebagian orang yang mengalami kondisi kronis di mana inflamasi pada uvea kembali menjangkit mata setelah sebelumnya sembuh melalui perawatan.
2. Intermediate
Intermediate berarti bahwa uveitis terjadi pada bagian tengah mata, terutama pada vireous atau cairan yang mengisi tengah bola mata. sehingga, kondisi ini disebut juga dengan cyclitis atau vitritis.
Perlu kamu tahu bahwa peradangan yang terjadi bisa bertahan dalam hitungan minggu hingga tahunan sebab penyakit ini bisa saja berkembang, sembuh, terjangkit kembali, bahkan semakin parah.
3. Posterior
Posterior uveitis adalah suatu kondisi peradangan uvea yang terjadi pada bagian belakang mata. Kondisi ini seringkali disebut sebagai jenis uveitis yang paling parah sebab bisa mempengaruhi retina, saraf optik, dan koroid.
Koroid sendiri terdri dari pembuluh darah yang menyuplai darah ke retina, dan apabila koroid mengalami inflamasi, kondisi ini disebut dengan choroiditis atau chorioretinitis. Perkembangannya pun terbilang lambat tapi pasti, dan bertahan hingga bertahun-tahun lamanya.
4. Panuveitis
Meskipun dinilai memiliki tingkat keparahan tinggi, peradangan uvea posterior bukanlah jenis yang paling parah di antara ke-empatnya. Ada satu jenis terakhir yang disebut dengan panuveitis.
Pada kondisi ini, ketiga lapisan mata mengalami peradangan dan menjadi yang paling paling menyakitkan di antara semuanya karena paling berisiko menyebabkan hilangnya penglihatan. Kendatipun, jenis yang satu ini merupakan kasus yang langka.
Cara Mengobati Uveitis
Uveitis memang bukanlah penyakit mata serius layaknya katarak yang menjadi penyebab kebutaan nomor satu di dunia. Tetapi, hal tersebut tidak berarti bahwa kita bisa mengesampingkan pengobatannya karena bagaimanapun juga, apabila terlambat diobati bisa menyebabkan kebutaan.
Pengobatan peradangan pada uvea sendiri memiliki beberapa tujuan, seperti meringankan gejala peradangan, mencegah terjadinya kerusakan jaringan mata, bahkan ada pengobatan yang membantu mengembalikan penglihatan.
Bagaimapun, ada beberapa pengobatan inflamasi uvea berdasarkan jenisnya, antara lain adalah:
1. Obat antibiotik, antivirus, dan antijamur
Untuk kasus uveitis akibat infeksi mikroorganisme, kondisinya bisa diobati dengan cara memberikan obat antibiotik untuk peradangan akibat bakteri seperti tuberculosis dan sifilis, antivirus untuk infeksi akibat virus seperti cytomegalovirus, HSV, dan VSV.
Sedangkan, untuk infeksi akibat jamur seperti toxoplasmosis, toxocara, Bartonella sp., atau penyakit Lyme, bisa diberikan obat antifungal atau antijamur untuk menghentikan aktivitas jamur atau parasit.
2.Obat tetes mata
Obat tetes mata bekerja untuk melebarkan pupil sehingga meringankan pembengkakan dan mengurangi rasa nyeri. Fungsi lainnya adalah bahwa obat tetes mata mencegah terjadinya pelekatan antara iris dan lensa mata yang merupakan komplikasi uveitis anterior.
Tidak hanya itu, dokter mungkin juga akan memberikan obat tetes mata untuk meringkankan tekanan di dalam mata atau yang disebut dengan ocular hypertension, yang berpotensi mengakibatkan glaukoma.
3. Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah jenis obat-obatan steroid yang umumnya digunakan untuk menyembuhkan inflamasi, khususnya inflamasi pada mata.
Obat steroid jenis ini tersedia dalam beberapa bentuk, mulai dari tetes mata, pil yang diminum, suntikan di sekitar mata, suntikan melalui vena atau infus, ataupun capsul yang dimasukkan ke dalam mata melalui prosedur operasi.
4. Imunosupresan
Sesuai namanya, imunosupresan merupakan obat yang digunaka untuk menekan atau menenangkan sel imun yang terus menerus menyerang jaringan tubuh yang sehat. Obat imunosupresan diberikan untuk mengatasi uveitis akibat penyakit autoimun.
Pemberiannya pun tidak sembarangan karena obat ini diberikan apabila peradangan menyerang kedua mata, tubuh tidak merespon obat steroid, atau peradangan sudah mempegaruhi penglihatanmu.
Moreover, sudah ada penelitian yang mengatakan bahwa ternyata banyak kasus peradangan uvea yang tidak diketahui penyebabnya sehingga bisa dikatakan kalau tidak ada cara yang pasti untuk mencegah terjadinya uveitis.
Sehingga, satu-satunya cara yang bijak dan logis adalah menjaga kesehatan mata sebaik mungkin. Mulai dari mengonsumsi makanan bergizi, banyak minum air putih, olahaga teratur, kurangi screen time, serta mengonsumsi vitamin mata seperti Eyebost.
Kandungan vitamin A, C, E, antioksidan, dan lutein yang diperoleh dari ekstrak bilberry, bunga marigold, wortel, dan madu asli, menjadikan Eyebost sebagai pendukung keberhasilanmu dalam menjaga kesehatan mata.
Tidak hanya uveitis, dengan Eyebost, kamu turut mencegah matamu terkena gangguan mata serius lainnya seperti katarak, glaukoma, dan lain-lain. Yuk, sayangi matamu mulai sekarang dengan Eyebost! Ingat mata, ingat Eyebost!
Tinggalkan komentar