Dalam menjalani hari, tidak mungkin kita selalu semangat melakukan aktivitas. Terkadang, ada kalanya rasa malas menghampiri sehingga membuat kita tidak ‘berselera’ untuk melakukan kegiatan apapun.
Mendengar kata ‘malas’, rupanya istilah ini tidak hanya mengacu pada mood atau perasaan kita, lho. Rupanya ada suatu istilah dalam gangguan penglihatan yang dinamakan dengan mata malas atau ambliopia.
Pernahkah kalia mendengar tentang apa itu ambliopia?
Kalau belum, selamat! Kamu berada di jangkauan yang tepat!
Artikel ini akan membahas secara khusus mengenai ambliopia, mulai dari definisi, jenis, penyebab, gejala, hingga terapi ambliopia itu sendiri. Yuk, langsung aja kita mulai ke pemabahasan yang pertama!
Ambliopia dan Jenisnya
Mata malas atau yang dalam istilah medis disebut dengan ambliopia adalah suatu kondisi ketika salah satu mata memiliki otot mata yang lemah hingga menyebabkan penglihatan buram pada penderitanya.
Pada awalnya, otot mata pada salah satu mata lebih lemah daripada mata lainnya. Lama kelamaan, otak akan mengabaikan mata dengan otot lemah tersebut dan memiliki kecenderungan terhadap mata yang normal.
Akhirnya, fungsi penglihatan pada mata yang terdampak pun menurun sehingga menimbulkan penglihatan buram bahkan kehilangan penglihatan permanen. Tidak heran kalau isu ini menjadi perhatian bagi para ahli medis.
Mengapa demikian?
Sebenarnya, ambliopia bisa disembuhkan asalkan terapi dilakukan dengan segera. Dengan ini, angka kebutaan di Indonesia yang mencapai 3% pun dapat ditekan seminimal mungkin.
Bahkan, Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) menyebutkan kalau sebanyak 80% dari keseluruhan jumlah kasus gangguan penglihatan di Indonesia seharusnya bisa ditangani dengan baik.
Kembali lagi dengan persoalan ambliopia atau mata malas, setidaknya ada tiga jenis mata malas yang dikategorikan berdasarkan penyebab ambliopia itu sendiri, yaitu:
1. Ambliopia strabismik
Ambliopia strabismik adalah mata malas yang terjadi ketika salah satu mata bergerak ke arah luar atau dalam. Maka dari itu, jenis ambliopia yang satu ini disebut dengan strabismik atau strabismus yang dikenal juga dengan mata juling.
For your information, strabismus adalah suatu kondisi ketika kedua mata tidak memiliki keseimbangan otot yang baik sehingga kedua mata bergerak ke arah yang berbeda.
Anak-anak yang mengalami mata juling berisiko mengalami mata malas ketika otot mulai mengabaikan otot mata yang tidak sejajar. Long story short, otot mata tidak akan berfungsi lagi dan risiko hilangnya penglihatan pun kian meningkat.
Perlu kamu tahu, ambliopia strabismik merupakan jenis mata malas yang paling umum terjadi, lho.
2. Ambliopia refraktif
Ambliopia refraktif terjadi ketika kedua mata memiliki perbedaan penglihatan yang lumayan signifikan. Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh kelainan refraksi yang dialami, entah itu rabun dekat, rabun jauh, maupun astigmatisme.
Kamu tidak perlu khawatir, kondisi ini bisa diatasi dengan mudah melalui pemakaian kacamata atau softlens. Seperti halnya mata malas pada umumnya, kondisi ini dapat memicu terjadinya kehilangan penglihatan jika dibiarkan tanpa pengobatan.
3. Ambliopia deprivasi
Ambliopia deprivasi adalah mata malas yang disebabkan oleh gangguan mata yang menyerang salah satu mata, misalnya katarak, sehingga menyebabkan pengilihatan terganggu.
Masalah seperti katarak bisa dialami oleh siapapun, termasuk anak-anak hingga lanjut usia. Kondisi ini harus segera ditangani seperti halnya operasi katarak untuk mencegah mata kehilangan penglihatan permanen.
Bagaimanapun, kondisi ini juga disebabkan oleh kondisi struktural mata. Selain katarak, adapun gangguan seperti turunnya kelopak mata (ptosis) dan masalah pada bagian mata kornea.
Ambliopia deprivasi merupakan jenis ambliopia yang paling parah di antara semua jenisnya nih, teman mata.
Gejala Ambliopia
Proses diagnosis mata malas memang tidak mudah. Seringkali, kondisi ini baru terdeteksi ketika ahli medis melakukan pemeriksaan mata secara menyeluruh.
Namun, mengetahui gejala ambliopia akan membantu kamu menyadari bahwa seseorang mungkin mengalami kondisi tersebut. Kebanyakan dari mereka mengalami perubahan pada bagaimana cara mereka berinteraksi dengan sebuah benda atau ruang di sekitar mereka.
Adapun gejala mata malas yang wajib kamu tahu, di antaranya adalah:
- Menabrak benda, khususnya pada salah satu bagian tubuh saja
- Menutup salah satu mata atau menyipitkan mata berulang kali
- Mata juling
- Kelopak mata turun (ptosis)
- Cenderung melakukan sesuatu dengan salah satu bagian tubuh
- Seringkali memiringkan kepala ke satu arah
Faktor Risiko Ambliopia
Setiap anak memiliki kesempatan yang sama mengalami mata matas. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko anak-anak mengalami kejadian ini, lho.
Mengutip dari laman Cleveland Clinic, faktor risiko mata malas yaitu:
- Ada riwayat keluarga mengalami gangguan penglihatan
- Terlahir prematur (lahir sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu)
- Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yaitu kurang dari 2,5 kg
- Mengalami keterlambatan perkembangan
Baca Juga: 3 Penyebab Afakia, Fenomena Mata Tanpa Lensa
Apakah Ambliopia Berbahaya Jika Dibiarkan?
Ambliopia bukan gangguan penglihatan berbahaya seperti halnya pada katarak. Namun, kamu harus tahu kalau ambliopia berbahaya jika dibiarkan tanpa perawatan apapun, lho.
Mata malas yang dibiarkan akan mempengaruhi penglihatan anak secara permanen. Bahkan, dikatakan kalau kondisi ini merupakan penyebab hilangnya penglihatan ada anak yang paling umum.
Jadi, semakin cepat pengobatan dilakukan, maka akan semakin cepat juga mata malas dapat disembuhkan. Tak lupa juga, rutinlah melakukan pemeriksaan mata anak sejak dini untuk memastikan mata anak berkembang dengan baik.
Jika ada gangguan penglihatan yang terdeteksi sekalipun, pengobatan dapat segera dilakukan guna mencegah kebutaan pada anak. Idealnya, pemeriksaan mata anak pertama kali yaitu saat berusia 6 bulan.
Setelah itu, pemeriksaan tambahan dapat dilakukan lagi saat anak menginjak usia 3 tahun, kemudian 5-6 tahun. Lalu, ahli medis menyarankan untuk melakukan pemeriksaan mata setahun sekali untuk anak-anak yang membutuhkan kacamata.
Cara Mengobati Ambliopia
Kabar baik, ambliopia dapat disembuhkan nih, teman mata. Jadi, kalau ada yang mengalami kondisi ini, jangan khawatir. Pengobatan yang dilakukan dengan segera bisa memperbaiki penglihatan secara perlahan bahkan mengobatinya dengan tuntas.
Biasanya, ahli medis akan menyarankan beberapa jenis prosedur pengobatan mata malas, di antaranya meliputi:
1. Terapi penutup mata
Terapi ambliopia berupa penutup mata terbilang efektif. Terapi ini dilakukan dengan menutup salah satu mata yang memiliki otot yang lebih kuat selama beberapa jam dalam sehari.
Harapannya adalah otak akan terbiasa melihat benda-benda di sekeliling mereka menggunakan mata yang lemah sehingga lama kelamaan otot mata pun akan menjadi kuat kembali.
Terapi penutup mata atau patch eye telah dibuktikan keampuhannya melalui berbagai percobaan dan penelitian. Terapi ini pun mudah dilakukan serta tidak merogoh kantong terlalu dalam.
2. Memakai kacamata
Salah satu penyebab ambliopia adalah kelainan refraksi yang dialami oleh anak-anak, entah itu miopi, hipermetropi, ataupun astigmatisme. Pemakaian kacamata dapat mengoreksi kelainan refraksi tersebut.
Ketika salah satu mata yang lemah akibat kelainan refraksi terkoreksi dengan baik, maka otak pun perlahan akan menggunakan kedua mata dengan baik.
Bagaimanapun, dokter mungkin menyarankan agar pemakaian kacamata dibarengi dengan terapi ambliopia lainnya, misalnya tetes mata ataupun pemakaian patch eyes.
3. Obat tetes mata
Selain kedua terapi di atas, penggunaan obat tetes mata juga masuk dalam salah satu terapi ambliopia, lho.
Jenis obat mata khusus bernama atropine diteteskan ke dalam mata dengan otot yang lebih kuat. Obat tetes mata tersebut akan membuat penglihatan kabur sementara.
Tujuannya adalah agar otak mulai menggunakan dan membiasakan untuk menggunakan mata yang lemah untuk melihat. Kamu tidak perlu khawatir, obat tetes mata ini aman dan tidak akan memberikan dampak permanen pada mata yang lebih kuat, kok.
Kesimpulannya, penglihatan anak benar-benar sangat berharga. Segala hal yang terjadi pada penglihatan anak akan mempengaruhi perkembangannya di kemudian hari. Jadi, kita harus selalu memastikan bahwa setiap organ tubuhnya berkembang dengan baik, termasuk mata.
Menjaga mata anak tidak hanya sampai di pemeriksaan mata saja nih, teman mata. Kamu bisa melakukan upaya lainnya seperti memberikan makanan yang baik untuk mata seperti sayuran, buah, ikan, kacang-kacangan, dan masih banyak lagi.
Oh iya, jangan lupa juga untuk memberikan vitamin mata Eyebost, ya!
Vitamin mata Eyebost adalah vitamin mata yang aman dikonsumsi oleh semua usia, mulai dari anak-anak berusia 2 tahun sampai lansia sebab semua bahannya dijamin 100% alami tanpa pengawet buatan. Jadi, tidak ada efek samping setelah mengonsumsi Eyebost, lho.
Komposisinya pun hanya dipilih dari bahan-bahan berkualitas dan unggulan, seperti ekstrak wortel, bunga marigold, buah bilberry, dan madu hutan asli.
Tidak heran kalau Eyebost mengandung nutrisi tinggi untuk mata, mulai dari vitamin A, C, E, an antioksidan berupa lutein (lutein eye complex), polifenol, flavonoid, dan antosianin.
Jaga mata anak dengan Eyebost, yuk Ayah-Bunda!
Ingat mata, ingat Eyebost!
Tinggalkan komentar