Pada saat melakukan aktivitas sehari-hari, ‘kecelakaan’ kecil kerap kali terjadi. Salah satunya adalah kulit melepuh akibat tersiram air panas, terciprat minyak panas, terkena setrika, tersenggol knalpot, dan lain sebagainya.
Benda panas yang mengenai kulit kemudian akan mengakibatkan lepuhan yang menyakitkan. Akan tetapi, ada sebuah kasus langka bernama epidermolisis bulosa yang menyebabkan penderitanya mengalami luka lepuh meskipun tidak mengalami hal-hal di atas.
Nama penyakit ini masih asing di telinga kita ya, bestie. Oleh karenanya, kita akan mencoba sedikit mengulas tentang apa itu epidermolisis bulosa, gejala, penyebab, dan apakah kondisi ini bisa disembuhkan. Gak perlu terlalu banyak pengantar, langsung saja kita ulas bersama, yuk!
Epidermolisis Bulosa Itu Apa Sih?
Di dunia, ada berbagai jenis penyakit langka yang menyerang penderitanya, salah satunya adalah epidermolisis bulosa. Epidermolysis bullosa (EB) atau epidermolisis bulosa adalah suatu kelainan kulit langka yang menyebabkan kulit penderitanya menjadi sangat rapuh.
Kondisi ini memiliki ciri yang sangat khas yaitu lepuhan pada kulit yang sangat menyakitkan. Tidak hanya pada kulit saja, lepuhan juga bisa menyerang mata tepatnya pada bagian konjungiva dan kornea mata.
Baca Yang Lainnya: Ingin Daya Tahan Tubuh Kuat Saat Puasa? Berikut Tipsnya, Ikuti!
Pada mata, kondisi ini akan menyebabkan jaringan parut yang terus berkembang dan berisiko mengakibatka kebutaan. Dan sayangnya, so far belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini secara total sebab epidermolisis bulosa diturunkan dalam keluarga atau genetik.
Meskipun demikian, perawatan baik secara mandiri maupun medis harus terus dilakukan dengan rutin untuk mencegah luka lepuhan berkembang lebih parah. Yang paling penting, dukungan dan sokongan sangat berarti bagi penderitanya.
Gejala Epidermolisis Bulosa
Epidermolisis bulosa adalah kelainan kulit langka yang menyebabkan kerapuhan pada kulit penderitanya. Umumnya, gejala muncul sejak saat lahir atau pada masa kanak-kanak. Namun, tidak jarang gejala juga baru mulai muncul saat mereka remaja hingga memasuki usia dewasa.
Meskipun kondisi ini tidak bisa benar-benar disembuhkan, namun pendeteksian secara dini bisa mencegah keparahan lepuhan pada kulit. Tapi, sebenarnya gejala epidermolisis bulosa apa saja sih?
Dilansir dari laman Mayo Clinic, ada beberapa gejala epidermolysis bullosa, di antaranya seperti:
- Kulit rapuh dan mudah melepuh (khususnya area telapak tangan dan kaki)
- Lepuhan di dalam mulut dan tenggorokan
- Lepuhan pada kulit kepala dan rambut rontok
- Kuku tebal dan tidak berbentuk
- Kulit cenderung tipis
- Benjolan menyerupai jerawat atau milia
- Permasalahan pada gigi, misalnya gigi gupis
- Kesulian menelan
- Kulit gatal dan perih
Penyebab Epidermolisis Bulosa
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, epidermolisis bulosa merupakan penyakit kulit langka yang disebabkan oleh genetik atau diturunkan dalam keluarga.
Seorang anak bisa mendapatkan ‘warisan’ ini dari salah satu orangtua yang mengalaminya (autosomal dominant inheritance) atau bahkan kedua orangtua yang menderita penyakit ini (autosomal recessive inheritance).
Sehingga, informasi mengenai riwayat kesehatan keluarga sangat penting untuk diketahui bahkan sebaiknya, para orangtau bersikap transparan perihal penyakit-penyakit yang berisiko diturunkan dalam keluarga dalam rangka mencegah suatu penyakit berkembang lebih jauh.
Selain penyebabnya, adapun jenis-jenis bulosa epidermolosis yang dibedakan berdasarkan lapisan kulit yang terdampak. Jenis-jenis epidermylosis bullosa adalah:
1. Epidermolysis bullosa simplex
Ini adalah jenis bulosa eidermolisis yang paling banyak terjadi. Luka atau lepuhan yang timbul pada kulit penderitanya biasanya diakibatkan oleh panas dan gesekan yang melukai laisan terluar kulit.
Umumnya, kondisi ini menyerang bagian telapak tangan dan kaki. Tapi, jangan terlalu khawatir sebab jenis BE yang satu ini biasanya akan mengering dan sembuh tanpa menyebabkan jaringan parut.
2. Junctional epidermolysis bullosa
Bisa dikatakan kalau junctional eidermolysis bullosa merupakan jenis yang parah. Kebanyakan, kasus ini dimulai dengan munculnya lepuhan pada masa bayi.
Bayi yang menderita epidermolisis bulosa mungkin akan disertai juga dengan gejala seperti suara tangisan yang cenderung serak. Hal tersebut diakibatkan oleh lepuhan berkelanjutan dan jaringan parut pada pita suara.
3. Dystropic epidermolysis bullosa
Kelainan yang satu ini diakibatkan oleh kelainan genetik yang berfungsi untuk memproduksi protein yang melekat pada lapisan kulit. Namun, kelainan ini menyebabkan seseorang kehilangan protein atau terjadi misfunction protein.
Akibatnya, penderitanya memiliki lapisan kulit yang lebih tipis. Sehingga, sangat mungkin membran berlendir mengakibatkan konstipasi atau sembelit dan sulit untuk makan.
4. Kindler syndrome
Gangguan ini mengakibatkan penderitanya mengalami lephan di beberapa lapisan kulit , namun akan terlihat berbeda pada beberapa orang.
Gejalanya mungkin akan muncul sejak masa bayi hingga masa awal kanak-kanak sehingga membutuhkan perhatian dan perawatan khusus. Selain itu, kulit mereka akan lebih senistif terhadap matahari dan membuat kulit tampak tipis, keriput, dan burik.
Komplikasi Epidermolisis Bulosa
Pada umumnya, suatu penyakit harus segera ditangani untuk menghindari terjadinya komplikasi. Akan tetapi, pada kasus epidermolisis bulosa, penderitanya mungkin bisa mengalami komplikasi bahkan saat mereka sudah menjalani perawatan sekalipun.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, ada beberapa komplikasi yang harus kamu tahu untuk mencegah gejalanya berkembang lebih parah, di antaranya adalah:
- Infeksi. Adanya luka lepuhan pada kulit sangat mungkin terjadi infeksi akibat bakteri.
- Infeksi pada aliran darah. Penderitanya berisiko mengalami sepsis akibat bakteri yang menginfeksi tubuh masuk ke dalam aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Sepsis bisa menyebar dengan sangat cepat dan mengakibatkan shock dan kegagalan organ.
- Permasalahan nutrisi. Luka lepuhan pada bagian mulut membuat penderitanya kesulitan untuk makan dan berpotensi menyebabkan anemia dan malnutrisi. Gangguan ini juga mengakibatkan luka sulit sembuh dan gangguan pertumbuhan anak.
- Perubahan bentuk pada jari dan sendi. Kasus epidermolisis bulosa parah bisa menyebabkan jari-jari menyatu dan sendi-sendi bengkok dengan tidak wajar.
- Konstipasi. Sembelit atau konstipasi merupakan komplikasi epidermolisis bulosa yang terjadi karena adanya lepuhan pada anus sehingga penderitanya kesultian untuk buang air besar. Namun, ini juga bisa terjadi akibat kekurangan serat atau cairan.
- Masalah pada mata. Dalam sebuah studi berjudul External Ocular Manifestation in Autosomal Dominant Dystrophic disebutkan bahwa komplikasi EB pada mata meliputi ulkus kornea, blefaritis, ektropion, tersumbatnya saluran air mata, penyakit mata, bahkan kebutaan.
- Masalah pada gigi. Kerusakan pada gigi dan adanya masalah pada jaringan di dalam mulut merupakan dua hal yang umum terjadi pada beberapa jenis EB.
- Kanker kulit. Kanker kulit bernama squamous cell carcinoma berisiko menjangkit remaja dan orang dewasa yang menderita tipe epidermolisis bulosa jenis tertentu.
- Kematian. Bayi yang menderita jenis junctional epidermolysis bullosa parah sangat berisiko terkena infeksi dan kehilangan cairan tubuh akibat lepuhan yang menyebar luas. Selain itu, lepuhan pada mulut dan tenggorokan menyebabkan mereka kesulita bernapas dan makan sehingga beberapa di antara mereka tidak bisa bertahan hidup.
Apakah Epidermolisis Bulosa Bisa Dicegah?
Kembali pada ulasan tentang penyebabnya, epidermolisis bulosa disebabkan oleh kelainan genetik. Sehingga, kelainan ini tidak bisa dicegah, terlebih lagi apabila calon orangtua merupakan pembawa gen yang bermasalah.
Meskipun demikian, ada prosedur bernama amniocentesis (dari cairan ketuban) dan chronic villus sampling (mengambil sampel jaringan melalui serviks atau perut) yang bisa dilakukan ada saat usia kandungan di atas 11 minggu.
Prosedur ini mungkin akan disarankan apabila salah satu atau kedua calon orangtua merupakan pembawa gen yang bermasalah yang berkaitan dengan terjadinya epidermolisis bulosa sehingga meningkatkan risiko anaknya menderita kelainan serupa.
Cara Mengatasi Epidermolisis Bulosa
Karena sangat tidak mungkin untuk mencegahnya, tapi kelainan yang satu ini bisa diatasi supaya tidak memperparah luka lepuhan dan mencegah terjadinya infeksi akibat bakteri.
Meskipun kondisi ini harus terus dalam pengawasan ahli medis, kita juga bisa merawatnya di rumah dengan melakukan beberapa hal, di antaranya seperti:
- Memecah luka lepuhan dengan jarum steril
- Menjaga area diaper agar tidak bergesekan dengan kain diaper yang kasar
- Menjaga suhu rumah agar selalu dingin
- Pastikan kulit untuk selalu lembab
- Gunakan pakaian dengan kain yang lembut
- Hindari menggaruk luka
- Peganglah anak dengan lembut dan hati-hati
Ternyata epidrmolysis bullosa merupakan gangguan yang berisiko mengalami beberapa komplikasi bahkan gangguan mata sekalipun. Sehingga, jangan sampai penderitanya kekurangan cairan untuk melumasi mata.
Selain obat tetes mata, kekurangan cairan mata atau mata kering bisa dicegah dengan mengonsumsi nurisi yang baik untuk mata, baik dari makanan maupun suplemen atau vitamin seperti Eyebost.
Diperkaya dengan kandungan vitamin A, C, E, senyawa lutein, dan antioksidan yang diperoleh dari ekstrak bilberry, wortel, bunga marigold, serta madu asli. Kandungan tersebut membantu mencegah mata kering sehingga mata kita akan selalu sehat, bahkan untuk penderita EB sekalipun.
Oleh karena itu, rutinlah untuk mengonsumsi Eyebost sebanyak 2 sendok setiap hari untuk mata yang selalu sehat, jernih, tajam, dan fokus. Yuk, konsumsi Eyebost! Ingat mata, ingat Eyebost!
Tinggalkan komentar