Kesehatan

Ketahui Definisi Pterygium dan 2 Cara Mengatasinya

/

by Shaffi Kareem


Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah mata minus, bukan?

Terlebih lagi, prevalensi gangguan mata minus melonjak sangat tinggi pasca pandemi Covid-19, mulai dari anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Nyatanya, mata minus menjadi gangguan mata yang paling umum saat ini.

Lantas, apakah kalian pernah mendengar tentang pterygium?

Angka kejadian gangguan mata yang satu ini memang tidak sebanyak mata minus, tetapi mengetahuinya akan membantu kita dalam melakukan pencegahan di kemudian hari.

Sudah siap untuk pembahasan selanjutnya?

Stay tuned!

Pterygium Itu Apa?

Seiring dengan bertambahnya usia, fungsi dan bagian-bagian mata akan mengalami kemunduran, sehingga tidak heran kalau gangguan mata banyak menyerang orang lanjut usia, misalnya pterygium.

Pterygium didefinisikan sebagai jaringan yang tumbuh pada konjungtiva mata. Istilah pterygium berasal dari dua kata Yunani yaitu “pteryx” yang berarti sayap, dan “pterygion” yang berarti sirip.

Maka dari itu, bisa disimpulkan bahwa pterigium merupakan penebalan jaringan konjungtiva yang bentuknya menyerupai sayap atau segitiga. Umumnya, jaringan tumbuh dari ujung mata menuju ke bagian tengah mata terutama kornea mata.

Yuk Konsumsi Eyebost: Eyebost Adalah Vitamin Mata yang Aman Untuk Semua Usia, Benarkah?

Pterygium bisa menjangkit salah satu atau kedua mata sekaligus, namun biasanya tidak tumbuh secara bersamaan. Namun, ada istilah bilateral pterygium yang mana pterigium terjadi pada kedua mata secara bersamaan.

Masih membahas mengenai istilah lain, pterigium disebut juga dengan “surfer’s eye” yang kalau diartikan menjadi mata peselancar. Kenapa demikian?

Istilah ini bermula dari kejadian pterygium yang paling banyak disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet dari matahari.  Penyebab tersebut selaras dengan pekerjaan peselancar yang bersinggungan dengan penyebab pterigium itu sendiri, seperti matahari, debu, dan angin.

Bukan pernyataan asal, fenomena di atas dibuktikan dalam studi penelitian berjudul Pterygium and Ultraviolet Radiation: A Positive Correlation.

For your information, prevalensi pterigium di dunia pada tahun 2018 adalah sebesar 10.2%. Selain itu, sudah banyak penelitian yang menyebutkan kalau pterygium adalah salah satu gangguan mata kronis paling umum di Asia.

Gejala Pterygium

As we discussed before, pertumbuhan jaringan pada pterygium cenderung lambat sehingga mungkin kamu tidak menyadari kalau kamu bahkan mengalami gangguan mata yang satu ini.

Dengan mengetahui gejala pterigium, at least kita bisa mencegahnya berkembang lebih parah. Melansir dari laman Cleveland Clinic, ada beberapa tanda atau gejala yang dibedakan menjadi dua kategori (gejala awal dan gejala lanjut), di antaranya meliputi:

1. Gejala awal

Meskipun dikenal sebagai jaringan yang tumbuh pada permukaan mata, gejala awal pterigium tidak selalu terlihat. Be aware kalau kamu mengalami gejala di bawah ini sebab gejala di bawah ini bisa menjadi gejala awalnya:

  • Ada sedikit jaringan berwarna merah muda yang tumbuh pada permukaan mata
  • Mata bengkak, merah, dan iritasi
  • Mata berair
  • Sensasi berpasir pada mata
  • Mata perih, gatal, dan kering

2. Gejala lanjut

Gejala lanjut patut diwaspadai sebab berpotensi mempengaruhi penglihatan saat sudah mencapai kornea. Pilihan operasi perlu dipertimbangkan untuk menyudahi ketidaknyamanan pada mata yang kamu rasakan.

Adapun beberapa gejala lanjut pada pterigium, di antaranya adalah:

  • Peningkatan ukuran lesi atau jaringan yang tumbuh pada konjungtiva
  • Secara fisik, bentuk mata menjadi kurang menyenangkan karena ukuran lesi yang membesar
  • Penglihatan ganda atau penglihatan buram ketika lesi mencapai kornea mata

Cara Mengatasi Pterygium

Honestly, pterigium jarang menimbulkan efek samping kecuali rasa tidak nyaman pada mata akibat terganjal lesi atau jaringan yang berkembang pada permukaan mata. Kendati demikian, mengatasi pterygium penting untuk dilakukan untuk mengembalikan kenyamanan bagi penderitanya.

Melansir dari laman Healthline, ada dua cara mengatasi pterigium yang umumnya disarankan oleh ahli medis, seperti:

1. Pemberian obat-obatan

Pada tahap awal, dokter akan menyarankan pemberian obat-obatan untuk mengatasi rasa tidak nyaman pada mata sebab beberapa orang akan mengalami mata iritasi dan kemerahan saat mengalami pterigium.

Sensasi mata kering akan memicu mata iritasi sehingga cairan lubrikan mata perlu diberikan, misalnya air mata buatan atau dekongestan. Selain itu, tetes mata loteprednol  dan NSAID topikal diberikan untuk memberikan kenyamanan pada mata.

Dalam studi penelitian berjudul Does Cigarette Smoking Alter the Risk of Pterygium? A Systematic Review and Meta-Analysis disebutkan kalau kemerahan pada mata bisa diredakan dengan obat mata yang mengandung agen vasokonstriktor.

Apa itu vasokonstriktor?

Dalam mengatasi mata merah, agen ini bekerja dengan cara mempersempit pembuluh darah. Di samping itu, ada juga antihistamin yang ditambahkan pada tetes mata dekongestan.

Tujuan penambahan antihistamin adalah untuk membantu mengurangi efek gatal dan bengkak yang berhubungan langsung dengan reaksi histamin pada tubuh.

2. Operasi

Ketika pterygium tidak berhasil diatasi dengan pemberian salep dan tetes mata, dokter mungkin akan merekomendasikan tindak bedah operasi untuk menyingkirkan jaringan yang tumbuh tersebut (lesi).

Operasi dilakukan ketika pterygium mengakibatkan hilangnya penglihatan atau astigmatisme yang menyebabkan penglihatan ganda dan buram.

Komplikasi Operasi Pterygium

Pengambilan keputusan untuk operasi pengangkatan pterigium harus dipikirkan matang-matang. Meskipun dikatakan bisa mengembalikan kenyamanan penglihatan dan tampilan mata yang lebih baik, operasi pterigium berpotensi menyebabkan komplikasi.

Melansir dari laman Cleveland Clinic, beberapa komplikasi dan risiko yang dihadapi setelah operasi pterigium, di antaranya meliputi:

  • Pterigium tumbuh kembali
  • Perkembangan kista atau infeksi
  • Mengalami penglihatan ganda berkelanjutan bahkan setelah operasi dilakukan
  • Mata terasa kering dan iritasi
  • Sklera dan kornea ‘meleleh’, kondisi merupakan kerusakan parah pada mata yang dikenal sebagai komplikasi akibat penggunaan mitomycin C dan 5-fluorouracil

Okay, sekelumit pembahasan tentang apa itu pterygium berikut gejala, cara mengatasi, dan komplikasi operasi. Melalui pembahasan ini, diharapkan kita bisa lebih meningkatkan kesadaran kita akan kesehatan mata.

Namun, menjaga mata bukan hanya perihal menggunakan pelindung mata saja, seperti halnya pada pterigium. Menjaga kesehatan tubuh juga bagian dari upaya menjaga mata, lho.

Kamu bisa memulainya dari makan makanan kaya akan nutrisi, berolahraga secara rutin, minum air putih 2 Liter sehari, tidur cukup, dan minum vitamin mata Eyebost.

Eh, apa itu Eyebost?

Vitamin mata Eyebost adalah madu herbal yang dikombinasikan dari empat bahan utama pilihan yaitu madu hutan asli, ekstrak bunga marigold, buah bilberry, dan wortel. Nutrisi lengkap terkandung di dalam Eyebost, mulai dari lutein, antosianin, polifenol, flavonoid, serta vitamin A, C, dan E.

Cukup dengan mengonsumsi vitamin mata Eyebost sesuai dengan aturan minumnya, penglihatan dijamin sehat, jernih, fokus, dan tajam. Dan satu lagi, Eyebost aman dikonsumsi oleh batita, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia.

Tunggu apalagi, yuk minum Eyebost demi mata dan masa depan yang cerah!

Ingat mata, ingat Eyebost!


Share on:

ISFJ type of human.

Tinggalkan komentar

logo eyebost

Eyebost adalah vitamin mata alami yang diracik menggunakan bahan pilihan terbaik, eyebost membuat mata jadi jernih.

Kontak Kami

eyebostofficial@gmail.com

+6281327850411

Jl. Raya Mayjen Sungkono No.KM 5, Dusun 1, Blater, Kec. Kalimanah, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah 53371

Jam Pelayanan

Senin – Jum'at: 08.00 am – 16.00 pm

Sabtu: 08.00 am – 14.00 pm

Minggu: Slow Respon

Yuk pesan eyebost sekarang di eyebost.id agar mata makin sehat dan jernih
//
CS Gia
Online
|
//
Konsultasi