Waspada Glaucoma dan Katarak Dini, Bagaimana Risiko Pekerja Digital?

Teman Mata yang suka ngulik soal mata pasti sudah nggak asing dengan penyakit glaukoma dan katarak. Kedua penyakit ini termasuk berbahaya karena berkembang secara perlahan dan bisa menyebabkan kebutaan, lho!

Saat ini, diperkirakan 80 juta orang di seluruh dunia menderita glaukoma. Bahkan pada 2040, diprediksi ada 22 juta orang di seluruh dunia yang mengalami kebutaan karena menderita glaukoma. Sementara itu, ada 94 juta orang di seluruh dunia yang menderita katarak. 

Di artikel ini, MiBost akan jelaskan lebih detail soal bahaya glaucoma dan katarak yang berisiko terjadi pada pekerja digital yang tidak merawat mata dengan benar.

Makanya sebelum terlambat, yuk simak baik-baik artikel ini biar kita semua, terutama Teman Mata yang punya screen time tinggi, biar terhindar dari glaucoma dan katarak.

Apa itu Glaucoma dan Katarak?

Di pembahasan ini, MiBost bakal bahas lebih dalam soal apa itu glaukoma dan katarak, gejala-gejalanya, penyebabnya, hingga cara pencegahannya.

Glaucoma, Penyebab Kebutaan Kedua di Dunia

Glaucoma, Penyebab Kebutaan Kedua di Dunia

Glaukoma adalah penyakit mata yang menyebabkan tekanan di bola mata meningkat dan merusak bagian penting di belakang mata. Kalau tidak segera ditangani, penyakit ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kebutaan permanen.

Sebagian besar kondisi ini bersifat progresif atau kondisinya akan memburuk secara bertahap seiring waktu. Bahkan pada beberapa orang tidak mengalami gejala yang signifikan. Sayangnya, saat ini glaukoma menjadi penyebab kebutaan terbanyak kedua di dunia.

Umumnya, orang yang menderita glaukoma akan mengalami beberapa gejala seperti mata merah seperti darah, penglihatan ganda, sakit kepala, penglihatan kabur, dan ada bintik buta. Tapi, beberapa gejala seperti bola mata menonjol, mual muntah, muncul floaters, atau ada kilatan cahaya merupakan tanda glaukoma darurat yang harus segera ditangani.

Teman Mata yang memiliki riwayat diabetes, berusia di atas 40 tahun, memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma, atau memiliki tekanan mata tinggi sebaiknya berhati-hati, ya. Beberapa hal yang MiBost sebutkan adalah faktor risiko seseorang terkena glaukoma.

Meskipun termasuk penyakit yang berbahaya, glaukoma yang dideteksi sejak dini masih bisa dikontrol dengan beberapa perawatan. Hingga saat ini, glaukoma belum bisa disembuhkan secara total, baik menggunakan obat maupun prosedur medis lainnya.

Mengenal Katarak

Mengenal Katarak

Katarak merupakan bagian keruh yang terbentuk di lensa mata. Kalau dilihat secara langsung, biasanya bagian tengah mata yang cenderung gelap akan berubah warna menjadi putih susu yang keruh.

Bagian keruh yang ada di mata ini terjadi karena protein di lensa mata rusak dan memengaruhi penglihatan. Seiring berjalannya waktu, pasien merasa seolah-olah melihat lewat jendela kotor dan akan semakin memburuk.

Protein yang ada di lensa biasanya mulai rusak sekitar usia 40 tahun. Namun, katarak umumnya didiagnosis pada pasien berusia 60 tahun atau lebih karena banyak pasien tidak merasakan gejalanya.

Mirip seperti glaukoma, menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 17% orang di seluruh dunia menderita katarak. Bahkan, prevalensi katarak lebih tinggi terjadi di negara-negara berpenghasilan menengah hingga rendah.

Orang yang menderita katarak akan mengalami beberapa tanda, misalnya terlalu peka dengan sinar yang terang, silau, susah melihat di malam hari, hingga penglihatan ganda. Untuk pengobatannya, dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi untuk mengembalikan penglihatan yang jernih.

Faktor Risiko Pekerja Digital

Sekarang ini banyak pekerjaan yang mengandalkan dunia digital sebagai media untuk mempermudah menyelesaikan tugas. Biasanya, pekerja digital akan menghabiskan waktu 8 jam atau lebih berada di depan gadget setiap harinya.

Kebiasaan seperti ini tentu nggak baik untuk kesehatan mata jangka panjang. Apalagi, layar komputer atau ponsel akan mengeluarkan cahaya biru yang bisa merusak dan menurunkan kesehatan mata, lho!

Padahal, mata kita secara alami enggak mampu menghalangi blue light dengan baik. Bahkan, hampir semua cahaya biru dari matahari maupun gadget dapat melewati kornea dan lensa dengan mudah. 

Paparan cahaya biru yang terlalu lama dapat menyebabkan mata tegang atau sering disebut ketegangan digital. Tapi dalam jangka waktu lama, blue light dapat menyebabkan stres oksidatif yang di kemudian hari dapat mengganggu penglihatan. 

Beberapa gangguan dan penyakit mata akibat sering terpapar cahaya biru adalah mata kering, mata tegang, degenerasi makula terkait usia, katarak, kanker mata, dan pertumbuhan pada lapisan bening di atas bagian putih mata.

Untuk glaukoma, belum ada riset yang jelas mengenai hubungan antara penyakit dan penggunaan gadget dalam waktu yang lama. Meskipun begitu, cahaya biru yang masuk ke mata membuat penderita glaukoma menjadi tidak nyaman.

Kandungan Antioksidan Eyebost

Kandungan Antioksidan Eyebost

Teman Mata bisa mencegah glaukoma dan katarak sejak dini. Berbagai cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang bagus untuk mata, berolahraga, lindungi mata dari sinar matahari, dan tidak merokok.

Dari segi makanan, Teman Mata disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan, seperti vitamin C dan E. Sebuah tinjauan penelitian tahun 2019 menemukan, beberapa nutrisi efektif untuk mencegah katarak.

Tidak hanya vitamin C dan E, beberapa zat gizi lain yang bagus untuk mencegah katarak adalah lutein, zeaxanthin, dan multivitamin lainnya. Selain mengonsumsi makanan bergizi, Teman Mata juga bisa minum suplemen mata untuk meningkatkan kesehatan indra penglihatan kita.

Kalau ngomongin soal suplemen, MiBost rekomendasikan Eyebost sebagai suplemen mata buat menemani aktivitas sehari-hari. Dua produk dari Eyebost sama-sama memiliki tiga bahan utama, yaitu ekstrak buah bilberry, wortel, dan marigold.

Eyebost mengandung nutrisi yang diperlukan tubuh untuk mencegah glaukoma dan katarak. Bilberry yang digunakan dalam Eyebost termasuk buah yang kaya antioksidan karena mengandung antosianin dan polifenol.

Kedua antioksidan tersebut mampu mengendalikan peradangan sekaligus melindungi mata dari penyakit yang berhubungan dengan stres oksidatif, seperti glaukoma dan katarak. 

Di sisi lain, Eyebost mengandung vitamin C dan E yang berasal dari wortel. Dua vitamin yang termasuk antioksidan ini juga dapat melindungi mata dari kerusakan akibat radikal bebas. Bahkan, vitamin C dan E sama-sama bisa mencegah katarak yang disebabkan karena usia.

Selain itu, vitamin E mampu melindungi retina dari oksidasi yang berbahaya. Orang yang kekurangan vitamin E sampai tahap parah ternyata dapat menyebabkan degenerasi retina bahkan kebutaan.

Tidak hanya diperkaya antioksidan, Eyebost mengandung nutrisi penting lainnya, seperti vitamin A, zeaxanthin, dan lutein. Tiga kandungan ini akan meningkatkan kesehatan mata secara keseluruhan, mempertajam penglihatan, dan melindungi mata dari blue light.

Jadi, dalam satu suplemen Eyebost, Teman Mata bukan cuma bisa mencegah glaukoma dan katarak saja, tetapi juga bisa mendapatkan berbagai manfaat sekaligus. Apalagi, Eyebost sudah mendapatkan izin edar dari BPOM dan sertifikat hahal MUI yang pastinya aman dikonsumsi.

Sebelum terlambat, yuk cegah glaukoma dan katarak dengan rutin konsumsi Eyebost sesuai dengan aturan minumnya, ya!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top
Yuk pesan eyebost sekarang di eyebost.id agar mata makin sehat dan jernih
//
CS Anggie
Online
|
//
Konsultasi