Normalnya, orang Indonesia punya warna mata cokelat hingga cokelat tua mendekati hitam. Namun, pernahkah Teman Mata melihat ada lingkaran abu-abu seperti cincin yang mengelilingi kornea mata?
Kalau pernah melihat kondisi mata seperti ini, dalam dunia medis disebut sebagai arcus senilis. Kondisi ini umumnya terjadi pada pasien berusia 50-60 tahun ke atas. Jenis lengkungan ini dapat meluas ke seluruh kornea dan membentuk cincin.
Nah, kalau sudah pernah melihatnya, Teman Mata pasti bertanya, apakah arcus senilis termasuk penyakit berbahaya? Kalau mau tahu jawabannya, simak artikel ini, ya!
Apakah Arcus Senilis Berbahaya?
Umumnya, arcus senilis dikategorikan sebagai kondisi yang tidak berbahaya dan tidak menyebabkan komplikasi. Masalah ini tidak menimbulkan gejala dan tak memengaruhi penglihatan penderitanya meskipun tidak bisa dihilangkan.
Arcus senilis biasanya terjadi pada orang-orang seiring bertambahnya usia. Jika lingkaran hitam ini mulai muncul di usia paruh baya atau lebih, biasanya tidak perlu dikhawatirkan.
Faktanya, hampir semua orang pada akhirnya akan mengalami arcus senilis. Apalagi kondisi ini lebih banyak terjadi pada pria dan orang keturunan Afrika-Amerika dan Asia Tenggara.
Lalu, bagaimana kalau muncul lingkaran di sekeliling kornea sebelum lansia? Kalau kasusnya terjadi pada anak-anak atau dewasa awal, lingkaran tersebut disebut sebagai arcus juvenilis.
Jika arcus senilis terjadi pada usia di bawah 40 tahun atau lingkaran muncul hanya pada satu mata, Teman Mata wajib memeriksakan diri ke dokter. Arcus senilis yang terjadi pada orang dewasa kemungkinan disebabkan karena masalah kolesterol dan kadar trigliserida tinggi.
Selain itu, beberapa penyedia layanan kesehatan juga menemukan hubungan antara arcus senilis dengan gangguan penggunaan alkohol.
Penyebab Munculnya Arcus Senilis

Adanya cincin di sekitar kornea ini terjadi karena adanya penumpukanlemak (lipid) yang mengendap di sekitar kornea kita. Sebagai informasi, kolesterol merupakan salah satu jenis lipid yang ada di mata manusia.
Namun, bukan berarti arcus senilis terjadi karena seseorang punya kadar kolesterol tinggi dalam darah, ya. Arcus senilis secara alami terjadi karena faktor penuaan pada tubuh.
Seiring bertambahnya usia, pembuluh darah akan semakin melebar. Keadaan ini memungkinkan lebih banyak kolesterol dan lemak lain yang menumpuk di mata kita.
Apa Perbedaannya dengan Katarak?
Kalau dilihat sekilas, arcus senilis memang mirip sekali dengan katarak. Pasalnya, orang dengan katarak maupun arcus senilis sama-sama terjadi perubahan warna pada bagian tengah mata.
Namun, kedua kondisi ini berbeda jenis penyakit dan penanganannya, ya. Katarak merupakan kondisi lensa yang keruh karena adanya perubahan struktur protein pada mata pasien.
Kalau dilihat dari lokasinya, meskipun sama-sama di bagian tengah mata, katarak terjadi di lensa mata sedangkan arcus senilis pada kornea.
Pasien katarak akan mengalami gangguan penglihatan karena lensa yang keruh menghalangi cahaya yang melewati lensa. Sementara itu, pasien arcus senilis sama sekali tidak mengalami gangguan penglihatan.
Di sisi lain, karena menyebabkan gangguan penglihatan, penderita katarak memerlukan tindakan operasi untuk mengembalikan penglihatan. Pada pasien arcus senilis, dokter tidak memberikan perawatan khusus karena kondisi ini tidak mengganggu penglihatan.

Langkah-langkah Pemeriksaan Arcus Senilis
Untuk mendiagnosis arcus senilis, dokter akan melakukan pemeriksaan bagian depan mata dengan sejenis mikroskop yang disebut slit lamp. Pemeriksaan ini bertujuan agar dokter dapat memeriksa pembuluh darah di belakang mata.
Mereka akan memeriksa ketebalan pembuluh darah dan mencari tanda-tanda arteri tersumbat oleh lemak (aterosklerosis). Jika dokter mata mencurigai adanya arcus senilis dan aterosklerosis, mereka akan merujuk pasien ke dokter spesialis penyakit dalam maupun dokter spesialis jantung.
Selanjutnya, apabila pasien memiliki kadar kolesterol tinggi, dokter akan meresepkan obat dan program diet untuk menurunkan tekanan darah. Obat-obatan yang diberikan untuk menurunkan kolesterol seperti golongan statin, ezetimibe, maupun fibrat.
Tetapi, ketika arcus senilis terjadi karena faktor usia, dokter tidak akan memberikan tindakan maupun pengobatan lain.
Cara Mencegah Munculnya Arcus Senilis
Sebenarnya, arcus senilis tidak dapat dicegah secara pasti karena kondisi ini terjadi karena penuaan. Namun, Teman Mata bisa menjaga kadar kolesterol tetap stabil untuk mencegah arcus senilis di bawah usia 40 tahun.
Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:
- Jangan merokok. Kalau Teman Mata masih merokok, buatlah rencana untuk berhenti merokok
- Lakukan aktivitas fisik yang menyenangkan, terutama olahraga sehari-hari
- Cobalah untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat
- Konsumsi makanan yang menyehatkan jantung, misalnya mengikuti diet Mediterania yang berbasis nabati dan mengurangi konsumsi daging merah, gula, makanan olahan, serta lemak trans
- Tidur cukup, yaitu selama 7-9 jam tiap malam
- Tidak mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
Apabila Teman Mata sudah mengubah gaya hidup namun kolesterol masih tinggi, sebaiknya konsultasikan ke dokter, ya.