Apakah Teman Mata pernah melihat foto pupil mata yang menjadi merah ketika menggunakan flash kamera? Meskipun terlihat menyeramkan, namun kejadian ini normal karena warna merah yang terpancar adalah pantulan pembuluh darah.
Namun, kalau pantulan atau refleks yang ditampilkan adalah warna putih, Teman Mata wajib waspada, ya! Soalnya, refleks putih pada pupil mata bisa menjadi tanda dari suatu penyakit yang perlu diwaspadai.
Di artikel ini, MiBost akan membahas lebih jauh soal refleks putih di pupil, mulai dari penyebabnya hingga waktu yang tepat untuk berkonsultasi ke dokter.
Mengapa Terdapat Refleks Putih pada Pupil?

Ketika menggunakan flash kamera, lingkungan sekitar akan menjadi lebih terang dan cahaya ini ditangkap mata kita. Akibatnya, mata akan terasa lebih silau dan pupil mata akan menjadi lebih lebar karena menyesuaikan cahaya.
Di waktu yang singkat itu, pupil terkadang tidak punya cukup waktu untuk mengerut saat cahaya terang masuk ke mata. Hasilnya, cahaya akan memantulkan warna merah dari pembuluh darah dari lapisan jaringan ikat yang ada di belakang mata.
Lalu, bagaimana dengan orang yang pupilnya berwarna putih ketika di foto?
Ada beberapa penyebab yang membuat mata putih ketika di foto. Penyebab paling umum adalah karena warna putih yang dihasilkan merupakan cahaya yang terpantul dari saraf optik.
Refleks putih pada pupil terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata di sudut tertentu langsung mengenai cakram optik. Pantulan ini paling sering terjadi ketika mata diputar sekitar 15 derajat ke arah hidung.
Jadi, kalau foto di ambil dari beberapa sudut dan hanya ada satu foto bermata putih, Teman Mata tidak perlu khawatir. Kondisi ini termasuk normal dan tidak berbahaya sama sekali.
Tetapi, kalau di beberapa foto mata masih berwarna putih, Teman Mata harus waspada, ya! Refleks putih di pupil bisa jadi tanda dari kondisi yang lebih serius, seperti leukokoria.
Waspada Gejala Leukokoria!
Leukokoria merupakan kondisi ketika pantulan cahaya di pupil mata berwarna putih, abu-abu, perak, atau kuning. Nama gejala ini berasal dari bahasa Yunani yaitu leuko yang artinya putih dan koria yang berarti pupil.
Kondisi ini juga sering dijuluki sebagai penyakit mata kucing (cat eye) karena pupil yang bisa berubah warna menjadi putih, mirip dengan kucing. Situasi ini sebagian besar (sekitar 95% kasus) terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun dan jarang terjadi pada orang dewasa.
Pada anak-anak, kondisi ini cenderung berbahaya dan harus segera ditangani. Sementara itu, leukokoria yang terjadi pada orang dewasa cenderung tidak berbahaya, namun perlu pemeriksaan lebih lanjut.
Penyebab Leukokoria di Mata

Ada penyebab utama leukokoria yang perlu diwaspadai, yaitu karena katarak atau retinoblastoma. Katarak pada anak-anak dapat terjadi saat lahir (katarak kongenital) maupun yang berkembang selama masa kanak-kanak (katarak pediatrik).
Saat ini, 74% anak-anak yang mengalami leukokoria disebabkan oleh katarak. Refleks putih pada anak dengan katarak dapat muncul di salah satu atau kedua mata sekaligus dengan tingkat keparahan yang beragam.
Selain karena katarak, leukokoria yang muncul pada mata anak dapat terjadi karena retinoblastoma atau kanker retina. Jenis kanker mata ini tergolong langka namun sering menyerang anak-anak.
Beberapa gejala yang dirasakan anak penderita retinoblastoma antara lain penglihatan buruk, mata merah atau bengkak, dan mata yang tampak melihat ke arah berbeda. Jadi, gejala dari penyakit berbahaya ini tidak hanya adanya leukokoria saja, ya.
Retinoblastoma bisa terjadi pada satu maupun kedua mata sekaligus. Penyakit ganas ini juga menyebar ke area tubuh lain, seperti otak atau tulang belakang.
Walaupun termasuk kondisi yang sangat serius, apabila dalam penanganan yang tepat, retinoblastoma termasuk penyakit dengan tingkat kesembuhan yang sangat tinggi.
Di sisi lain, ada berbagai penyebab leukokoria yang lebih jarang terjadi, yaitu:
- Ablasi retina
- Retinopati prematuritas
- Membran pupil persisten
- Vaskulatur janin persisten (PFV) atau vitreus primer hiperplastik persisten (PHPV)
- Endoftalmitis
- Koloboma
- Vitreoretinopati eksudatif familial (FEVR).
- Infeksi TORCH, yaitu penyakit menular yang dapat ditularkan janin dari ibu yang mengandungnya atau dari bayi ke ibu saat melahirkan).
- Hamartoma astrositik
- Penyakit Coats.
Waktu yang Tepat untuk Berkonsultasi ke Dokter
Kalau Teman Mata melihat ada leukokoria, terutama di anak-anak, segera konsultasikan dengan dokter anak atau dokter spesialis mata. Leukokoria perlu diperiksa oleh dokter karena salah satu kemungkinan penyebabnya adalah karena kanker retina.
Untuk waktu yang tepat untuk ke dokter, Teman Mata bisa langsung membawa anak yang diduga mengalami leukokoria ke dokter. Apalagi, anak yang mengalami gejala selain leukokoria, contohnya kehilangan penglihatan, nyeri mata juga harus segera diperiksa.
Pengobatan gejala leukokoria pun bermacam-macam dan tergantung penyebabnya. Apabila leukokoria disebabkan oleh katarak, si kecil akan direkomendasikan untuk melakukan operasi katarak.
Lalu, kalau penyebabnya karena retinoblastoma, anak akan mendapatkan kombinasi dari berbagai perawatan, misalnya kemoterapi, terapi radiasi, krioterapi, atau termoterapi.
Jika leukokoria disebabkan oleh penyebab lain, dokter akan memberikan perawatan lain dan tergantung dengan kondisi pasien. Namun yang perlu diingat, deteksi dini pada leukokoria dapat mencegah komplikasi serius dan menjaga penglihatan.