Berbagai jenis minuman kekinian kian marak beberapa tahun terakhir. Mulai dari kopi susu, greentea, boba, dan berbagai jenis minuman manis lainnya.
Apabila dikonsumsi dalam jangka panjang, hal tersebut dapat menyebabkan kenaikan kadar gula dalam tubuh atau hiperglikemia.
Hiperglikemia dapat disebut sebagai fase peralihan menuju diabetes, yang mana Indonesia menempati posisi ke-7 dari 10 negara di dunia pada angka terjadinya diabetes.
Tidak hanya itu, diabetes juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Salah satunya adalah retinopati diabetik.
Pernahkan kalian mendengar tentang retinopati diabetik? Retinopati diabetik merupakan penyebab kebutaan terbesar kedua setelah katarak.
Mungkin gangguan mata yang satu ini masih terbilang asing di telinga masyarakat, namun pada kenyataannya prevalensi kejadian retinopati diabetik cukup tinggi.
Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk kita ulas bersama!
- Apa itu retinopati diabetik?
- Gejala Retinopati Diabetik
- Faktor Risiko Retinopati Diabetik
- Stadium pada Retinopati Diabetik
- 1. Non Proliferative Diabetic Retinopathy (NPDR)
- 2. Proliferative Diabetic Retinopathy (PDR)
- Cara Mencegah Retinopati Diabetik
- 1. Vitrectomy
- 2. Operasi Laser
- 3. Obat-obatan
- 4. Kontrol Medis
- Pencegahan Retinopati Diabetik
Apa itu retinopati diabetik?
Diabetes mellitus merrupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh tingginya kadar gula darah tubuh atau hiperglikemia yagng berlangsung dalam jangka panjang.
Diabetes menimbulkan dua jenis komplikasi yaitu komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular. Salah satu kelainan mikroaskular adalah retinopati diabetik.
Diabetic retinopathy atau retinopati diabetik adalah salah satu komplikasi diabetes mellitus yang mengganggu mata atau penglihatan.
Gangguan mata retinopati diabetik disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah pada jaringan di bagian belakang mata atau retina.
Pada stadium awal, peneritanya mungkin tidak menyadari bahwa terkena gangguan mata yangsatu ini sebab tidak menunjukkan gejala yang berarti.
Akan tetapi, apabila tidak segera ditangani akan mengacu pada kehilangan penglihatan atau vision loss.
Sebearnya, kadar gula darah dalam tubuh dapat dikontrol bahkan pada penderita diabetes sekalipun dengan menerapkan pola hidup sehat dan mengurangi atau membatasi asupan gula yang masuk ke dalam tubuh.
Apabila kadar gula darah tidak terkontrol, hal ini akan menyebabkan terjadinya retinopati diabetik.
Gejala Retinopati Diabetik
Retinopati diabetik merupakan ancaman bagi siapapun yang menderita diabetes mellitus, baik itu tipe-1 atau tipe-2.
Celakanya, stadium awal retinopati diabetik seingkali tidak menunjukkan gejala, sehingga pada saat gejala muncul, penderitanya sudah berada pada stadium lanjut.
Guna menghindari hal tersebut, penting bagi kita untuk megatahui gejala apa sajakah yang menjadi tanda kemunculan penyakit ini.
Dilansir dari laman American Academy of Ophthalmology (AAO), gejalanya biasanya muncul pada kedua mata. Adapun beberapa gejala retinopati diabetik antara lain seperti:
- Penurunan ketajaman penglihatan (blur)
- Penglihatan buruk pada malam hari
- Area hitam dan kosong kerap kali muncul pada penglihatan
- Penglihatan jelas dan samar-samar muncul secara bergiliran
- Kehilangan penglihatan
- Muncul floaters (bayangan) pada penglihatan
Faktor Risiko Retinopati Diabetik
Para penderita diabetes memiliki risiko terjadinya komplikasi. Terdapat dua jenis komplikasi pada pendrita diabetes, yaitu kelainan makrovaskular dan komplikasi mikrovaskular.
Kelainan makrovaskular adalah kelainan yang terjadi pada pembuluh darah besar seperti penyumbatan yang dapat berakibat fatal.
Contohnya adalah penyumbatan pada pembuluh jantung dan otak.
Sementara itu, kelainan mikrovaskular adalah kelainan yang terjadi pada pembuluh kecil. Misalnya, pembuluh darah pada mata seperti retinopati diabetik.
Gangguan mata ini dapat berkembang pada derajat keparahan tinggi, namun keparahan ini juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko seperti:
- Mengalami diabetes mellitus dalam waktu yang lama
- Kadar gula darah tinggi
- Tekanan darah tinggi
- Kolesterol tinggi
- Merokok
- Kehamilan
Stadium pada Retinopati Diabetik
Dalam sebuah studi berjudul Retinopati Diabetik: Tinjauan Kasus Diagnosa dan Tatalaksana disebutkan bahwa retinopati diabetik merupakan kelainan mikroaskular sebagai akibat penyakit diabetes mellitus.
Pada studi tersebut, retinopati diabetik terbagi menjadi dua stadium, yaitu:
1. Non Proliferative Diabetic Retinopathy (NPDR)
Non Proliferative Diabetic Retinopathy atau yang bisa disingkat sebagai NPDR merupakan tahap awal retinopati diabetik yang paling umum dialami.
Pada tahap ini, retinopati diabetik memiliki berberapa tanda seperti penumpukan cairan dan hard exudate.
Hard exudate menyerupai bercak kekuningan yang nampak pada mata akibat penumpukan lemak atau lipid yang bocor dari pembuluh darah abnormal pada retina bagian tengah.
Cairan ini akan menyebabkan penurunan ketajaman penglihatan.
2. Proliferative Diabetic Retinopathy (PDR)
PDR atau Proliferative Diabetic Retinopathy merupakan tahap lanjut dari retinopati diabetik. Pada tahap ini, tumbuhlah pembuluh darah abnormal dan jaringan parut pada permukaan retina yang melekat kuat pada permukaan belakang vitreous.
Pelekatan jaringan parut pada vitreous (gel yang mengisi ruang antara lensa hingga dinding belakang mata) akan menyebabkan pembuluh darah abnormal tersebut pecah dan terjadi perdarahan atau yang dapat disebut juga dengan vitreous hemorrhage.
Hal ini dapat menyebabkan kebutaan secara tiba-tiba serta kehilangan penglihatan derajat parah.
Cara Mencegah Retinopati Diabetik
Diabetic retinopathy merupakan gangguan mata yang memiliki risiko tinggi terhadap penurunan ketajaman penglihatan pada derajat tinggi hingga kebutaan secara permanen.
Oleh karenanya, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter spesialis mata.
Setelah pemeriksaan dilakukan, maka pasien akan mendapatkan diagnosa akurat berikut pengobatannya guna menyembuhkan kelainan mikrovaskular pada mata.
Umumnya, pengobatan yang dilakukan oleh dokter spesialis mata adalah seperti:
1. Vitrectomy
Vitrectomy merupakan tindakan bedah yang mungkin akan direkomendasikan oleh dokter mata.
Operasi ini dilakukan untuk membuang atau menghilangkan darah dan gel vitreous akibat perdarahan yang terjadi karena kebocoran pembuluh darah di bagian belakang mata.
Sebelumnya, perdarahan yang terjadi di dalam mata menyebabkan penglihatan menjadi buram. Sehingga, vitrectomy dilakukan agar cahaya dapat masuk dan difokuskan dengan baik hingga ke retina. Selain itu, tindakan operasi ini juga akan menghilangkan jaringan parut yang berada di mata.
2. Operasi Laser
Selain vitrecomy, operasi laser juga mungkin akan direkomendasikan untuk menghentikan serta menutup kebocoran pada pembuluh darah mata.
Di samping itu, retina bengkak yang merupakan akibat dari kerusakan pembuluh darah, akan berkurang.
Tidak hanya menutup kebocoran pembuluh darah, operasi laser dilakukan untuk mencegah pembuluh darah abnormal tumbuh kembali.
Namun, yang perlu diingat adalah bahwa operasi laser mungkin akan dilakukan lebih dari satu kali untuk hasil yang maksimal.
3. Obat-obatan
Dokter mungkin tidak akan menyarankan tindakan bedah operasi apabila retinopati diabetik masih dapat diobati menggunakan obat-obatan.
Salah satu pengobatan yang mungkin disarankan adalah anti-VEGF.
Apa itu anti-VEFG? Pengobatan VEGF adalah pemberian obat-obatan yang mengandung Avastin, Eylea, dan Lucentis, yang berfungsi untuk mengurangi pembengkakan pada makula, meningkatkan ketajaman penglihatan, hingga memperlambat risiko hilangnya penglihatan.
Selain itu, dokter juga mungkin akan menyarankan penggnaan obat steroid untuk meredakan pembengkakan.
Pemberian obat steroid dilakukan dengan memberikan suntikan ke dalam mata. Perihal berapa kali suntikan akan diberikan, dokter akan mendiskusikannya lebih lanjut.
4. Kontrol Medis
Umumnya, penderita retinopati diabetik memiiki riwayat kadar gula darah yang tinggi. Oleh karenanya, kontrol medis atau medical check-up dilakukan guna mengontrol kadar gula darah dalam tubuh serta tekanan darah agar selalu dalam batas normal.
Kadar gula darah normal dapat memperbaiki ketajaman penglihatan, sedangkan tekanan darah normal dapat membantu memelihara kesehatan pembuluh darah pada mata. Sehingga, pembatasan asupan gula perlu dilakukan.
Pencegahan Retinopati Diabetik
Retinopati diabetik merupakan penyakit yang mengancam penderita diabetes mellitus.
Pemeriksaan mata perlu dilakukan guna melakukan pendeteksian secara dini, sebab gejala awal gangguan mata ini seringkali tidak terlihat dengan mata telanjang.
Pemeriksaan diabetic retinopathy perlu dilakukan bagi yang sudah menderita diabetes mellitus ≥ 12 tahun bagi penderita diabetes tipe-1, bagi penderita diabetes mellitus tipe-2 sesaat setelah dokter mendiagnosa, serta bagi ibu hamil yang menderita diabetes mellitus.
Meskipun berisiko, gangguan mata yang satu ini dapat dicegah. Dilansir dari laman Direktorat Pelayanan Kesehatan Republik Indonesia, pencegahan retinopati diabetik dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain seperti:
- Olahraga secara rutin setidaknya 5x seminggu selama 30 menit setiap sesi
- Stop merokok
- Hindari minuman beralkohol
- Mengonsumsi makanan bergizi
- Menjaga berat badan ideal
- Lakukan pemeriksaan kadar gula darah dan tekanan darah secara berkala
- Konsumsi obat sesuai yang dianjurkan oleh dokter
Retinopati diabetik merupakan penyakit mata yang muncul sebab adanya penaykit kronis diabees mellitus.
Gejalanya dimulai dari penglihatan yang kabur hingga berujung pada kehilangan penglihatan atau kebutaan.
Dengan mengetahu risiko yang akan dihadapi, penting bagi kita untuk selalu menjaga kesehatan mata.
Untuk meringankan gejala retinopati diabetik, mata harus terpenuhi segala nutrisinya, salah satunya adalah lutein.
Apa itu lutein? Lutein adalah senyawa yang memberikan pigmen atau warna pada buah dan sayuran.
Pada mata kita, ditemukan lutein pada lensa mata yang berfungsi untuk menghalau sinar biru yang masuk ke dalam mata.
Berbagai jenis sayur dan buah mengandung zat lutein, seperti wortel, buah bilberry, blueberry, dan bunga marigold, yang mana semua itu terkandung di dalam vitamin mata Eyebost.
Dengan mengonsumsi Eyebost, gejala penglihatan lambat laun akan membaik. Ingat mata, ingat Eyebost!
Tinggalkan komentar