Melihat orang tua menua adalah menjadi dilemma tersendiri. Di satu sisi, kita bahagia karena bisa terus bersama dengan orang tua dalam waktu yang lama. Di sisi lain, kesedihan datang sebab mendapatkan salah satu atau keduanya mengalami permasalahan kesehatan.
Pterygium adalah salah satunya. Gangguan mata yang satu ini nampak seperti jaringan yang tumbuh pada permukaan mata dan dikhawatirkan mengganggu penglihatan. Namun, apa penyebab pterygium?
Kita akan mencoba untuk mengulas perihal penyebab pterygium, apakah kondisi ini berbahaya, proses diagnosanya, serta apakah operasi diperlukan untuk mengobati pterygium.
Tanpa cas-cis-cus, yuk langsung saja kita menuju pembahasan pertama!
Penyebab Pterygium
Secara singkat, pterygium adalah gangguan mata yang ditandai dengan tumbuhnya ‘daging’ berwarna putih pada permukaan mata, lebih tepatnya konjungtiva atau selaput tipis yang menyelimuti sklera (bagian putih mata).
Gangguan mata yang satu ini bisa dilihat dengan mata telanjang dan banyak menyerang kalangan lanjut usia, sehingga kamu mungkin akan menemukan orang tua mengalaminya ketika sudah berumur.
Baca Juga: Berapa Harga Eyebost di Apotek? Simak Jawaban Selengkapnya Di Sini!
Tetapi, apa sih penyebab pterygium?
Adapun beberapa faktor penyebab pterygium muncul pada bagian mata konjungtiva, di antaranya adalah:
1. Paparan sinar ultraviolet
Paparan sinar ultraviolet adalah salah satu penyebab pterygium yang paling umum. Biasanya, orang yang bekerja di luar ruangan seperti halnya pada sektor pertanian, lebih berisiko terjangkit pterygium.
Seperti yang kita tahu, bekerja di sektor agrikultur mengharuskan mereka untuk berada di luar ruangan terutama pada siang hari ketika sinar ultraviolet (UV) begitu kuatnya selama berjam-jam lamanya.
Fenomena tersebut selaras dengan studi penelitian berjudul Paparan Sinar Matahari sebagai Faktor Risiko Pterigium pada Pekerja Sektor Agrikultur.
Katakanlah para petani di sawah yang mayoritas adalah orang berumur. Menghabiskan sebagian harinya di sawah membuat mereka banyak terpapar sinar matahari.
Penyebab pterygium yang satu ini menjadi variabel yang tak terelakkan bagi mereka yang bekerja di sawah demi sesuap nasi. Oleh karenanya, tidak heran kalau pterygium sangat umum dialami oleh kalangan lanjut usia.
2. Iritasi mata kronis
Kalau kamu mengalami iritasi mata yang bertahan dalam jangka waktu lama atau kronis, kamu harus waspada sebab hal tersebut merupakan salah satu penyebab pterygium, lho.
Melansir dari laman Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, pterygium berpotensi disebabkan oleh mata kering berkelanjutan yang terjadi akibat debu, angin, pasir, dan debu yang meningkatkan risiko terkena gangguan mata ini.
Mengapa demikian?
Penyebab pterygium tersebut berpotensi memicu mata kering yang dapat menyebabkan inflamasi kronis. Kemudian, kerusakan jaringan kongjungtiva inilah yang memgakibatkan ptergygium.
Apakah Pterygium Berbahaya?
Buat kamu yang mengalami pterygium, kamu boleh bernafas lega sebab pterygium bukanlah kondisi serius.
Meskipun pertumbuhan jaringan pada permukaan mata (konjungtiva) sangat nampak, tetapi pterygium bukan termasuk kanker yang mengancam nyawa. Kendati demikian, jaringan tersebut bisa tumbuh lebih besar dari sebelumnya, lho.
Pertumbuhan jaringan berwarna putih pada permukaan mata tersebut cenderung lambat, namun tidak menutup kemungkinan kalau nantinya jaringan akan melebar hingga menutupi kornea mata. Ketika hal ini terjadi, gangguan penglihatan merupakan ancaman yang tak terelakkan.
Pada kasus langka, pterygium berpotensi menyebabkan goresan pada kornea mata. Tanpa perawatan, kondisi ini bisa mengarah pada hilangnya penglihatan atau kebutaan.
Ngeri, kan?
Bagaimana Diagnosa Pterygium?
Ketika seseorang mengalami pterygium, jaringan yang tumbuh pada permukaan mata akan sangat jelas bahkan tanpa menggunakan alat khusus sekalipun.
Secara fisik, pterygium nampak khas dengan bentuk menyerupai sayap berwarna putih dengan semburat kemerahan yang arah tumbuhnya mendekati kornea atau pupil mata. Kondisi ini sangat berbeda dengan sel kanker pada umumnya.
Kendati demikian, proses diagnosa pterygium harus tetap dilakukan guna memastikan kondisi mata dengan melakukan beberapa prosedur medis. Adapun prosedur diagnosis pterygium yang biasa dilakukan, di antaranya adalah:
- Tes ketajaman penglihatan. Tes ini dilakukan dengan cara membaca beberapa simbol atau huruf yang terpampang pada papan khusus sejauh 20 kaki.
- Topografi kornea. Teknik mapping medis ini bertujuan untuk mengukur perubahan kelengkungan kornea mata dengan menggunakan komputer untuk membuat gambar permukaan kornea dalam 3 dimensi (3D).
- Dokumentasi foto. Prosedur medis ini melibatkan pengambilan gambar untuk melacak tingkat pertumbuhan pterygium.
Apakah Pterygium Harus Dioperasi?
Umumnya, kamu tidak perlu sampai harus melakukan operasi untuk mengatasi pterygium sebab gangguan mata yang satu ini cenderung tidak mempengaruhi fungsi penglihatan sama sekali.
Meskipun demikian, tidak mustahil pilihan operasi terpaksa dipilih ketika penglihatan mulai terganggu dan menimbulkan ketidaknyamanan lainnya. Ada beberapa strategi operasi yang biasanya dilakukan oleh ahli medis untuk mengatasi pterygium, di antaranya meliputi:
- Hanya membuang pterygium atau jaringan yang tumbuh di permukaan mata
- Membuang pterygium dan meletakkan selembar membran amnion pada area yang terdampak, yang mana bertujuan sebagai ‘perban’ yang membantu menyembuhkan mata.
- Membuang pterygium dan menutup area yang terdampak dengan potongan konjungtiva yang masih sehat. Prosedur ini dinamakan dengan operasi autograft. Konjungtiva yang sehat didapatkan dari belakang kelopak mata bagian atas. Prosedur ini sangat baik untuk mencegah kembalinya pterygium.
- Pemberian obat-obatan untuk mencegah pterygium tumbuh kembali saat proses operasi berlangsung. Prosedur ini dapat dilakukan pada jenis operasi manapun. Adapun obat-obatan yang diberikan seperti mitomycin C dan 5-fluorouracil.
Pada akhirnya, operasi bukan jaminan pterigium tidak kambuh kembali. Penyebab pterygium dapat memicu pertumbuhan jaringan bahkan mengakibatkan permasalahan mata lainnya muncul.
Inilah pentingnya kita memelihara kesehatan mata untuk mencegah penyebab pterygium merusak jaringan mata, misalnya menggunakan sunglasses. Tapi, kamu juga perlu menjaga mata dari dalam tubuh, lho.
Biasanya, peran asupan makanan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam memelihara kesehatan tubuh dari dalam. Dalam kasus ini, penyebab pterygium berupa sinar UV dapat dihalau dengan antioksidan bernama lutein.
Duh, bagaimana cara kita memperoleh lutein?
Kalem… kalem…
Tidak perlu khawatir karena Eyebost jawabannya!
Eyebost merupakan vitamin mata herbal yang terbuat dari bahan-bahan dengan khasiat dan nutrisi yang luar biasa, mulai dari madu hutan asli, ekstrak wortel, buah bilberry, dan bunga marigold.
Kamu harus tahu kalau bunga marigold (disebut juga dengan bunga “tahi ayam“) kaya akan kandungan lutein yang baik untuk mencegah kerusakan akibat sinar UV ada mata seperti pada pterygium.
Tidak hanya lutein, Eyebost mengandung nutrisi yang kompleks, mulai dari antioksidan berupa polifenol, flavonoid, antosianin, serta vitamin A, C dan E yang penting agar setiap bagian mata dapat berfungsi dengan baik.
Moreover, mengonsumsi Eyebost berarti kita turut berpartisipasi dalam menyukseskan kampanye menjaga kesehatan mata yang diusung oleh WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia guna meningkatkan kualitas hidup manusia.
Kalau tidak dimulai dari diri kita sendiri, lantas siapa lagi, bukan?
Jadi, jangan lupa pesan Eyebost di website resminya, ya!
Kalau kamu ingin berkonsultasi dengan customer service juga boleh, lho,
Ingat mata, ingat Eyebost!
Tinggalkan komentar