Online Store Eyebost: Online 24 Jam

Menguak 3+ Faktor Risiko Oklusi Vena Retina, Salah Satunya Hipertensi!

Shaffi Kareem

oklusi vena retina

Retina merupakan bagian mata yang memegang peranan penting dalam mendeteksi benda-benda yang kita lihat. Berawal dari cahaya yang masuk ke dalam mata melalui lensa mata, kemudian cahaya akan diteruskan ke retina, lalu sinyal akan dikirim oleh saraf optik ke otak.

Saat otak menerima sinyal, barulah kita bisa melihat sebuah pohon berdaun hijau, bunga mawar merah, dan lain sebagainya.

Sebaliknya, kalau retina mata bermasalah, otomatis penglihatan kita pun akan terganggu. Misalnya saja pada oklusi vena retina.

Kamu belum pernah mendengar perihal oklusi vena retina? Sama, saya juga. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kita akan mencoba mengulas secara singkat, padat, dan jelas tentang oklusi vena retina. Let’s jump to the discussion!

Apa Itu Oklusi Vena Retina?

Retinal vein occlusion (RVO) atau yang disebut juga dengan oklusi vena retina adalah penyumbatan yang terjadi pada pembuluh darah vena yang bertugas untuk mengalirkan darah yang berasal dari retina ke jantung.

Bagaimanapun, dengan adanya sumbatan tersebut, retina akan mengalami kesulitan untuk memfilter cahaya yang masuk.

Selain itu, retina tidak bisa mengalirkan darah dan berisiko mengakibatkan kebocoran pada sumbatan tersebut.

Perlu kamu tahu, oklusi vena retina adalah gangguan pembuluh retrina kedua yang paling sering terjadi, dan menjadi penyebab kebutaan pada pasien berumur yang paling umum.

Menurut National Institutes of Health, hampir 90% kasus ini terjadi pada pasien berusia di atas 50 tahun.

Di samping itu, ada dua jenis okluri vena retina berdasarkan tempat terjadinya sumbatan, yaitu:

  • Central retinal vein occlusion (CRVO) atau oklusi vena retina sentral, yaitu sumbatan yang terjadi pada vena retina utama atau sentral.
  • Branch retinal vein opcclusion (BRVO) atau oklusi vena retina cabang, yaitu ketika penyumbatan terjadi pada vena cabang yang lebih kecil.

Penyebab Oklusi Vena Retina

Umumnya, oklusi vena retina terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah vena di retina. Sumbatan ini bisa jadi disebabkan oleh adanya benda penyumbat berupa gumpalan darah ataupun penyempitan dinding pembuluh darah tersebut.

Adanya penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah tersebut berkaitan erat dengan penyakit-penyakit yang berpengaruh terhadap aliran darah seperti diabetes mellitus, tekanan darah tinggi atau hipertensi, kolesterol tinggi, dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu, healthy lifestyle akan membantu kamu terhindar dari penyakit jenis ini, dan secara keseluruhan akan membuat badanmu lebih sehat dan bugar, lho!

Faktor Risiko Oklusi Vena Retina

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penyumbatan pembuluh darah retina pada oklusi vena retina dipengaruhi oleh penyakit-penyakit yang berkaitan dengan aliran darah.

Adapaun istilah bernama faktor risiko yang merupakan kumpulan kondisi atau penyakit yang meningkatkan risiko seseorang terkena suatu penyakit.

Beguitu pula dengan penyakit yang satu ini. Dilansir dari laman MedlinePlus, ada beberapa faktor risiko retinal vein occlusion, seperti:

1. Atherosklerosis

Orang yang menderita atherosklerosis masuk ke dalam faktor risiko oklusi vena retina. Namun, apa sih atherosklerosis itu?

Atherosklerosis adalah suatu kondisi menyempitnya pembuluh darah akibat plak kolesterol yang menumpuk.

Apabila dibiarkan dan tidak segera ditangani, atherosklerosis sangat berisiko menyebabkan serangan jantung dan stroke.

2. Diabetes mellitus

Diabetesn melitus merupakan salah satu penyakit yang meningkatkan risiko penderitanya mengalami oklusi vena retina.

Penyakit kronis yang satu ini bisa mengakibatkan kerusakan pembuluh darah jantung, tepi, dan otak.

Di samping itu, kerusakan pada pembuluh darah kecil seperti pembuluh darah retina juga tak luput dari risiko diabetes mellitus, misalnya pada retinal vein occlusion. Gangguan pembuluh darah yang satu ini bisa mengakibatkan kebutaan lho, teman mata!

3. Hipertensi

Hipertensi atau yang disebut juga dengan tekanan darah tinggi dilansir menjadi salah satu faktor risiko oklusi vena retina. Seseorang yang mengalami hipertensi terus menerus tanpa adanya penanganan serius, sangat mungkin memicu pembentukan plak pada dinding pembuluh darah.

Plak yang menumpuk inilah yang kemudian menyebabkan aliran darah tersumbat dan pendistribusian zat-zat yang diperlukan jantung menjadi terganggu. Terlebih lagi, plak yang hancur akan menjadi sepihan-serpihan yang memicu penyumbatan.

Baca Juga: Bufthalmus, Pembesaran Bola Mata Abnormal yang Banyak Menyerang Anak-Anak

Tidak boleh disepelekan, serpihan itulah yang kemudian menyebabkan seseorang terkena jantung koroner. Ih ngeri ya…

4. Gangguan mata

Gangguan mata seperti halnya glaukoma menjadi salah satu dari sekian banyak faktor risiko oklusi vena retina. Umumnya, glaukoma memang disebabkan oleh adanya peningkatan tekanan pada bola mata bagian dalam atau intraokular mata.

Akan tetapi, glaukoma jenis lain disebabkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah akibat plak lemak yang menumpuk, sehingga aliran darah menjadi terganggu. Pada kasus ini, glaukoma terjadi tidak disertai dengan peningkatan bola mata bagian dalam.

Orang yang mengalami glaukoma harus segera memeriksakan diri ke dokter spesialis mata karena penyakit mata yang satu ini sangat mungkin menyebabkan kebutaan. Bahkan, setelah dilakukan tindakan medis sekalipun, tidak menjamin glaukoma bisa disembuhkan.

Gejala Oklusi Vena Retina

Oklusi vena retina merupakan gangguan pembuluh darah pada retina mata yang mana retina berkaitan dengan penglihatan.

Oleh sebab itu, gangguan mata ini akan menyebabkan penderitanya mengalami penurunan bahkan kehilangan penglihatan permanen.

Tentu kamu tidak mau hal tersebut sampai terjadi, dong! Untuk itu, kamu wajib tahu gejala-gejala retinal vein occlusion supaya penyakit ini terdeteksi lebih dini dan segera mendapatkan penanganan yang tepat oleh ahli medis.

Dalam sebuah studi berjudul Visual Improvement in Retinal Vein Occlusion Patient Who Had Intravitreal Bevacizumab with and without Laser Photocoagulation, disebutkan gejejala-gejalanya meliputi:

  • Kehilangan penglihatan tanpa nyeri
  • Pembuluh darah retina nampak berkelok-kelok
  • Adanya perdarahan pada retina
  • Bercak putih menyerupai kapas pada retina
  • Diskus optikus membengkak
  • Penebalan bagian makula mata

Cara Mengatasi Oklusi Vena Retina

Dalam hal pengobatan, oklusi vena retina tidak bisa benar-benar melepaskan sumbatan tersebut. Meskipun demikian, dokter akan memberikan penanganan sesuai dengan masalah kesehatan yang menjadi penyebabnya.

Setelah dilakukan perawatan, tidak semua pasien mengalami peningkatan penglihatan, nih. Melansir dari laman Cleveland Clinic, efek treatment pada penglihatan bermacam-macam, yaitu adanya peningkatan penglihatan, tidak ada perubahan, dan atau peningkatan penglihatan secara berangsur.

Bagaimanapun, dokter spesialis mata akan melakukan usaha terbaiknya dalam mengatasi kondisi ini dengan melakukan beberapa tindakan medis, seperti:

  • Suntikan obat anti-VEGF. Obat jenis ini diberikan menggunakan jarum berukuran halus untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan edema makula.
  • Suntikan obat kortikosteroid. Obat kortikosteroid dikenal sebagai obat yang berfungsi untuk mengatasi peradangan yang menyebabkan edema (peradangan akibat penumpukan cairan).
  • Terapi pan-retinal photocoagulation. Prosedur ini dilakukan pada pasien yang mengalami pembentukan pembuluh darah baru akibat oklusi vena retina.
  • Terapi laser fokal. Sesuai dengan namanya, prosedur ini mengandalkan laser yang bertujuan utnuk mengurangi pembengkakan akibat edema.

Meskipun kasus ini tidak tergolong banyak dan sering terjadi, kamu harus waspada ya, sebab kondisi ini disinyalir bisa disebabkan oleh beragam masalah kesehatan seperti diabetes, hipertensi, dan sebagainya.

Thus, menerapkan pola hidup sehat akan membantu mencegah penyakit-penyakit tersebut ‘mampir’ di tubuh kamu. Kamu bisa mulai memulai dengan mengonsumsi buah, sayur, daging, telur, ikan, dan kacang-kacangan.

Selain itu, kamu perlu mengimbangi dengan olahraga rutin, minum air putih cukup, no begadang, dan tak lupa mengonsumsi suplemen mata, misalnya Eyebost.

Berbeda dengan suplemen mata yang lain, Eyebost adalah satu-satunya suplemen mata yang memiliki bahan dasar madu asli.

Selain rasanya yang manis, kamu harus tahu nih kalau madu punya kandungan antioksidan yang berfungsi untuk menangkal radikal bebas.

Manfaat Eyebost semakin kompleks dengan kandungan ekstrak bilberry, wortel, dan bunga marigold yang kaya akan vitamin A, C, E, dan senyawa lutein.

Bukan hanya menangkal radikal bebas, Eyebost berfungsi juga untuk meredakan gejala mata iritasi, mencegah mata minus, dan memastikan penglihatan selalu tajam, fokus, dan jernih.

Gong-nya, semua komposisi Eyebost berasal dari bahan alami tanpa pengawet buatan yang tentunya aman untuk dikonsumsi setiap hari. So, tunggu apalagi nih?

Yuk, konsumsi Eyebost sekarang juga! Ingat mata, ingat Eyebost!

Bagikan:

Tags

Shaffi Kareem

ISFJ type of human.

Related Post

Tinggalkan komentar

Yuk pesan eyebost sekarang di eyebost.id agar mata makin sehat dan jernih
//
CS Anggie
Online
|
//
Konsultasi