Sudah tahukah kamu mengenai perbedaan mata plus dan minus, hingga mata silinder? Teknologi yang kian mutakhir mengharuskan seluruh warga di seluruh dunia untuk terus mengikuti setiap kemajuannya.
Dimulai dari tipe gawai atau gadget yang terus dikembangkan, hingga segala bentuk ativitas berbasis elektronik.
Dahulu, orang-orang hanya dapat melakukan komunikasi jarak jauh dengan menggunakan surat dan membutuhkan waktu berhari-hari hingga berbulan-bulan untuk sampai ke penerimanya.
Sebaliknya, kini orang-orang dapat saling bertukar pesan melalui aplikasi seperti WhatsApp dalam hitungan detik. Technology has really blurred the boundaries, hasn’t it?
Begitupun dengan beragamnya hiburan yang tersedia di handphone. Dengan adanya kemajuan teknologi, hal ini berbanding lurus dengan kenaikan jumlah kasus kelainan refraksi.
Apa itu kelainan refraksi? Kelainan refraksi adalah suatu kelainan dimana cahaya yang masuk ke mata terfokuskan tidak tepat di retina yang kemudian mengakibatkan benda yang dilihat oleh mata tidak nampak jelas.
Menurut data dari World Health Organization (WHO), di seluruh dunia terdapat 4,24% atau sebanyak 285 juta jiwa menderita gangguan pengelihatan dan penyebab terbanyak adalah kelainan refraksi dengan prevalensi sebesar 43%.
Adapun contoh-contoh kelainan refraksi, yaitu rabun jauh atau myopia (miopi), rabun dekat atau hyperopia (hipermetropi), dan silinder atau astigmatisme.
Ketiga hal tersebut memiliki persamaan yaitu menyebabkan penglihatan menjadi buram atau tidak jelas, tetapi ketiganya pun memiliki perbedaan yang dapat membantu penderitanya memahami kelainan refraksi yang dideritanya.
Perbedaan Mata Plus dan Minus
Rabun jauh yang memiliki istilah medis myopia atau miopi adalah gangguan pengelihatan yang menyebabkan penderitanya tidak mampu untuk melihat benda dengan jarak yang jauh.
Miopi biasa disebut juga dengan mata minus dimana prevalensi kasus ini sebesar 48,1% untuk usia di atas 21 tahun.
Sedangkan, rabun dekat adalah saat penderitanya kehilangan kemampuan untuk melihat benda-benda dengan jarak dekat.
Kelainan ini memiliki istilah medis hyperopia atau hipermetropi atau dikenal di masyarakat sebagai mata plus.
Baca Juga Yuk: Rabun Dekat, Gangguan Mata Penghambat Prestasi
Prevalensinya tidak sebesar miopi, tetapi perlu dilakukan deteksi dini pada anak karena berpotensi untuk diturunkan dalam keluarga.
Dalam sebuah studi berjudul Gangguan Penglihatan Akibat Kelainan Refraksi yang Tidak Dikoreksi disebutkan bahwa kelainan refraksi yang tidak dikoreksi atau Uncorrected Refractive Error (URE) merupakan penyebab utama gangguan penglihatan yang juga menjadi penyebab kebutaan kedua secara global.
Resiko kebutaan dapat dicegah apabila penderitanya segera memeriksakan diri ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat guna mendapatkan tindakan yang tepat.
Akan tetapi, pengetahuan tentang mata plus dan minus tidak kalah penting sebagai bentuk kesadaran diri akan kesehatan mata.
Berikut perbedaan mata plus dan minus yang akan kita bahas. Mari kupas bersama!
1. Pengertian Mata Plus dan Minus
Hal yang pertama dan paling utama, mata plus dan minus memiliki perbedaan dalam pengertiannya.
Hal yang paling mendasar seperti pengertian inilah yang akan sangat membantu kita dalam memahami dan menyesuaikannya dengan ketidak nyamanan yang dirasakan.
Hipermetropi atau mata plus adalah kelainan refraksi yang terjadi saat bayangan terfokuskan di belakang retina.
Sedangkan miopi atau mata minus merupakan kelainan refraksi yang terjadi apabila bayangan yang seharusnya terfokuskan di retina justru jatuh di depan retina.
Ketidaktepatan posisi bayangan inilah yang akhirnya membuat pandangan menjadi menjadi blur atau samar-samar.
2. Punctum remotum dan punctum proximum
Tanpa lensa koreksi seperti kacamata dan lensa kontak, mata akan kehilangan kemampuan untuk melihat benda-benda di sekitarnya.
Terdapat punctum remotum (titik jauh) dan punctum proximum (titik dekat) yang dimiliki oleh mata agar benda tersebut terlihat jelas tergantung tingkat keparahannya.
Mata minus memiliki titik jauh atau punctum remotum yang lebih dekat dari titik jauh mata normal. Di saat mata normal memeiliki titik jauh tak terhingga.
Maka dari itu, dengan kata lain bahwa titik jauh mata minus kurang dari tak terhingga sehingga mata minus memiliki batasan tentang jarak benda yang dilihatnya.
Sementara itu, mata plus memiliki titik dekat atau punctum remotum tak terhingga dan titik jauh atau punctum proximum yaitu lebih jauh dari titik dekat mata normal yaitu 25cm.
Artinya, apabila jarak mata dan benda yang dilihat lebih dari 25cm, seorang penderita hipermetropi atau mata plus dapat melihat dengan jelas tanpa bantuan lensa koreksi.
3. Lensa yang digunakan
Dalam upaya mengoreksi kelainan refraksi, dibutuhkan lensa koreksi berupa kacamata atau lensa kontak. Untuk menentukan besarnya angka kekuatan refraksi, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut di klinik mata atau kunjungilah dokter spesialis mata.
Di sana, kita akan diberi instruksi, salah satunya dengan menyebutkan apa yang ada pada bagan Snellen. Namun, berbeda halnya dengan jenis lensa yang digunakan pada kacamata, jenis lensa tersebut sudah pasti dan tidak dapat diubah.
Pada miopi atau mata minus, lensa cekung atau kacamata minus digunakan untuk mengoreksi kelainan refraksi pada mata.
Sedangkan mata plus selalu menggunakan lensa cembung atau kacamata plus supaya benda nampak jelas, kemudian, ketebalan lensa akan disesuaikan dengan angka kekuatan refraksi.
4. Penyebab Mata Plus dan Minus
Mata plus dan mata minus memiliki perbedaan pada penyebabnya, salah satunya adalah apakah kelainan tersebut merupakan kelainan bawaan atau bukan.
Miopi atau mata minus mungkin memiliki potensi untuk diturunkan dari keluarga atau orangtuanya, akan tetapi mata minus bukan merupakan kelainan bawaan yang dapat terdeteksi saat bayi baru saja lahir.
Sebaliknya, pada beberapa kasus, hipermetropi atau mata plus dapat dikatakan sebagai kelainan bawaan yang dapat terdeteksi ketika bayi baru dilahirkan.
Hal tersebut dapat diketahui dari kondisi matanya, apabila bayi lahir dengan mata juling atau strabismus, potensi mata plus akan lebih besar dan terlebih lagi apabila dalam keluarga ada yang menderita kelainan tersebut.
Apa Itu Mata Silinder?
Dalam sebuah studi berjudul Faktor-Faktor yang Berhubugan dengan Astigmatisme pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang, mata silinder yang dalam istilah medis disebut astigmatisme merupakan kelainan refraksiyang yang terjadi ketika sinar paralel cahaya yang masuk tidak dapat terfoskan pada satu titik retina sehingga menyebabkan gangguan penglihatan.
Mata silinder biasanya diakibatkan oleh bentuk abnormal dari kelengkungan kornea. Pada mata normal, kornea biasanya memiliki kelengkungan seperti bola yang bulat, tetapi pada mata silinder.
Bagian ini berbentuk seperti telur yang mana menyebabkan bayangan yang terfokuskan ke retina menjadi lebih dari satu, kemudian saraf retina mengirimkan lebih dari satu sinyal ke otak, sehingga, otak mengartikan bahwa ada dua atau lebih gambar dan posisinya yang tumpang tindih.
Inilah alasan mengapa penderita silinder biasanya mengeluhkan pandangan yang tidak jelas dan berbayang.
Sayangnya, mata silinder berpotensi untuk diturunkan dalam keluarga, sehingga apabila ada orangtua yang menderita silinder, maka kemungkinan besar anak yang dilahirkan akan menderita mata silinder juga.
Perbedaan Mata Plus dan Minus serta Silinder
Satu hal yang paling kentara saat membahas tentang perbedaan ketiga kelainan refraksi tersebut adalah bagaimana bayangan terfokuskan di retina. Pada mata plus, bayangan yang terfokuskan akan jatuh di belakang retina.
Sehingga penderitanya akan menderita rabun dekat karena ketidakmampuannya untuk melihat benda dengan jarak yang dekat.
Sedangkan mata minus, bayangan akan terfokuskan di depan retina sehingga benda jauh akan terlihat tidak jelas atau blur.
Berbeda halnya dengan mata silinder, bayangan yang terfokuskan berjumlah lebih dari satu sehingga otak akan mengartikan bahwa benda tersebut lebih dari satu.
Mata dengan kelainan ini akan menghasilkan bayangan yang berbayang, tidak jelas, dan tidak berhubungan sama sekali dengan masalah jarak benda tersebut.
Sayangnya, mata silinder biasanya adalah kelainan mata penyerta pada mata plus dan minus. Pada beberapa kasus, orang-orang akan mendapatkan hasil pemeriksaan yang menunjukkan bahwa dirinya menderita mata minus dan mata silinder.
Namun, pada kasus yang lain, orang-orang mendapatkan hasil bahwa dia menderita mata plus dan silinder.
Lakukanlah pemeriksaan mata sedini mungkin atau sesaat setelah mata Anda terasa tidak nyaman. Semakin cepat kelainan mata terdeteksi, semakin cepat juga kelainan tersebut dikoreksi.
Upaya tersebut dilakukan supaya keadaan mata tidak bertambah parah dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Selain itu, konsumsilah makanan-makanan sehat dan suplemen yang dapat membantu menyehatkan mata, seperti Eyebost.
Tinggalkan komentar