Sebagai generasi 90’an, menghabiskan waktu bersama kawan-kawan menjadi kebahagiaan yang sama sekali tak bisa dibeli dengan uang. Permainan tradisional sudah menjadi ‘panganan’ sehari-hari.
Berbeda halnya dengan generasi milenial yang lebih banyak berkutat pada ponsel pintar dan ragam gawai lainnya. Tidak heran kalau screen time yang tinggi menjadi persoalan yang lumayan pelik dewasa ini.
By the way, kamu pasti tidak asing dengan istilah screen time, dong. Tapi, kamu tahu nggak sih apa itu screen time?
Cocok nih, artikel kali ini akan banyak mengupas mengenai persoalan screen time, mulai dari definisi, efek screen time itu sendiri, sampai bagaimana cara mengatur screen time yang baik, khususnya untuk anak-anak.
Mau tahu kelanjutannya?
Jangan beranjak sedikitpun dari artikel ini ya, teman mata!
Screen Time Adalah…
“Tak kenal maka tak sayang”. Rasanya, inilah ungkapan seringkali terucap sebelum proses perkenalan dilakukan. Tidak hanya berlaku pada antar individu, ungkapan ini pun cocok digunakan untuk mengenal suatu isu tertentu, misalnya istilah screen time.
Mungkin istilah ini sudah wara-wiri mampir di telinga kita, namun kita belum tahu betul makna sesungguhnya dari screen time ini apa sih. Umumnya, definisi merupakan sub-bab pertama yang dibahas dalam suatu isu.
Bagaimanapun, definisi screen time adalah banyaknya waktu yang kita habiskan untuk bermain gawai, entah ponsel maupun laptop atau televisi. Fenomena ini tak terhindarkan seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang kian pesat dari waktu ke waktu.
Faktanya, penggunaan gawai tidak mungkin dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kita telah melihat bagaimana kombinasi antara gawai dan internet memudahkan hampir semua aktivitas sehari-hari.
Hal yang paling sederhana adalah belanja dan entertainment. Dengan segala kemajuan yang kita rasakan, berbelanja semakin mudah. Hanya dengan satu kali klik, barang berhasil dipesan dan dikirim ke alamat rumah.
Pun, hal ini berlaku dalam proses bayar-membayar. Terobosan baru berupa mobile banking (m-banking) membuat proses pembayaran semakin mudah.
Contoh nyata lainnya terasa pada bidang entertainment. Gawai dengan segala tetek bengeknya menyediakan berbagai platform yang dapat dinikmati semua orang, mulai dari video, musik, film, drama, dan lain-lain.
Baca Juga: Bisakah Tes Mata Minus Online? Temukan Jawabannya Di Sini dan 3 Jenis Tes Mata Minus!
Apa Efek Screen Time Berlebihan?
Siapa nih yang bangun tidur selalu cari hp?
Sadar atau tidak, hari kita dimulai dan diakhiri dengan melihat layar ponsel. Belum lagi kalau seharian harus bekerja menggunakan laptop dan diselingi menonton film atau scrolling media sosial. Wah, kira-kira mata kita menatap layar gawai berapa jam sehari, ya?
Kalau dilakukan terus menerus, efek screen time berlebih tidak akan baik nih, teman mata, dan beberapa di antaranya meliputi:
1. Mata kering
Gangguan mata kering merupakan efek screen time yang paling umum. Seperti istilahnya, mata kering adalah suatu kondisi ketika permukaan terasa kering.
Fenomena ini banyak terjadi pada kamu yang menghabiskan begitu banyak waktu di depan layar gawai, entah itu untuk bekerja maupun hanya bermain-main. Tentu hal ini tidak baik untuk kesehatan mata, ya.
Pada umumnya, mata kering akibat screen time terjadi pasalnya mata terus menerus terbuka dalam waktu yang lama. Kurangnya intensitas berkedip ditengarai menjadi penyebabnya. Kok bisa?
Dengan kuasa Tuhan, sejatinya berkedip merupakan mekanisme alami keluarnya cairan mata yang berfungsi untuk menghidrasi permukaan mata dengan baik. Oleh karenanya, jarang berkedip otomatis menyebabkan permukaan mata menjadi kering.
2. Mata lelah
Tidak jauh berbeda dengan mata kering, kejadian mata lelah sebagai efek screen time berlebih pun tidak terbantahkan.
Mata lelah atau yang dikenal juga dengan eye strain merupakan gangguan penglihatan yang mengakibatkan otot mata melemah. Otot mata ‘dipaksa’ untuk terus menerus menatap layar gawai tanpa istirahat sehingga menyebabkannya tegang dan lemah.
Ketika mengalami mata lelah, mata akan timbul gejala seperti mata merah, gatal, berair, kering, sakit kepala, penglihatan buram atau ganda, nyeri pada bahu, leher, dan punggung, sulit untuk berkonsentrasi, serta fotofobia.
3. Rabun jauh
Rabun jauh merupakan salah satu jenis kelainan refraksi. Efek screen time berlebihan yang satu ini menyebabkan mata kita kehilangan kemampuan untuk melihat benda jarak jauh.
Dalam sebuah review studi penelitian bertajuk Association Between Digital Smart Device Use and Myopia: A Systematic Review and Meta-Analysis disebutkan bahwa paparan layar gawai berkaitan dengan peningkatan risiko perkembangan rabun jauh (miopi).
Di samping itu, penelitian yang dilakukan oleh peneliti asal Spanyol tahun 2020 menyimpulkan bahwa anak-anak yang mengalami rabun jauh menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar.
Tak hanya itu, disebutkan juga bahwa mereka yang menderita rabun jauh lebih sedikit melakukan kegiatan di luar ruangan ‘ketimbang’ teman-temannya yang memiliki penglihatan normal.
Meskipun masih harus terus dilakukan penelitian lanjutan, tetapi para peneliti berhasil mendapatkan angka risiko seorang anak terjangkit mata minus.
Mereka yang sedikit melakukan aktivitas di luar ruangan berisiko 5 kali lebih besar terkena rabun jauh. Sementara itu, anak-anak yang sedikit melakukan aktivitas outdoor sembari melakukan aktivitas dari jarak dekat berisiko 16 kali lebih besar mengalami perkembangan miopi.
4. Obesitas
Seringkali tak terpikirkan, ternyata screen time berlebihan bisa memicu terjadinya obesitas nih, teman mata.
Mengutip dari laman World Cancer Research Fund International, besarnya screen time merupakan pencetus pertambahan berat badan, kelebihan berat badan, hingga obesitas pada orang dewasa.
Bagaimanapun, ahli medis pun menemukan bukti yang kuat bahwa fenomena di atas juga berisiko dialami oleh anak-anak dengan intensitas screen time yang tinggi.
Tidak sampai di situ, obesitas pada orang dewasa akan meningkatkan risiko terjangkitnya kanker. Duh ngeri kali…
5. Masalah pada fungsi fisik-motorik anak
Ayah Bunda harus tahu, bukan hanya persoalan mata saja, efek screen time tinggi merembet pada fungsi fisik-motorik anak, lho.
Bermain gawai banyak dilakukan dalam keadaan duduk dan tiduran yang mana hal tersebut tentu membatasi pergerakan anak, baik itu berlai, memanjat, berguling, melompat dan lain-lain.
Kenyataannya, fungsi fisik dan motorik anak yang terasah dengan baik membawa kebaikan pada tumbuh kembangnya, misalnya terbangun kepercayaan diri, perkembangan kognitif, sikap mandiri, dan sebagainya.
Juga, gangguan pada fungsi fisik-motorik anak akan menurunkan kreativitas anak nih, Ayah Bunda dan teman mata semua.
6. Gangguan tidur
Mekanisme tubuh terbentuk sedemikian rupa baiknya, let’s say proses produksi hormon.
Saat pagi sampai sore hari, tubuh akan memproduksi hormon kortisol yang membuat kita segar dan terjaga.
Sedangkan di malam hari, hormon melatonin akan mulai diproduksi sehingga terjadilah fenomena mengantuk. Akan tetapi, paparan sinar biru menghancurkan segalanya.
Sinar biru atau blue light merupakan sinar bergelombang pendek berbahaya yang mengancam kesehatan mata. Pada kasus ini, sinar biru menyebabkan terjadinya penurunan produksi melatonin sehingga kamu tidak akan terasa mengantuk di malam hari.
Apa yang akan terjadi?
Bingo! Gangguan tidur tak terelakkan lagi baik untuk orang dewasa maupun anak-anak.
7. Sulit berkonsentrasi
Anak-anak yang terlalu lama bermain gawai akan sulit berkonsentrasi, terutama saat pelajaran sedang berlangsung. Screen time tinggi menurunkan kemampuan kognitif yang berfungsi dalam mekanisme pemecahan masalah.
Akibatnya, fenomena tersebut ‘melahirkan’ gangguan fungsi otak dan menyebabkan anak-anak kesulitan untuk berkonsentrasi.
8. Perkembangan anak terhambat
Saat ini, sudah banyak ahli medis dan pemengaruh yang mengedukasi masyarakat mengenai pembatasan screen time guna mencegah hambatan pada tum-bang atau tumbuh kembang anak.
In fact, terlalu sering bermain gawai mengundang pengaruh buruk bagi anak-anak, seperti speech delay (terlambat berbicara), perkembangan kognitif terhambat, hubungan sosial dan perkembangan fisik terganggu.
Cara Mengatur Screen Time yang Baik Pada Anak
Bukannya membawa manfaat, kurang bijak dalam penggunaan gawai justru menjadi malapetaka bagi penggunanya. Duh, amit-amit deh…
Jadi, bagaimana cara mengatur screen time yang baik agar gawai membawa manfaat bagi anak-anak?
Menurut American Academy of Pediatrics, ada beberapa ketentuan terkait cara mengatur screen time untuk anak, di antaranya seperti:
- Anak di bawah usia 18 bulan dilarang terpapar gawai. Pelarangan ini berlaku bagi semua jenis media, namun video chatting yang menyediakan komunikasi dua arah masih diperbolehkan dalam batasan waktu tertentu.
- Dampingi anak saat menggunakan gawai. Pemberian gawai pada anak usia 18-24 bulan wajib didampingi oleh orang dewasa terutama orang tua. Gunakan media berkualitas tinggi.
- Batasi screen time. Anak-anak usia 2-5 tahun diperkenankan menggunakan gawai dalam batasan tertentu yakni maksimal 1 jam per hari dalam pengawasan orang tua. Program berkualitas tinggi sangat disarankan.
Ketika membicarakan tentang screen time anak, seharusnya para orang tua lebih mengedepankan soal kualitas tontonan itu sendiri daripada jumlah waktu yang dihabiskan dan jenis teknologi yang digunakan.
Meskipun diperbolehkan, penggunaan gawai harus di-press sedemikian rupa dan memperbanyak aktivitas fisik, khususnya aktivitas di luar rumah.
Demi kebaikan bersama, bermain bersama anak-anak, ajari mereka kebaikan-kebaikan, berusahalah dekat dengan teman-teman mereka, serta ketahui apa yang anak lakukan saat bersama dengan teman-temannya.
Di samping itu, jangan lupa untuk memenuhi nutrisi yang mendukung kesehatan matanya. Selain makanan, nutrisi semacam ini dapat diperoleh dari vitamin mata yang mereka konsumsi, lho. Misalnya, vitamin mata Eyebost.
Vitamin mata Eyebost, atau yang dikenal juga dengan madu Eyebost, adalah madu herbal yang diformulasikan secara khusus untuk menjaga mata anak tetap jernih, tajam, fokus, dan sehat bebas dari gangguan mata.
Terbuat dari bahan-bahan 100% alami tanpa pengawet buatan, vitamin mata terbaik Eyebost merupakan satu-satunya vitamin mata yang aman dikonsumsi oleh segala usia, mulai dari anak-anak di atas usia 2 tahun hingga kalangan lanjut usia sekalipun.
Komposisinya pun tidak main-main. Satu botol Eyebost terbuat dari bahan-bahan berkhasiat tinggi seperti ekstrak bunga marigold, wortel, buah bilberry, dan madu hutan asli yang kaya akan lutein eye complex, antosianin, flavonoid, polifenol, serta vitamin A, C, dan E.
Yuk, jaga mata anak dengan Eyebost! Ingat mata, ingat Eyebost!
Tinggalkan komentar