Online Store Eyebost: Online 24 Jam

5 Gangguan Mata Akibat Cerebral Palsy yang Kamu Harus Tahu!

Shaffi Kareem

cerebral palsy

Pernahkah kamu mendengar tentang mata juling? Mata juling adalah kondisi di mana kedua mata tidak pada psosisi yang sejajar.

Di samping itu, mata juling atau yang dalam istilah medis disebut juga dengan strabismus membuat kedua mata tidak bergerak ke arah yang sama.

Strabismus atau mata juling sendiri merupakan gangguan mata yang erat kaitannya dengan saraf, khususnya saraf mata.

Namun, tahukah kalian bahwa mata juling merupakan salah satu indikator terjadinya penyakit saraf cerebral palsy.

Apa itu cerebral palsy? Jadi, cerebral palsy adalah suatu gangguan saraf otak yang membuat penderitanya kesulitan untuk bergerak dan menjaga keseimbangan tubuh.

Ingin tahu lebih jauh tentang cerebral palsy dan bagaimana hubungannya dengan mata? Simak terus ulasan di bawah ini ya!

Apa Itu Cerebral Palsy?

Cerebral palsy berasal dari dua kata yaitu cerebral yang artinya suatu hal yang berhubungan dengan otak dan palsy yang artinya lemahnya otot, sehingga cerebral palsy adalah sekumpulan gangguan yang menyebabkan pendritanya mengalami masalah pada otot akibat gangguan saraf otak.

Biasanya, penderita cerebral palsy harus menggunakan kursi roda atau alat yang digunakan untuk bergerak karena otot mereka terlalu lemah untuk menopang tubuh serta menjaga keseimbangan tubuh.

Selain itu, penderitanya juga cenderung tidak bisa memfokuskan kedua matanya yang mengarah pada strabismus.

Oleh karenanya, strabismus atau mata juling menjadi salah satu gejala atau tanda yang menyertai penyakit ini.

Kenali Juga: Dampak Astigmatisme pada Anak dan Ketahui Cara Pencegahannya!

Tidak hanya mata juling, nyatanya banyak dari penderita cerebral palsy yang menderita gangguan mata bahkan mengalami kebutaan.

Faktor Risiko Cerebral Palsy

Hampir semua jenis penyakit memiliki faktor risiko. Namun, tahukah kalian apa itu faktor risiko?

Jadi, faktor risiko adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko suatu penyakit berkembang dalam tubuh kita. Begitupun juga pada cerebral palsy (CP).

Dilansir dari laman Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito, adapun beberapa faktor risko CP yang terbagi dalam tiga fase (prenatal, perinatal, dan pascanatal) yang mana detailnya adalah sebagai berikut:

1. Prenatal

Prenatal berasal dari dua kata yaitu “pre” yang berarti sebelum dan “natal” yang berarti kelahiran, sehingga dapat disimpulkan bahwa prenatal adalah masa-masa sebelum kelahiran. Ada beberapa hal yang menjadi faktor risiko terjadinya CP sebelum kelahiran yaitu seperti:

  • Kelainan genetik
  • Infeksi saat berada di dalam kandungan, seperti infeksi toksoplasmosis, cytomegalovirus, rubella, dan herpes (TORCH)

2. Perinatal

Istilah perinatal berasal dari dua kata yaitu “peri” yang artinya sekitar atau selama, dan “natal” yang artinya kelahiran, sehingga istilah perinatal berarti masa selama atau sekitar proses kelahiran. Beberapa hal yang menjadi faktor risiko CP selama proses kelahiran yaitu:

  • Berat badan lahir rendah
  • Asfiksia
  • Hipoksia
  • Icterus atau kuning
  • Kelahiran prematur

3. Pascanatal

Pascanatal berarti masa setelah kelahiran sebab berasal dari dua kata yaitu “pasca” yang berarti setelah dan “natal” yang berarti kelahiran. Selain prenatal dan perinatal, terjadinya CP juga didukung oleh faktor risiko pascanatal seperti:

  • Perdarahan otak
  • Trauma kepala
  • Hipoksia-iskemia
  • Ensefalitis
  • Meningitis

Bagaimana Cerebral Palsy Mempengaruhi Mata?

Cerebral palsy merupakan gangguan yang menyerang saraf otak yang mana saraf otak merupakan bagian yang sangat penting bagi kinerja tubuh, termausk di dalamnya sistem penglihatan.

Mungkin banyak dari kita yang bertanya-tanya bagimana bisa cerebral palsy mempengaruhi mata atau sistem penglihatan?

Pada dasarnya, mata kita dapat melihat sesuatu sebab ada sinyal yang dikirimkan oleh saraf mata bernama saraf optik ke otak.

Sinyal tersebut kemudian diterima oleh bagian otak bernama occipital lobe (otak bagian belakang) yang berfungsi untuk menerima dan menginterpretasi informasi visual.

Occipital lobe bertugas menerima sinyal atau informasi yang dikirimkan oleh retina mata dan menginterpretasikan informasi tersebut ke dalam warna, gerakan, dan berbagai data visual ke otak sehingga kita bisa melihat apel berwana merah, dan lain sebagainya.

Bagaimanapun, secara umum, occipital lobe berfungsi untuk:

  • Mengidentifikasi warna
  • Menentukan kedalaman, ukuran, dan jarak
  • Menggerakkan mata
  • Mengenali benda dan orang

 Long story short, dengan adanya gangguan saraf otak seperti pada cerebral palsy, membuat sistem penglihatan menjadi terganggu.

Sebenarnya, hal ini tergolong umum terjadi, bahkan faktanya 1 dari 10 pasien cerebral palsy mengalami kebutaan dan 75-90% mengalami gangguan penglihatan dengan derajat keparahan tertentu.

Argumen tersebut dikuatkan dengan data yang diperoleh dari sebuah studi berjudul Ocular Abnormalities in Children with Cerebral Palsy di mana ada beberapa jenis gangguan mata yang menyerang penderita cerebral palsy dengan persentase sebagai berikut:

  • 50% menderita mata juling atau strabismus
  • 50% menderita optic atrophy
  • 47,7% menderita cortical visual impairment
  • 9,5% menerita nystagmus
  • 4,8% menderita kelainan refraksi

Jenis Gangguan Penglihatan pada Pasien Cerebral Palsy

Dalam sistem penglihatan kita, otak memegang peran penting dalam prosesnya. Setelah cahaya masuk dan difokuskan ke retina, sinyal dikirimkan oleh saraf optik menuju otak.

Akan tetapi, gangguan saraf otak yang terjadi pada cerebral palsy membuat proses ini terhambat.

Oleh karenanya, seringkali pasien penyakit ini memiliki gangguan penglihatan. Adapun beberapa jenis gangguan penglihatan yang biasanya dialami oleh pasien cerebral palsy antara lain seperti:

1. Cortical Visual Impairment (CVI)

Gangguan mata CVI adalah gangguan penglihatan yang terjadi bukan karena adanya kelainan pada mata, melainkan disebabkan oleh gangguan pada saraf otak. Hal ini menyebabkan anak-anak kesulitan untuk mengenali wajah orang.

Sayangnya, CVI atau cortical visual impairment merupakan penyebab gangguan penglihatan permanen pada anak-anak yang paling umum terjadi. Selain itu, biasanya CVI disertai juga dengan cerebral palsy atau terlembatnya perkembangan anak.

2. Mata Juling

Mata juling atau yang dalam istilah medis disebut dengan strabismus adalah gangguan mata yang ditandai dengan posisi kedua mata yang tidak sejajar. Tidak hanya itu, kedua mata cenderung untuk bergerak ke arah yang berbeda.

Gangguan mata juling dapat menyerang mata anak tanpa ada indikasi kesehatan tertentu. Akan tetapi, mata juling atau strabismus juga terjadi pada anak-anak yang mendrita gangguan otak seperti pada cerebral palsy.

3. Optic Atrophy

Optic atrophy atau atrofi optik merupakan suatu kondisi di mana saraf mata atau saraf optik yang bertugas untuk mengirimkan sinyal dari retina ke otak mengalami masalah. Hal ini mengakibatkan gangguan penglihatan bahkan kebutaan permanen.

Ternyata, gangguan mata ini merupakan salah satu gangguan mata yang paling sering terjadi pada pasien CP bahkan persentasenya mencapai 50%. Pada penderitanya, optic atrophy menyebabkan kesulitan membedakan warna, penglihatan tepi, ketajaman penglihatan, serta penglihatan yang buram.

4. Nystagmus

Nystagmus adalah gangguan mata yang menyebabkan mata bergerak dengan tidak terkendali. Biasanya, nystagmus dikaitkan dengan adanya kerusakan bagian otak, dan salah satunya adalah cerebral palsy.

Dalam sebuah studi berjudul Ocular Abnormalities in Children with Cerebral Palsy disebutkan bahwa anak-anak penderita CP yang menderita nystagmus adalah sebanyak 9,5%.

5. Kelainan Refraksi

Cerebral palsy atau yang disingkat menjadi CP merupakan gangguan pada saraf di otak yang memicu adanaya gangguan mata.

Adapun beberapa gangguan mata yang biasanya dialami oleh penderitanya, dan salah satunya adalah kelainan refraksi (4,8%).

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kelainan refraksi adalah gangguan mata terjadi akibat cahaya tidak dapat difokuskan tepat di retina sehingga menjadikan penglihatan menjadi buram.

Beberapa contoh kelainan refraksi yang mungkin menyerang mata penderita CP adalah rabun dekat, rabun jauh, dan astigmatisme.

Dengan mengetahui ulasan detail tentang cerebral palsy berikut hubungannya dengan kesehatan mata, kita semakin menyadari bahwa kesehatan mata sangatlah mahal. Sehingga, kita harus senantiasa memelihara kesehatan mata agar berfungsi secara optimal.

Cara menjaga mata pun sangat mudah dan murah. Beberapa hal yang dapat kita lakukan adalah dengan menerapkan healthy eating, istirahat cukup, batasi penggunaan gadget, penuhi asupan cairan harian, dan berolahraga secara rutin.

Di samping itu, mengonsumsi vitamin mata juga direkomendasikan sebab vitamin mata seperti Eyebost mengandung zat yang baik untuk mata seperti lutein, beta-karoten, viamin A, dan C yang berasal dari ekstrak wortel, bilberry, bunga marigold, flavour blueberry, serta madu asli sebagai pemanis alami yang kaya akan kandungan antioksidan.

Eyebost sangat aman dikonsumsi oleh anak-anak mulai usia 2 tahun hingga orang berusia lanjut, bahkan penderita diabetes sekalipun.

Apabila dikonsumsi secara rutin, Eyebost membantu penglihatan agar selalu jernih, fokus, dan tajam. Ingat mata, ingat Eyebost!

Bagikan:

Tags

Shaffi Kareem

ISFJ type of human.

Related Post

Tinggalkan komentar

Yuk pesan eyebost sekarang di eyebost.id agar mata makin sehat dan jernih
//
CS Gia
Online
|
//
Konsultasi